"Aku akan buktikan, Bahwa Aku Bisa"
±±±
Jari-jari lentik Bunda sangat lincah memetik gitar, alunan nada nya sangat terdengar indah. Dan suara nyanyian Bunda sangat merdu.
Raina memperhatikan Bunda penuh minat, sambil mengikuti bernyanyi bersama Bunda.
Karna ku sanggup, walau ku tak mau...
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu...
Tinggalkan aku... Hoo..
Kalau memang harus begitu...
-Agnes Mo. Karena ku sanggup
Raina tersenyum menatap Bunda, bangga dengan keahlian Bunda nya itu.
Bunda menghelus pelan rambut Raina.
“Suara kamu bagus. Masih mau kayak Bunda?” Tanya Bunda tersenyum sambil mengelus rambut Raina.
Raina hanya membalas nya tersenyum. “kamu harus jadi orang yang hebat, lebih hebat dari Bunda. Dan jadi penerus Bunda bermain musik” Perkataan Bunda benar-benar membuat Raina semakin bingung.
Sampai saat ini Raina belum bisa menghilangkan perkataan Bunda yang masih terngiang di telinganya Sambil memandangi selembar kertas pendaftaran eskul didalam kamarnya.
Ia ingin sekali seperti Bunda, bermain musik agar bisa menjadi kebanggaan Bunda sebagai penerus nya bermain musik.
Sejak kecil Raina sering mengikuti kemana Bunda pergi saat mengikut audisi bermain musik sambil bernyanyi solo.
Bunda selalu mengikuti audisi setiap ada perlombaan bernyanyi dan juga selalu mengajak Raina, ketika Raina masih berusia 6 Tahun.
Sejak kecil Raina selalu menonton penampilan Bunda, dan sesekali juga ikut bernyanyi dibagian kursi penonton. Dan bertepuk tangan paling semangat ketika Bunda berada diatas panggung.
Dan perkataan Bisma juga masih terngiang ditelinga nya.
Kalo lo ingin hebat, beranikan dulu diri lo. Agar bisa tunjukkan ke semua orang, kalo lo gak pantas untuk direndahkan
Raina mulai mengisi daftar isi dengan penuh minat. Ia akan ikut eskul musik, dan sudah tidak ada lagi keraguan untuk mengisi daftar itu. Setelah itu lembaran kertas itu ia simpan ke dalam tas sekolah.
***
Keesokan harinya. Revan datang memasuki gerbang sekolah bersama motor Ninja nya.
Baru saja ia melepaskan helm nya, sudah banyak saja yang memanggil namanya. Kebanyakan perempuan yang memanggil namanya.
“Kak Revan!” Sapa salah satu siswi.
Raina pun datang memasuki gerbang sekolah, melihat parkiran motor penuh siswi yang ia temui kemarin ditoilet sekolah. Rupanya mereka sedang mencari perhatian Revan yang kini sedang duduk di atas motor miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SENIORKU
Romance"Ketika Bola mata saling bertemu." Ini kisah masa-masa menjadi junior dan senior. Junior yang seperti Raina Vangelista, terlihat pendiam, kaku, tertutup, pemalu, cupu, namun selalu menjadi juara dikelas. Dan belum merasakan jatuh cinta. Menjadi jun...