19. sisi lain dari kamu

44 2 0
                                    

Ikan hiu lagi ngaca
Buat kamu, selamat membaca hehe

***

Pagi ini di dalam kelas sepuluh IPA 2 mendapat kabar duka atas kepergian Riki yang berhenti dari sekolah dan kedua orang tua Riki berpamitan dengan guru-guru serta mengucap terimakasih telah menerima Riki di SMA Nusa Bangsa, seluruh murid di dalam kelas sangat terkejut mendengar kabar Riki akan keluar dari sekolah dan memilih homeschooling.

Keputusan itu jelas sudah dipikirkan matang-matang oleh Riki serta kedua orangtuanya, agar Riki lebih fokus dengan kesembuhan dirinya tetapi tetap bisa melanjutkan belajar nya di rumah. Rasa sedih dan terharu setelah mendengar kabar bahwa Riki dinyatakan memiliki penyakit kanker otak sangat membuat semua teman serta guru prihatin dengan keadaan nya.

Terutama Raina dan Hesti mereka berdua sahabat dekatnya Riki sangat terpukul mendengar salah satu sahabatnya sedang rapuh, tak terasa Raina meneteskan air matanya sambil memandang kursi kosong yang biasa di tempati Riki di sana.

Hesti yang mengerti dengan keadaan Raina memilih duduk di samping Raina tepat di kursi tempat Riki duduk bersama Raina.

Gadis itu membelai lembut punggung Raina sambil menarik Raina ke dalam pelukannya, "Kita masih tetap jadi sahabat Riki, sampai kapanpun," Raina hanya membalas dengan anggukan sambil meneteskan air mata.

Untuk saat ini mereka mendapat kabar bahwa Riki sedang tidak bisa dijenguk oleh siapapun, atas perintah dokter Riki harus fokus dengan kesembuhan nya. Supaya orang yang berkunjung tidak membuat Riki sedih atas apa yang ia alami.

Jadi, Raina dan Hesti sangat mengerti untuk tidak menemui Riki dalam waktu dekat ini hanya doa yang bisa mereka panjatkan untuk kesembuhan Riki. Sesekali Hesti terus menghibur Raina agar ia tidak kesempian walaupun dirinya juga merasa sedih tapi tidak sedalam Raina. Bahwa Hesti yakin kalau mereka bertiga akan tetap menjadi sahabat walaupun tidak berada di ruang yang sama.

"Udah kali sedihnya, Riki nya masih ada tuh di rumah sakit. Nanti kalo kita udah jenguk dia, kita bawain gado-gado kesukaan dia," ujar Hesti.

Raina melamun sambil mengaduk-aduk bakso nya yang sudah dingin.

"Rai! Lo denger gak sih gue ngomong apa? Dari tadi gue-nya dicuekin terus" Mulut Hesti mengerecut sebal karna dirinya terus-terusan mengoceh sendiri.

Raina tersentak,"Eh- maaf Ti aku jadi ngelamun."

Hesti mendengus,"udah ya sedihnya."

Raina tersenyum, ia sadar bahwa dirinya tidak seharusnya berlarut dalam kesedihan atas apa yang dialami Riki tidak merubah persahabatan mereka, toh mereka masih di dunia yang sama jika saling rindu mereka masih bisa untuk saling memberi kabar mengatur sebuah pertemuan.

"Rai, akhirnya si Lala diskors juga ya, gue udah jera banget sama tingkah lakunya."

"Ya dia pantas mendapat sebuah pelajaran, semoga dia gak ulangin kesalahan nya," ucap Raina sambil menyuap satu buah bakso ke dalam mulutnya.

Hesti berpikir,"kemungkinan tingkah laku Lala masih sama, selama Revan and the gank masih terus gangguin lo. Karna Lala tuh gak suka aja kalo Revan nya dia diambil sama orang lain." Lawan bicaranya hanya bisa terkekeh dengan gaya bicara Hesti, menurut nya sangat lucu ketika melihat Hesti berceloteh, layaknya seperti ibu-ibu yang sedang rumpi.

"Gue serius Rai, Lo hati-hati aja deh sama Revan and the gank."

"Iya Ti, tapi aku gimana mau menjauh sama mereka? Kita kan satu sekolah, apalagi kak Bisma guru eskul aku,"

"Bisa gak sih diganti aja tuh guru eskul nya?!"

Raina terkekeh, "enak aja kamu ngatur-ngatur, ini kan bukan sekolah nenek moyang kamu," ledek Raina sambil terkekeh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SENIORKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang