Sorry Mr. Husband (END)

47' Khawatir

Happy Reading ^^

***

Satu bulan terakhir mansion benar-benar tenang tanpa gangguan dari luar. Hubungan antara Celine dan Aaron semakin harmonis, dia dan Aaron sekarang sudah seperti perangko yang susah untuk dipisahkan. Rion juga berhasil menyelesaikan hukuman yang Aaron berikan.

Ia juga sudah tahu kalau Aaron mengirim Leo untuk membuat Rion gagal dalam menyelesaikan hukumannya. Namun, Leo gagal membuat Rion menjadi gila, mau tidak mau Aaron harus membuka tangannya menerima Rion Kembali ke sisinya dan sebagai konsekuensi, Leo harus kembali ke Moskow sesuai kesepakatan.

Namun, Leo terus membujuk Aaron untuk membiarkannya tetap berada di Italia. Aaron tetaplah Aaron, pria itu teguh pada keputusannya dan ingin mengirim Leo kembali ke Moskow. Hingga akhirnya Leo memohon pada Celine untuk membujuk Aaron agar bisa tetap di Italia melayani sang tuan.

Celine yang melihat ketulusan di mata Leo, Leo juga sudah tidak memiliki siapapun, ia merasa kasihan pada pemuda itu, akhirnya setuju untuk membantu. Malam itu, saat mereka berdua sedang bersantai di ruang tamu, Celine memutuskan untuk berbicara dengan Aaron. Tentu saja pria itu luluh dan membiarkan Leo tetap di Italia dan melayaninya. Posisi Leo berubah sekarang pemuda itu memiliki posisi sama seperti Elliot yaitu bayangan Aaron dan Rion Kembali menjadi tangan kanan Aaron.

Namun, keadaan mansion berubah menjadi suram setelah tiga hari yang lalu ketika tengah malam, saat orang lain sudah beristirahat, Elliot dan Leo datang ke mansion dengan tergesa-gesa. Setelah Elliot membisikkan sesuatu pada Aaron, mereka langsung pergi. Sebelum pergi, Aaron sempat menugaskan Leo untuk menjaganya. Penjagaan mansion juga sudah diperketat.

Celine tidak tahu apa yang sedang terjadi karena Aaron tidak mau memberitahunya dan Leo tetap bungkam, tidak ingin membuka mulut.

Hari-hari berlalu dengan Celine merasa cemas dan khawatir. Setiap kali ia mencoba bertanya pada Leo, pemuda itu hanya menjawab dengan singkat, "Maaf, Nyonya. Saya tidak bisa memberitahu Anda," pasti jawaban Leo akan seperti itu, ia selalu menghela nafas Ketika mendengar jawaban Leo.

Aaron sudah tidak bisa dihubungi sejak seminggu yang lalu, ia sangat tidak tenang, meskipun suaminya itu ditemani oleh Rion dan Elliot tetap saja dia khawatir. Bukan hanya khawatir pada Aaron tapi juga pada keselamatan Rion dan Elliot.

Malam ini ia duduk di ruang santai ditemani oleh Leo yang setia berdiri disampingnya, ia sudah berkali-kali membujuk pria itu untuk duduk Bersama dengannya disofa, tapi Leo tidak pernah menjawab pertanyaannya. Pemuda itu layaknya patung hanya berdiri tanpa berekspresi apapun. Celine menghela nafas, dari semua bawahan Aaron hanya Elliot yang bisa ia ajak bicara dan bercanda sisanya seperti Leo kaku.

Jam di dinding menunjukkan sudah tengah malam, namun Celine masih tak bisa tidur. Pikiran tentang keselamatan Aaron, Rion, dan Elliot terus menghantuinya. Ia berjalan mondar-mandir untuk menghilangkan kegelisahaanya namun sia-sia. "Leo, apakah tidak ada kabar dari tuanmu?" Tanyanya memastikan.

Leo menggeleng. "Tidak Nyonya."

Celine merasa semakin gelisah setelah mendengar jawaban Leo. Malam semakin larut, tetapi pikirannya tak kunjung tenang. Ia kembali duduk di sofa, memegang cangkir teh yang sudah dingin, mencoba mencari ketenangan dalam keheningan malam.

"Apa yang sebenarnya terjadi di luar sana, Leo?" gumam Celine, lebih kepada dirinya sendiri daripada bertanya kepada Leo.

Leo tetap berdiri di tempatnya, memandang Celine dengan penuh pengertian, tetapi tetap tak berkata apa-apa. Kesetiaannya kepada Aaron membuatnya enggan mengungkapkan apapun yang mungkin bisa memperburuk kekhawatiran Celine.

"Leo ikut aku," ajak Celine beranjak dari ruang santai, ia berjalan menuju mini bar yang memang ada di mansion ini.

Leo mengikuti Celine dengan patuh tanpa sepatah kata. Mereka berjalan menyusuri koridor mansion yang sepi menuju mini bar. Celine merasa lebih baik bergerak daripada duduk diam tenggelam dalam kekhawatirannya.