BAB 29

36 13 71
                                    

_happy reading 🌻_

“LEPASIN GUE!!” berontak Jenan saat polisi memborgol tangannya.

“Kevin, Jenan. Sudah lama kita tidak bertemu, tapi kelakuan kalian masih samanya brengsek ya.” Ujar Janu menatap Jenan dan Kevin yang menatap Janu tajam.

“LO YANG BRENGSEK!” Teriak Kevin.

Janu tersenyum remeh ke arah Kevin dan Jenan.

“Gue brengsek? Hahaha..liat tuh bahkan anak Lo berdua aja sampai takut ngeliat kalian berdua.”

Jenan dan Kevin menatap ke arah Zidan dan Wawan yang bersembunyi di belakang Senja.

Jenan menatap Janu tajam, “JANGAN SO SUCI LO BANGSAT!! LO JUGA BUNUH ANAKNYA BIMA!”

Senja membuang permen karetnya, lalu mendekat ke arah Jenan dan Kevin. Tentunya tangan kiri dan kanannya tetap di pegangin oleh Wawan dan Zidan yang masih sembunyi di belakangnya.

“Gak salahkah Om? Bukannya semua pembunuhan itu dilakukan oleh kalian berdua?” Senja tersenyum menatap Jenan dan Kevin yang menatapnya tajam.

“Kalian yang bunuh semuanya, dan membersihkan nama kalian dengan cara menjadikan orang lain kambing hitamnya.”

Semua orang menatap Senja serius, termasuk Jenan dan Kevin yang menatapnya semakin tajam.

“Kalian membunuh anak Om bima, dan menjadikan papi sebagai kambing hitam nya. Lalu kalian membunuh Sky, dan menjadikan Om Bima sebagai kambing hitam nya. Membunuh orang tua Hesa, dan menjadikan orang tua Dino sebagai kambing hitam nya. Membunuh orang tua Dino dengan dalih kecelakaan, padahal itu adalah ulah Kalian. Lalu sekarang kalian ingin membunuh saya, dan menjadikan kedua anak kalian menjadi kambing hitam selanjutnya!?”

“Benar bukan?” Senja menatap keduanya yang masih menatapnya tajam.

Sedangkan yang lain, mereka terkejut dengan kebenaran yang baru saja Senja ungkapkan.

“Senja, maksud Lo..orang tua gue?” Senja menatap ke arah Dino yang berkaca-kaca.

“Iya, orang tua Lo bukan hanya kecelakaan. Tapi mereka juga dibunuh.” ujar Senja

“Senja, gimana kamu bisa tau?” Tanya Janu yang juga terkejut dengan fakta yang baru saja Senja ungkapkan.

Senja menatap ke arah Janu, lalu menghela nafasnya.

Flashback

“Ini kan…bokap nya Zidan sama Wawan” Azka, Jay dan Senja saling tatap.

“Gue gak salah lihat kan? Ini beneran Om Jenan sama Om Kevin!?” Ucap Jay.

“Ko gue kaya gak asing ya sama namanya?” Azka menatap ke arah Senja.

“Kita kembali ke kampus, tetap pura-pura tidak tahu apa-apa.”

***

“Lalu hal keduanya apa bang? Lo bilang ada dua hal yang mau Lo omongin ke gue?” Tanya Senja pada Dino.

Dino melihat ke arah Senja dengan gan serius “hati-hati sama mereka berdua! Jangan terlalu percaya sama…Zidan dan Wawan! Mereka penghianat!! Mereka mengkhianati Lo!”

“Awalnya gue ngira cuman Zidan doang, tapi ternyata waktu di toilet gue denger perkataan mereka berdua.”

Senja terdiam dengan penjelasan Dino.

“Senja, bukannya gue mau menjelekkan mereka, tapi itulah yang gue lihat dan dengar.” Ucap Dino pada Senja yang hanya diam saja.

Senja menghela nafasnya, “makasih bang, udah mau ngasih tau gue. Gue bakal selidiki dulu.”

Don't Judge A Book By Its Cover (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang