BAB 40. GUS ARZHA DAN RAISA 🌻

4.5K 134 0
                                    

pagi ini seperti ucapan Gus Arzha kemarin mengajak Raisa untuk kembali ke ponpes,ya walaupun Raisa belum seutuh nya mau berpisah dengan sang ibunda,namun mau bagaimana lagi ia harus ikut kemana pun suami nya pergi

sudah selesai dengan segala persiapan,Raisa berpamitan kepada bunda yang masih di bilang jauh dari kata sehat,selesai sarapan pagi bunda di temani oleh papa di dalam kamar nya,sembari bunda ya g bercerita kepada papa saat-saat papa tidak ada di sisi bunda

sebener nya Raisa dan Ozie masih sangat jengkel dengan sifat sang papa,yang selalu plin-plan kemarin ia pilih ghalita dan seakan-akan tak ingin ke hilangan bunda,sekarang saat bersama bunda bahkan papa bisa saja merelakan ghalita untuk sekarang

Raisa masuk ke dalam kamar dan di susul oleh Gus Arzha di belakang nya,kemudian Raisa duduk di pinggiran kasur sedang kan Gus Arzha hanya berdiri saja,biasa lah bumil berdiri sedikit sudah rasa nya sungguh capek

"bunda,Isa pulang ya,bunda baik-baik di sini,mungkin setelah ini Isa bakalan jarang ketemu bunda lagi,tau lah sendiri mas selalu ngelarang Isa buat bolak balik ponpes ke rumah bunda" pamit raisa kepada bunda sembari mengelus punggung tangan nya

"iyaa,bunda juga gapapa kok,bener juga kata suami kamu,kamu masih dalam keadaan hamil jadi jangan terlalu capek" kata bunda dan berganti mengelus punggung tangan Raisa

"nanti kalau semisal nya bunda kangen sama Isa,telpon aja ya ntar Isa kemari kalau di izinin sama mas" ujar Raisa sembari cengingisan

bunda hanya tersenyum menanggapi anak nya yang sifat nya tak pernah berubah sejak dulu

"nanti kalau bunda kangen bunda yang ke sana sama papa,kamu tetap di sana aja,ingat kamu masih mengandung cucu bunda" ujar bunda sembari mengelus perut Raisa

jika di bilang kurang sehat si iya,tapi setidak nya rasa gembira bunda sudah sedikit kembali semenjak papa ada di sisi bunda

"bundaa,aza pulang dulu ya,bunda cepat sembuh,jangan gini terus ya Bun" kata Gus Arzha

"iya za,hati-hati ya,kalau bawa motor jangan kebut-kebutan,bunda juga titip isaa jangan Isa"

"siap bunda,pah aza pulang ya" pamit Gus Arzha dan menyelami bunda dan papa dan begitu juga dengan Raisa

"iya za, hati-hati papa titip putri papa ya,di jaga selalu sama cucu papa juga di jaga"

"iya pah"

selesai pamitan mereka keluar dari kamar bunda,dan di ruang tamu sudah ada Echa yang sedang terduduk sambil termenung,ya kalau di bilang ihklas ya ihklas,tapi kalau masih teringat mau gimana lagi

"udaa Cha,gausa di fikirin lagi, ihklasin ya,gimana sky mau tenang kalau kamu nya aja ga ihklas"

lamunan Echa buyar seketika,dengan cepat ia langsung mengusap air mata nya,ternyata ia sedang menangis

"jangan nangis terus dong, semangat" kata Raisa mencoba menyemangati Echa

"aku pulang dulu ya,aku titip bunda sama kamu,mungkin selama hamill aku bakalan jarang balik ke rumah ini,jadi aku titip bunda,kalau ada apa-apa hubungi aku ya" pamit Raisa

"iya sa,Lo juga jaga kesehatan ya,juga di jaga tuh calon keponakan gue,buat pak Arzha saya titip Isa ya pak"

"iya chaa,saya jagain kok,kamu juga ya jaga kesehatan jangan terlalu memikirkan orang yang sudah tiada"

Echa hanya mengangguk menanggapi perkataan Gus Arzha,mungkin setelah ini ia akan merasa kesepian karena sudah tak ada sky di rumah ini,biasa nya rumah ini akan selalu ramai walaupun cuma di isi tiga orang,siapa lagi kalau bukan sky yang meramaikan rumah ini,bahkan terkadang bunda sampai frustasi mendengar suara Echa yang selalu mengadu pada nya karena di ganggu oleh sky,namun itu adalah cara satu-satunya bunda tak termenung karena jauh dari papa,walaupun Echa sedikit kreyak tapi bunda selalu menanggapi nya dengan positif,rumah ini banyak kisah DNA kenangan nya bersama sky,dan rumah ghalita adalah saksi bisu atas kepergian sky dan juga banyak kenangan nya di masa-masa pertumbuhan dewasa nya sky

GUS ARZHA DAN RAISA On-GoingWhere stories live. Discover now