epilog(part 2)

2.2K 184 40
                                    

Aroma lembut yang bercampur dengan bau rerumputan tercium, perasaan dingin dari angin yang berhembus di pipinya perlahan membuat Nicho terbangun.

"Hnn?"

Dan saat dia membuka mata, dia menemukan dirinya berada di sebuah taman kecil yang di kelilingi warna putih. Seolah taman tersebut berada di dalam ruang kosong tak berujung.

"Apa yang terjadi padaku?"

Hal terkahir yang Nicho ingat adalah ketika dia sedang memeluk Lilli, dan setelah itu...

"Semuanya menjadi gelap."

Pandangannya menjadi gelap secara tiba-tiba. Mungkin, dia kehilangan kesadaran karena terlalu lelah atau terkena efek samping setelah menggunakan kekuatan Anti-deity yang dia dapat, atau justru keduanya adalah alasan yang membuatnya berada di tempat aneh ini. Mengabaikan pikirannya, Nicho memeriksa sekitar.

Pemandangan tanpa awan, tanpa langit, tanpa sedikitpun tanda adanya tanah atau air di luar taman kecil yang dia tempati. Sejauh mata memandang, di luar taman hanya ada ruang putih tak bertepi.

"Ah master, anda sudah bangun?"

Dan saat Nicho sedang mencoba memahami tempat asing ini, sebuah suara manis yang mengingatkan pada dentingam lonceng terdengar di belakangnya.

Itu adalah suara dari gadis mungil dengan rambut berwarna perak platinum, wajah manisnya yang mirip boneka memberikan kesan kekanakkan yang kental. Meski begitu, pakaian one-piece putih tipis yang dia kenakan entah kenapa memberi daya tarik tersendiri pada penampilan mungilnya.

"Kau?"

"Phrometeus, enlightment interface system, Code name; Iona ... yup itu adalah nama saya, tapi anda bisa memanggil saya dengan Iona, master."

Memperkenalkan dirinya, gadis itu memandang Nicho dengan mata berwarna safirnya yang indah.

"Kau adalah suara yang membimbingku dalam perterungan itu, benarkan?"

"Unn, anda benar."

Membusungkan dada datarnya dengan bangga, gadis itu membuat bunyi "fufun" dengan hidungnya. Untuk beberapa saat, Nicho menyadari ada beberapa hal yang tidak sesuai ingatannya.

"Kupikir kau adalah tipe orang yang dingin seperti robot?"

Benar, seharusnya suara yang sudah membimbingnya terdengar lebih dingin dan kaku seperti robot.

"Well, anda benar. Pada dasarnya saya adalah sebuah sistem tanpa emosi yang hanya bergerak berdasarkan respon yang diperlukan. Tapi terima kasih karena anda sudah memilih untuk menggunakan senjata Anti-Deity tertinggi; Zul-Fikhar dan membuat kepribadian anda hancur, saya menjadi memiliki alasan untuk melakukan back up pada emosi anda. Lalu dari hasil back up tersebut, saya mengkopi dan menerapkan sebagiannya pada sistem pembuat keputusan yang saya miliki untuk menyesuikan diri pada anda. Dan taraaa, sekarang ini adalah kepribadian yang saya miliki."

Membuat senyum nakal gadis itu kembali membusungkan dadanya.

Dan Nicho, saat dia mendengar jawaban Iona, dia akhirnya menyadari sesuatu.

"Perasaan?"

Benar, dia masih belum mendapat kembali perasaanya. Memegangi dadanya yang terasa hampa, Nicho memandang balik pada Iona.

"Anda tidak perlu khawatir. Seperti yang saya katakan, saya sudah melakukan back up pada emosi anda."

Meski itu adalah berita baik, tapi untuk Nicho saat ini, dia tidak merasakan perasaan lega sama sekali. Bahkan, bisa dikatakan jika dia sendiri tidak bisa memahami apa itu perasaan lega.

Prometheus ChildrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang