Prometheus Children 3 Chapter 4(part2)

71 3 6
                                    

Setelah berjalan beberapa menit, akhirnya aku sampai di tempat berkumpul yang sudah disediakan. Seperti yang aku duga, para siswa sudah berada disini jauh lebih pagi dan sepertinya mereka sudah membentuk regu masing-masing.

"Ah... Jadi itu alasan mereka berangkat lebih awal." Bergumam pelan, aku akhirnya mengerti kenapa para siswa berangkat lebih awal.

"Um, Nico, apa kau pikir kita masih bisa dapat regu?" Disampingku, Micky bertanya sambil melihat sekeliling. Sepertinya dia juga tidak tahu jika sebagai siswa kami harus berangkat lebih awal untuk membuat regu.

"Entahlah, tapi semua sudah terjadi, jadi kupikir sebaiknya kita berkeliling mencari regu yang masih kekurangan orang ." Dengan suara lemas aku menyarankan itu pada Micky. Sepertinya menjadi orang terakhir yang mencari regu akan merepotkan.

"Um, kau benar...." Dan mendengar Micky menjawab dengan lemah, aku tahu jika dia juga memikirkan hal yang sama.

"Oh Nico akhirnya kau datang huh? Cepat kemari!" Saat aku dan Micky sedang melihat-lihat, aku mendengar suara seseorang memanggilku.

"Sakuya senyor?" Dan saat aku mengikuti arah suara itu berasal aku melihat Sakuya senyor yang sedang melambaikan tangannya padaku dari jauh.

Berbeda dari biasanya, Sakuya senyor kali ini mengenakan seragam khusus berwarna hitam dengan rok putih dan jubah kulit binatang menghiasi pundak kanannya.(Silahkan lihat gambar pada prolog)

Aku dengar jika itu adalah seragam khusus untuk pengawas pelatihan, meskipun gaya kas benua ini dari seragam pengawas agak bertolak belakang dengan wajah orientalnya, tapi entah kenapa hal itu justru memberikan kesan kecantikan uniknya semakin memancar. Cukup untuk mebuatku tercengang sesaat.

"Umm... kenapa kau melihatku seperti itu? Apa baju ini terlihat aneh untukku?" Tapi sepertinya, pemakainya sendiri tidak sadar dengan seberapa cantiknya dia.

"Tidak bukan begitu, sejujurnya seragam itu sangat cocok denganmu, senyor." Harus aku akui, rambut hitam keunguannya justru terlihat serasi dengan seragamnya.

"Ngomong-ngomong, kenapa senyor memanggilku?" Yah, jika pengawas sampai memanggil, harusnya itu adalah hal yang pentingkan? "Ah soal itu, kupikir kau dan temanmu sedang mencari grup jadi aku memanggilmu."

Jadi ada grup yang masih kekurangan anggota? "Aku mengerti, jadi dimana mereka?" Saat aku menanyakan itu, Sakuya senyor segera menunjuk kesuatu arah, dan saat aku mengikuti arah jarinya....

"Ugh....?!!!" Aku melihat Lilly dan Gloria sedang berdiri dibawah pohon, serius setelah membuat mereka berdua marah dan sekarang aku harus satu regu dengan mereka?!

"Uwah, Nico...." Disampingku, Micky membuat ekspresi yang seolah berkata 'sepertinya ini akan merepotkan' saat melihat kearah yang sama.

"Anu senyor, apa tidak ada regu lain yang kosong?" Menanyakan itu pada Sakuya senyor, aku berharap jika masih ada regu lain yang bisa aku pilih, serius jika aku bergabung dengan Lilly dan Gloria, pasti suasananya akan sangat canggung.

"Sayangnya tidak ada, kau tahu harusnya setiap regu beranggotakan lima orang, dan saat ini hanya tinggal mereka berdua yang masih tersisa." Dengan kata lain, saat ini bahkan kami masih kekurangan satu orang. "Kau tahu Nico, bahkan jika kita para ksatria tidak suka dengan para penyihir, setiap regu masih harus memiliki setidaknya dua dari setiap kubu."

Jadi walau ksatria dan penyihir memiliki hubungan yang buruk, pada kegiatan ini kami harus bisa mengesampingkan ego kami huh? Ku akui itu adalah pilihan yang tepat. Tapi masalahnya bukan itu sih.

"Y-ya... Sebenarnya mereka kenalanku.", " Oh, bukankah itu bagus." Ya harusnya memang begitu, tapi dengan keadaan kami sekarang sepertinya menjadi satu regu adalah keputusan yang buruk. Aku ingin menyampaikan itu pada Sakuya senyor, tapi aku mengurungkannya karena tidak mau menambah beban untuk senyor.

"Kalian berdua, aku sudah menemukan anggota regu untuk kalian." Membawa aku dan Micky kepada Lilly dan Gloria, senyor mengatakan itu.

"Huh?!" "Ugh...." Dan seperti yang aku duga, mereka membuat ekspresi terkejut saat melihat aku dan Micky.

"Ha-halo..." Memaksakan senyumku, aku menyapa mereka. Aaaarrghh!!! ini canggung sekali!

"Baiklah, dengan ini semua orang sudah mendapat regu, karena kalian adalah regu terakhir mau tidak mau kalian harus berusaha dengan kondisi regu yang kekurangan satu orang." Menjelaskan itu senyor menulis sesuatu pada buku catatan yang dia bawa, sepertinya itu adalah list regu yang sudah terbentuk.

"Sebenarnya aku cukup yakin bisa mencover satu orang yang kurang." Aku menyarankan itu setelah mendengar penjelasan Sakuya Senyor. Lagi pula, aku cukup yakin dengan kemampuanku sebagai watcher.

"Oh, itu bagus. Kalau begitu aku tidak perlu khawatir lagi. Nicholas, Michaela, Gloria, dan Lilliana, dengan ini grup terakhir sudah selesai didaftarkan." Mengakhiri catatan, Sakuya senyor menutup bukunya dan tersenyum pada kami semua.

" Baiklah, dengan ini kegiatan siap dimulai, kalian semua semangat! Dan Nicho jangan kecewakan aku!" Setelah menyemangati sambil mengacungkan jempolnya pada kami, Sakuya senyor segera pergi untuk melapor, meski hanya sekejap aku menyadari jika senyor kilatan lelah.

Tapi aku yakin dia akan baik baik saja, lagi pula aku punya masalah sendiri yang harus aku hadapi. Dan saat aku melihat kembali anggota grupku... aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa.

"Hee ... Jangan kecewakan aku dia bilang, tuan muda, sepertinya anda cukup dekat dengan senyor itu." Dan saat aku masih bingung dengan apa yang harus aku katakan, Lilly justru mengatakan itu dengan tatapan sedingin es." Lilly, aku bisa jelaskan semuanya!"

"Nicho kau... Bukan hanya aku, jangan bilang kau bahkan menguntit kakak kelasmu juga?" Dan Gloria, dia mengatakan itu sambil melihatku dengan jijik. " Sebentar Gloria, kata-katamu bisa membuat orang salah paham!"

"Ni-Nicho kau menguntit nona Gloria?!" Dan Micky yang aku harapkan menjadi rekan seperjuangan justru menjadi orang pertama yang salah paham. "....."

Sebentar, apa aku satu-satunya orang yang merasa canggung disini?! Sangat menyebalkan, tapi itu membutuhkan lima menit penuh untuk menjelaskan kalau Sakuya senyor hanyalah masterku sebagai valet dan aku tidak punya maksud sama sekali untuk menguntit Gloria.

"Master valet huh? Sepertinya anda sangat beruntung mendapat master secantik itu.", "Benar Lilly, sudah jelas dia pasti langsung klepek-klepek saat senyor itu memintanya menjadi valet." Aku ingin tahu, sebenarnya Gloria punya dendam apa padaku.

Lalu setelah itu, pembukaan pelatihan pun dimulai. Setelah sambutan dari ketua pengawas, akhirnya gerbang tebal yang menghubungkan bagian dalam akademi dan hutan rohpun dibuka.

Serentak, regu-regu yang sudah dipersiapkan berjalan keluar dari gerbang, menuju hutan gelap dengan berbagai monster dan roh liar didalamnya.

Sedangkan reguku, suasana yang tadinya aku anggap cair, kini kembali menjadi canggung. Aku tidak suka suasana ini, tapi bahkan aku tidak tahu harus mulai darimana untuk memecah suasana disini.

Sambil memikirkan itu, aku melangkahkan kakiku menuju hutan gelap yang entah ada apa didalamnya.

Author note:

Yah akhirnya author update lagi setelah sekian lama, author cm bisa bilang maaf karena makin tua makin banyak aja kegiatannya🥴....🙏.

Yah silahkan dinikmati, silahkan kasih star jika suka, atau komen jika ada yang ingin disampaikan🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang