Kesibukan adalah hal yang paling dia sukai selama hidupnya, terlebih jika kesibukan itu menyenangkan hatinya. Seperti mengganggu siapa yang pantas diganggu, mengstalking orang yang menurutnya menarik, dan membobol beberapa web atau akun orang lain sekedar untuk bersenang-senang.
Seperti sekarang ini. Gadis itu bersenandung sambil menyalin data dan file penting dari laptop ke USB, dia bahkan cekikikan setelah mengetik pesan melalui akun yang disadapnya, membayangkan ekspresi orang yang membacanya.
"Ga nyangka. Sekolah bergengsi pun bisa lalai juga."
Setelah selesai dengan file nya, dia memencet tombol Shut Down lalu menutup laptop itu setelah layar menghitam.
Mega mengambil hoodie hitam oversize, memakainya, lalu memakai tudungnya hingga menutupi sebagian wajah bagian atasnya, tak lupa juga dengan masker hitam menutupi bagian wajah bawahnya. Setelah itu menyimpan benda-benda penting yang dia butuhkan termasuk topi kesayangannya ke dalam tas selempang.
Gadis itu menggendong tas nya di pundak dan menyewot sebuah kunci di atas meja kerjanya, lalu keluar dari kamar ini dan mulai menuju garasi dimana tempat motor merahnya berada.
Damega Bentala. Gadis dengan kulit putih dan rambut hitam legam sebahu berpotongan wolf cut, menyukai dunia hacker karena tertarik dengan aksi-aksi programmer di serial komik kesukaannya, Detektif Conan.
Gadis tomboy itu memilih melanjutkan sekolahnya di Jakarta untuk menghindari ayahnya yang gila pangkat di Bogor.
Selesai dengan pemanasan motor, Mega memasang helm fullface nya lalu melaju menyusuri jalan raya gelap ini.
~•~
Rumah megah ini memang dirancang sesuai kemauan putri mereka. Gaya klasik dengan aksen monokrom memanglah tipe Alissa. Gadis itu juga meminta untuk mengadakan ruangan khususnya berlatih bela diri terutama taekwondo yang keseluruhan ruangan bertema abu-abu.
'Bugh!'
Masih dengan seragam sekolah almamater biru nya, dan bahkan rok se atas lutut yang masih menempel di tubuhnya. Alissa memasuki ruangan ini dan langsung menargetkan pukulannya ke samsak yang tergantung di sudut ruangan.
Lalu gadis itu meringis. "Aw, sakit!"
Jelas, samsak dengan berat 20 kilogram itu berisi karet vulkanisir padat yang akan menyakitkan jika dipukul menggunakan tangan tanpa boxing gloves atau sarung tangan tinju. Goyang tidak, malah tangannya yang sakit.
Setelah itu dengan kekuatan penuh, Alissa menendang benda merah di hadapannya sekuat tenaga sesuai apa yang dia pelajari hingga kini samsaknya bergoyang.
Tidak bisa jika dengan rok menggelikan itu, akhirnya Alissa berinisiatif untuk mengambil celana taekwondo putih miliknya yang tergantung di stand hanger
samping lemari piala.Saat tangan Alissa sudah menyentuh celana itu, pupil matanya bergerak ke arah kanan. Tepat sebelah lemari piala, ada sebuah meja kecil dengan amplop cokelat di atasnya.
Perhatian Alissa teralihkan. Dia tidak jadi mengambil celana itu dan justru meraih amplopnya. Lalu mendudukkan diri di kursi yang disediakan.
"Rasanya udah lama sejak gue jadi paparazzi," ucap gadis itu sambil membuka amplopnya, dia mengeluarkan beberapa lembar gambar laki-laki dengan jas almamater yang sama sepertinya, dengan berbagai pose.
Alissa mengangkat satu gambar itu tinggi-tinggi dengan wajah sumringah. "Dilihat dari sudut manapun, lo tetep aja ganteng."
"Gue ga pernah ga bisa dapat apa yang gue mau, tapi lo? Susah banget, anjir! Psikopat itu nempel mulu kek perangko."
"Apa gue harus ikut Bulan kali ini?"
~•~
Dering dari arah kasur tepatnya pada sebuah gawai berwarna biru muda di sana itu mengagetkan Bulan. Dia yang awalnya berdiri menatap jendela kini mulai mendudukkan diri di kasur.
Gadis itu menatap nama yang menghubunginya, lalu tanpa ragu-ragu langsung memencet tombol hijau. Terlihat di status bar hp itu, jam menunjukkan pukul 21.30.
"Hallo."
"Gue di depan ... Kalo gue ga salah rumah."
Bulan terkekeh mendengar penuturan Mega dari seberang. "Gimana ceritanya, tukang hack bisa salah alamat?"
"Gue masih pemula. Buruan, coba lo keluar buat mastiin gue bener apa ngga."
Bulan mematikan sambungan secara sepihak, lalu tanpa basa-basi lagi gadis itu keluar kamar dan langsung menuju pintu keluar.
Setelah pintunya terbuka, gadis pemilik mata kucing itu menampilkan senyum miringnya, menatap seorang perempuan setinggi dia berdiri dengan celana joger kedodoran dan hoodie oversize serta sebuah topi yang menempel di kepalanya.
"Long time no see," ucap Mega sambil membuka topi serta masker hitamnya, lalu tersenyum cantik menghadap bulan. Gadis itu mengangkat sebelah tangannya menyapa, "hai."
"Gue kek kedatangan Anonymous," ucap Bulan cukup terkejut dengan perubahan Mega.
"Sialan lo!" umpat Mega terkekeh sambil melayangkan pancalannya di hadapan Bulan yang langsung gadis itu elak.
Bulan hanya tersenyum. "Gue suka perubahan dan gaya rambut lo sekarang. So? Ada berita apa nih?"
Mega mengangkat tas selempangnya. "Semua ada di sini, its surprised."
"Kalo gitu. Masuk gih, gue ga sabar pengen tau apa itu."
Mega tanpa menurunkan senyumnya mulai melangkah masuk sesuai perintah Bulan.
Dia benar-benar berbeda dari Mega yang Bulan kenal dulu. Gadis itu memang berpenampilan urakan, cuma yang membuat Bulan terkejut adalah rambut Mega sekarang.
Dulu Mega sama sekali tidak pernah mau memotong rambut sepinggang nya, dan kini rambut hitam itu tinggal sebahu yang dipotong gaya wolf cut. Jika Mega kuncir ponytail rambutnya hanya akan sepanjang kupingnya saja. Perubahan yang keren.
~•~
Damega Bentala
(As Zee JKT48)karena ga nemu memb BM yg wolfcut jdi buat Mega kita pke cast Indo aja ya.
Bentar masih nunggu Asa wolfcut wkwk.TO BE CONTINUE>>
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTIHERO
Mystery / Thriller[Belum Direvisi] Bulan, siswi baru pindahan dari sekolah menengah biasa di desa, yang harus memasuki sekolah elit dengan kelas jauh level diatasnya. Dia harus hidup tercekik sistem hierarki, kehidupan modern, dan balas budi. Siapapun kamu, dekat ata...