***
Tatapan Elia tentu saja langsung horor ketika Marina tepat berada didepan matanya. Marina sedang memelototinya, persis seperti nenek lampir dicerita dongeng-dongeng yang pernah Elia baca.
"Apa yang kamu dengar barusan?" Tanya Marina dengan tatapan penuh selidik.
"A-aku, aku nggak dengar apa-apa kok Mbak." Dusta Elia.
"APA YANG KAMU DENGAR BARUSAN ELIA?" Sentak Marina membuat Elia benar-benar terkejut bukan main. Selama ini bahkan Elia tidak pernah melihat Marina semarah ini, atau ini memang tabiat asli Marina. Entahlah.
"Aku dengar kalau mbak Mar selama ini udah kasih vitamin penambah nafsu makan ke makanan nona." Ujar Elia.
"Ya itu memang kenyataannya, dan itu faktanya. Maka jangan sampai kamu mengatakannya pada nona atau siapapun terutama mas Jason, jika sampai kamu melakukannya..."
"Emangnya kenapa mbak Mar? Kenapa kalau aku sampai ngadu ke pak Jason?" Tantang Elia.
"Maka kamu akan tau akibatnya, aku bisa melakukan apa saja, apalagi menghancurkan keluarga kamu." Ancam Marina.
"Nggak, mbak nggak akan bisa lakuin itu." Ujar Elia tampak sedikit ketakutan melihat keseriusan Marina.
"Bisalah, kamu punya adik disabilitas namanya Berry-"
"Jangan! Awas kalau mbak sampai macam-macam sama Berry." Sahut Elia dengan penuh rasa panik.
"Aku bisa lenyapkan dia kapan aja Elia jika kamu sampai membocorkan rahasiaku. Tapi kalau kamu tutup mulut, maka semuanya akan aman, semoga kita berdua bisa bekerjasama." Setelah mengatakan hal itu, Marina pun menoel dagu Elia sekilas, lalu pergi meninggalkannya.
"Dasar wanita sinting!" Gumam Elia dengan penuh rasa kesal.
Sekarang Elia sangat bingung, jika ia tidak jujur dengan Jason tentang apa yang sebenarnya terjadi maka hubungan Jason dan Helena pasti akan terus memburuk seperti ini.
Tapi jika ia jujur, ia takut Marina melukai adiknya. Adik satu-satunya dan hanya Berrylah satu-satunya keluarga yang tersisa.
***
Helena merasa aneh dengan perutnya sejak siang tadi, bayi yang biasa aktif kini tendangannya seolah melemah dan tak seaktif biasanya. Tapi rupanya Helena tak terlalu mempedulikannya karena ia pikir bayinya mungkin sedang istirahat.
Perutnya juga sebenarnya terasa agak kram, namun ia pikir hal itu sudah biasa karena sebentar lagi ia akan segera melakukan proses persalinan.
Berat badan yang semakin naik dan keinginan untuk melakukan hubungan seks yang semakin turun nyatanya tak disadari Helena sama sekali. Hal itu tentu sangat mengganggu hubungannya dengan sang suami.
Helena tampak santai, sedangkan Jason harus berusaha keras untuk menahan seluruh keinginannya seorang diri.
Jason paham jika sang istri sekarang tengah hamil, tapi ia juga hanyalah laki-laki biasa yang masih punya keinginan kuat dalam bercinta. Jason begitu menginginkan istrinya tapi Helena selalu tidak pernah mau ia sentuh seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.
"Sampai kapan kita akan seperti ini?" Tanya Jason pada sang istri yang tengah menikmati kripik kentangnya sambil menonton televisi.
Helena sendiri sangat sibuk dengan aktivitasnya, ia sengaja menghiraukan Jason karena yang dibahas pasti masalah itu-itu saja.
"Helena please... Tolong... Kita perlu bicara serius." Pinta Jason sambil berlutut dihadapan istrinya.
Jason sudah merendahkan diri seperti ini, hanya dihadapan Helena saja ia mau melakukan hal ini.
YOU ARE READING
Married The Hot Bodyguard
RomanceMasalah besar menimpa Helena, ia yang sangat membenci bodyguard Ayahnya bernama Jason malah tak sengaja tidur dengan duda empat puluh empat tahun itu. Tak hanya itu, sebulan kemudian Helena dinyatakan hamil anak Jason padahal Jason sebentar lagi aka...