23. Kebohongan yang Diketahui

14K 951 20
                                    

Pagi tiba. Langit di atas yang tadinya gelap kini menjadi terang. Semburat cahaya dari alam tanpa adanya sang matahari yang tampak kini menerangi dunia. Embun terlihat membasahi dedaunan dengan angin lembut yang menyapu berhembus saling mendayu-dayu. Kicauan burung membuat suasana pagi menjadi lebih elok.

Di istana, Charlotte yang masih tertidur kini bergerak gelisah. Matanya yang tertutup bergerak-gerak tidak nyaman saat merasakan hembusan di wajahnya.

"Bangun."

Suara seseorang yang dekat dengannya mampu membuat Charlotte yang tadinya enggan membuka mata kini dengan sempurnanya mengumpulkan kesadaran.

Saat membuka mata, Charlotte hanya bisa melotot dengan tubuh kaku, melihat wajah Lucifer yang kini berada di atasnya dengan sangat dekat.

"Bernapas." Lucifer tersenyum tipis sembari menekan lebih dalam tangannya di samping tubuh charlotte, membuat tubuh gadis itu semakin terbenam dalam kasur.

Charlotte membuang napasnya dengan perlahan, detak jantungnya tidak bisa ia kontrol karena posisi mereka yang sangat dekat. Lucifer yang berada di atasnya benar-benar seperti ingin menerkamnya sekarang.

"Tenang saja, aku tidak akan melakukannya sebelum kita menikah."

Lucifer terkekeh kecil lalu mengecup singkat pipi Charlotte, membenamkan wajahnya pada ceruk leher Charlotte hanya untuk menghirup aroma tubuh gadis itu.

"Tapi aku tidak janji," lanjut Lucifer.

Charlotte merinding sekujur tubuhnya, benar-benar mengerikan. Keberanian banyak bicara yang ia keluarkan dua hari yang lalu kini hilang sekarang. Ingin bangkit dan menjauh, tapi tubuhnya benar-benar terperangkap di bawah tubuh Lucifer.

"Tetaplah seperti ini, seperti aku yang hanya diam saat kau mencium-cium wajahku."

Charlotte dibuat mengingat kejadian dulu saat ia membawa kucing hitam yang ternyata adalah Lucifer. Setiap hari ia selalu mengelus kucing itu, mencium dan bahkan memeluknya.

Menggelikan sekali jika diingat. Untung ia tak pernah mengganti baju di hadapan kucing itu.

Lucifer menghembuskan napasnya di leher Charlotte, membuat gadis itu merasa geli.

Lucifer langsung menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Charlotte dengan sempurna dan memeluk gadis itu, lalu mengubah posisi mereka menjadi bersampingan namun tetap dengan posisi Charlotte yang dipeluk.

"Kenapa kau tidak bicara?" tanya Lucifer sembari menatap wajah Charlotte, gadis itu terlihat menghindari tatapannya.

"Kenapa kau takut?" tanya Lucifer heran. Gadis di hadapannya memang selalu berubah-ubah perasaannya.

".. aku ngantuk," ujar Charlotte pelan. Matanya ia tujukan pada dada bidang Lucifer, tidak mau melihat wajah laki-laki itu yang sangat dekat dengannya.

"Aku tidak suka kebohongan."

Kan. Jika Charlotte tidak yakin dengan ucapannya maka Lucifer akan bisa membacanya dengan mudah. Maka dari itu, ia benar-benar harus yakin dengan ucapannya meski itu adalah kebohongan.

Lucifer terlihat menyeringai samar lalu mengangkat wajah Charlotte untuk melihatnya. "Katakanlah."

Charlotte menggerakkan bola matanya kiri kanan agar tidak melihat mata merah itu. "Katakan apa?" tanya Charlotte.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?"

Charlotte menatap Lucifer. Senyum yang terpatri di wajah tampan itu membuatnya merinding. Lucifer terlihat seperti om-om yang haus akan belaian anak kecil.

EMPEROR'S DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang