Happy, Reading^^
***
Udara sore ini sangat sejuk, matahari mulai menyembunyikan dirinya, tapi tidak membuat kedua insan yang berlawanan jenis itu untuk melepaskan pelukan mereka.
Celine memeluk tubuh Aaron dengan erat, mereka sedang menikmati matahari tenggelam di balkon kamar dengan damai.
Celine merasakan detak jantung Aaron yang tenang di bawah pipinya saat dia memeluknya erat. Udara sore yang sejuk dan sinar matahari yang mulai redup memberikan kehangatan yang menenangkan. Dalam pelukan Aaron, Celine merasa segala kekhawatiran dan keraguannya hilang sejenak.
Celine melepaskan pelukannya, matanya sekarang tertuju pada sosok pemuda dibawah sana yang sejak tadi selalu melihat kearah dirinya dan Aaron. "Kenapa sejak tadi dia menatap kita Aaron?"
Ia merasa Aaron menatap kearah pemuda itu dengan tajam, apakah ada yang salah dengan pemuda tadi. "Biarkan saja Love, dia bawahanku."
"Baiklah," Celine kembali mengalihkan pandangannya namu ia tidak melihat keberadaan pemuda tadi. Celine bangkit dari duduknya, namun sepanjang mata memandang ia tidak menemukannya.
"Pemuda tadi kemana Aaron?"
Aaron menatap tajam ke arah tempat di mana pemuda tadi berdiri. Dia kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke Celine, mengusap rambutnya dengan lembut.
"Jangan khawatir, Love. Dia hanya sedang menjalankan tugasnya," kata Aaron dengan tenang.
Namun, Celine merasa ada sesuatu yang tidak beres. Rasa penasaran dan sedikit kekhawatiran muncul di benaknya. "Tapi dia tiba-tiba menghilang. Apa yang sebenarnya terjadi, Aaron?"
Aaron tersenyum kecil, mencoba menenangkan istrinya. "Mungkin dia hanya berpindah ke tempat lain untuk melanjutkan pengawasannya."
"Begitu ya, baiklah."
Aaron mengangguk. "Kemarilah, aku ingin memelukmu lagi."
Celine kembali menelusupkan wajahnya pada dada bidang sang suami. "Oh iya, aku tadi sempat melihat luka goresan diwajahnya, kenapa dia bisa mendapat luka itu, Aaron?"
Aaron mengelus surai lembut wanitanya. "Mungkin ketika sedang menjalankan misi dia mendapatkan luka itu," jawab Aaron.
"Dia mendapatkan luka semengerikan itu mana masih muda, kasihan sekali," tutur Celine.
"Tidak perlu kasihan, itu adalah resiko yang harus dia terima karena pekerjaan ini menuntut siapapun untuk kehilangan apapun," jelas Aaron.
Celine menghela napas panjang. Dia memahami bahwa pekerjaan Aaron dan anak buahnya memang penuh dengan bahaya dan risiko, namun tetap saja dia merasa simpati kepada pemuda itu.
Celine mendongkak, menatap kearah Aaron, pandanganya dan pria itu bertemu. "Kamu juga memiliki bekas luka yang mengerikan dipunggungmu, aku ingin melihatnya," tangan lentiknya dengan lancang membuka kancing kemeja sang suami.
Aaron memejamkan mata sambil menahan nafas saat tangan lembut wanitanya menyentuh tubuhnya. Ia mencekal tangan wanitanya dan menatap tajam mata indah itu. "Jangan menggodaku jika kamu tidak ingin menerima akibatnya love," tekan Aaron dengan suara serak.
"Aku tidak menggodamu, aku hanya ingin melihat bekas luka di punggungmu Aaron," sangkal Celine.
Celine kembali mencoba membuka baju suaminya. Ia mengalihkan pandangannya menatap wajah sang suami yang terlihat seperti menikmati sentuhannya.
Aaron membuka matanya, ia menghela nafas panjang, godaan wanita didepannya sangat besar sekali, hanya sentuhan biasa bisa membuatnya terangsang. "Jika kamu tidak menyingkirkan tanganmu, aku akan memastikan kamu tidak bisa berjalan besok, ini peringatan terakhir dariku, love."

ESTÁS LEYENDO
Sorry Mr. Husband (END)
Ciencia FicciónTak pernah terbayang olehku akan bertransmigrasi ke dalam novel yang baru aku baca apalagi aku menempati tubuh tokoh yang paling aku benci yang paling terpenting tokoh ini sedang hamil anak dari karakter favoritku. Karina si penggila novel harus ber...