Big Guts

51 13 15
                                    

Setelah berhasil menggaet seorang Direksi yang memegang kendali besar dalam aksi dan rencana sekolah, yaitu Alissa. Bulan yakin setelah ini dia akan dapat menjatuhkan Fio.

Tinggal dia membuktikan bahwa Fio pelaku pembunuhan Alin, dan sudah. Hidup Bulan akan tenang, tidak perlu ada hierarki, atau perundungan yang telah mengelilingi sekolah ini. Setelah Fio masuk sel tentunya.

Tinggal dia fokus untuk lulus dengan nilai sempurna lalu mencari beasiswa untuknya memasuki perguruan tinggi tanpa merepotkan siapapun, hingga nanti impiannya menjadi seorang Hakim tercapai.

Gadis itu berjalan angkuh menyusuri lapangan basket ini untuk menghampiri seseorang yang tengah asik dengan skateboard di bawah telapak kaki bersepatu Jordan 10 juta dollar nya.

"Farrelino yang terhormat, cabut posisi gue sebagai kurcaci atau gue kasih tau ini ke Jean," ucap Bulan tanpa basa-basi setelah dia berdiri tepat di hadapan pria dengan skateboard nya itu.

Gadis itu menunjukkan foto polaroid itu lagi sebagai ancaman, kali ini ke hadapan ketua Koordinator, Farrelino.

Bulan menyadari seseorang telah mengatur DSLR nya hingga setiap gambar yang diambil akan memunculkan sebuah watermark di pojok bawah gambar. Dan foto punggung Jean yang Bulan temui di tas Alissa itu memiliki watermark dengan nama 'Farrel keren' disana.

Farrel keren? Farrel bodoh iya.

Bulan yakin Alissa meminjam kamera Farrel untuk memotret Jean. Double benefit, kebodohan mereka membuka peluang Bulan untuk mengancam keduanya dengan satu ancaman. Baguslah, Bulan tidak perlu susah-susah mencari aib Farrel.

Sungguh, walau dia sadar dia orang miskin, tapi tetap saja menjadi kurcaci sangat bukan gayanya. Bulan sangat membenci makhluk itu dari kecil, mereka tolol Bulan rasa.

Pria bertindik itu mengernyit, lalu tertawa meremehkan. "Ngapain lo nunjukkin foto punggung ke gue? Mulai ga waras lo?"

Bulan pun tertawa remeh dengan ekspresi agak dipaksakan. "Look!" ucapnya sambil menunjukkan apa yang sebenarnya mau dia tunjukkan, yaitu watermark 'Farrel keren' yang ada di bawah foto punggung itu.

"Anjir! Kok ada nama gue?" kaget Farrel setelah melihat namanya tertera di watermark itu. "Bentar," ucapnya lagi sambil memperhatikan foto punggung itu dengan lekat, hingga dia sadar jika itu adalah rivalnya, Jean. Ini pasti ulah Alissa.

"Anjing, kok bisa ada di lo?!"

Bulan hanya mengedikkan bahunya. "Lo mau berhentiin gue jadi kurcaci, atau ini bakal gue sebar. Apa jadinya kalo seluruh orang di sekolah ini termasuk Fio, berasumsi kalo lo gay?"

"Anying emang lo!" gemas pria itu dan hampir mengetuk kepala Bulan sebelum gadis itu berhasil mencekalnya.

"Gausah main tangan, dasar banci!" sarkas Bulan tanpa takut.

Farrel tentu saja semakin emosi, pria itu kini membuang skateboard nya sembarang lalu mendorong kedua bahu Bulan hingga gadis itu memundurkan langkah. "Apa lo bilang? Banci? Emang bener harusnya gue minta cabut beasiswa lo, dan gausah ngerusuh di sekolah ini!"

Dorongan keras di bahunya itu cukup nyeri, namun tak membuat Bulan menciutkan nyalinya. "Why? Lo takut?"

"Apa jadinya kalo gue berhasil ngungkap kasus pembunuhan Alin, eh?" lanjut gadis itu lagi yang semakin menaikkan aura merah menyala dari ubun-ubun Farrel.

"Monyet!"

"Wow, kenapa lo emosi? Lo yang bunuh dia kah?"

'Bruk!'

Tubuh Bulan kini ambruk di lantai lapangan basket ini, setelah sekali lagi Farrel mendorongnya dengan tenaga lebih besar.

Lalu pria itu berjongkok di hadapan Bulan dengan satu kaki yang menekan perut gadis itu agar tidak mudah bangkit, dan sebelah tangan bertumpu pada lututnya untuk menjaga keseimbangan ketika kepalanya mendekat.

"Berhenti cari tau soal kasus itu, dan gue berhentiin lo jadi kurcaci," bisiknya kemudian.

Bulan menyingkirkan kaki Farrel dari perutnya lalu segera berdiri. Gadis itu menepuk-nepuk seragamnya, "sepatu lo kotor banget njir!" umpatnya karena menyadari rompi biru dongker bagian perutnya kini terjiplak debu berbentuk sepatu milik Farrel.

Farrel tersenyum miring, patut diacungi jempol lima belas nyali Bulan menurutnya, gadis itu tidak pernah takut padanya lain dari murid-murid yang lain.

"So, lo bakal cabut peran gue asal gue berhenti cari tau kasus Alin? Okey nice, berarti foto ini boleh gue sebar 'kan?"

Dua kata yang Farrel pikirkan sekarang, Bulan setan. Ternyata gadis itu sama bahayanya dengan Fiony.

Pria itu mengacak-acak rambutnya, langkah mana yang harus dia ambil? Melindungi seseorang? Atau melindungi diri sendiri? Ah, 'gay' adalah kata ter-anti baginya. Kalau begitu untuk melindungi dirinya sendiri, kini Farrel menunjuk Bulan dengan geram.

"Awas aja kalo sampe lo sebar tu foto, gue mutilasi lo."

"Tergantung, lo bisa amanah apa ngga. Gue ga bakal segan-segan ngasih tau ke orang-orang kalo lo suka fotoin Jean diam-diam."

"Oke! Gue cabut peran lo jadi kurcaci!"

Bisa saja Farrel membela diri nantinya jika yang mengambil gambar Jean itu bukan dia tapi Alissa yang meminjam kameranya. Tapi justru itu, Farrel tidak mau sampai Alissa yang kena imbasnya.

Tanpa banyak orang ketahui, pria keras dan  garang itu memiliki sisi kakak yang amat menyayangi adiknya. Dia berkali-kali menutupi kesalahan Alissa serapat mungkin, walaupun itu akan membahayakan dirinya.

"Berarti gue bebas selidiki kasusnya 'kan?"

Farrel tidak menjawab, yang dia takutkan bukanlah penjara atau penurunan kasta. Tapi lagi-lagi dia menakutkan nasib Alissa jika sampai kasus itu terungkap. Farrel masa bodoh dengan dirinya yang bakal membusuk di penjara nantinya, dia tidak takut. Tapi jangan sampai Alissa.

"Diem, berarti iya. Okey deal 'kan ini? Gue cabut kalo gitu. Bye kak!"

Ucap Bulan lagi lalu pergi meninggalkan Farrel yang menatap tajam kepergiannya.

~•~

TO BE CONTINUE>>

ANTIHEROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang