Bab 30

5.5K 178 21
                                    

Hai guys, sebelum baca, mari kita cek askot kalian dulu dari mana? 👉👉👉

-***-

Nathan membawakan tas Zea ke kelasnya, gadis itu tak ambil pusing bagaimana cara Nathan membawakan tasnya, tadinya setelah valen dan vivian bercerita kejadian di auditorium yang tersebar di Gautama, bahwa bian mempermalukan sila, bahkan dihadapan banyak orang, laki-laki itu mengakui kalau dia tidak memiliki perasaan apapun seperti yang terlihat selama ini.

Zea tak percaya, kalau setelah dia memilih pergi ada kejadian seperti ini, tapi benarkah, selama ini yang ia lihat jika bian yang terlihat menyukai sila nyatanya adalah sebuah sandiwara.

Meskipun demikian, mereka sudah tidak memiliki hubungan apalagi, perubahan sikap bian tak akan membuatnya melunak, setiap kata dan tindakan yang dilakukan mantan tunangannya itu masih membekas begitu baik di hatinya,

Ketika jam istirahat, Zea tak sengaja berpapasan dengan sila, jelas sekali aura permusuhan dan dendam yang diperlihatkan oleh kakak tingkatnya itu, sorot mata sila begitu jelas mengobarkan kebencian, mungkin benar apa yang dikatakan valen dan vivian perihal bian yang mempermalukan sila, namun kerumitan dikepalanya tak berlangsung lama.

Gadis itu memilih untuk pergi ke tujuan semulanya, yaitu gudang sekolah ada sesuatu yang harus ia letakkan di sana, lain halnya dengan Sila, gadis itu lebih memilih mengikuti zea tanpa sepengetahuan gadis itu.

Setelah membuka pintu gudang, zea langsung masuk membawa satu kardus ukuran sedang yang sedang dipangkunya  ke dalam. Isi kardus yang dibawanya adalah perlengkapan kelasnya yang tak di pakai, gadis itu berinisiatif mengantarkannya sendiri setelah mengambil kardus itu dari ketua kelas, Itung-itung ia menjadi anggota yang juga bisa diandalkan.

Sila yang melihat zea sudah masuk, memanfaatkan kesempatan untuk menutup pintu dan menguncinya dari luar, salahkan saja kebodohan zea yang meninggal kunci dan gemboknya di pintu, sila tersenyum senang dan melemparkan kuncinya ke dalam tong sampah di depan gudang.

Zea yang hendak keluar gudang, terdiam sebentar melihat pintu yang tertutup, seingatnya pintu itu ia buka lebar sebelum masuk, kemudian ia melanjutkan langkahnya ke depan dan membuka kenop pintu berulang kali, namun tanda-tanda pintu itu akan terbuka tidak kelihatan sama sekali.

"Ini siapa yang iseng sih," Guman zea mencoba menggedor-gedor pintu berulang kali, sesekali berteriak di dalam untuk meminta tolong kalau ia terjebak di dalam gudang.

Teriakan seorang siswa yang setengah khawatir mengejutkan siswa-siswi yang mendengar teriakannya.

"SEKOLAH KITA DI SERANG, SEKOLAH KITA DI SERANG!!!"

Sontak saja, teriakan itu menimbulkan berbagai banyak reaksi, kepanikan apa lagi. Para siswa dan siswi yang sedang berlalu lalang ketika jam istirahat seketika heboh, sibuk memberi tahu yang lain, beberapa guru juga keluar dari ruangan guru ikut panik melihat asap hitam yang sudah mengepul ke udara di arah pintu masuk gerbang sekolah Gautama.

Valen dan vivian, yang memang berada di kelas dengan beberapa teman lainnya, terkejut, kala teman sekelasnya seorang cewek, datang tiba-tiba dengan napas ngos-ngosan.

"Guys buruan keluar, kita harus ke auditorium perintah dari kepala sekolah," ucapnya memegang dada.

"Memangnya ngapain? Ada acara mendadak?" Tanya seorang gadis yang kini tengah bercermin.

"SEKOLAH KITA DI SERANG, MEREKA UDAH MASUK KE DALAM KAWASAN SEKOLAH, JADI BURUAN KELUAR, SEMUA PELAJAR DI PERINTAHKAN UNTUK SEMBUNYI DI AUDITORIUM TERUTAMA YANG CEWEK!!! "

Mendengar itu, sekiranya yang di dalam kelas, langsung berdiri keluar dari dalam kelas, menuju ke arah Auditorium termasuk Valen dan vivian, saat mereka keluar sudah banyak yang berbondong-bondong menuju ke auditorium yang didominasi oleh perempuan.

ANOTHER SIDE (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang