Chapter 3

381 54 2
                                    

Pukul 19.30 pm
Dikediaman Gio

"Ma, pa. Gio izin pergi keluar dulu ya" pamit Gio pada kedua orang tua nya yang tengah asik menonton tv diruang tamu.

"Kamu mau nongkrong sama teman kamu?" tanya Naila,mama Gio.

"Ga ma, Gio mau jalan sama pacar Gio" jawab Gio sambil memakai sepatu, lalu mama nya hanya membalas dengan ber oh ria saja.

Sementara itu, sedari tadi papa nya Gio yakni Arsalan tak lepas menatap lekat anak nya itu yang kini sedang sibuk mengikat tali sepatunya. Ntah apa yang ada dipikiran Arsalan, sehingga terlihat raut wajah khawatir dari dirinya sepanjang menatap anaknya.

"Gio" panggilnya

"Ya pa" jawab Gio tanpa menoleh sedikit pun ke arah papa nya,karena dia masih sibuk dengan sepatu nya.

"Papa tau kamu pacaran udah cukup lama, tapi kenapa sampai sekarang kamu belum juga ngenali pacar kamu ke mama dan papa?" tanya Arsalan membuat Gio menghentikan kesibukannya,lalu menoleh dan menaruh perhatiannya penuh pada pria paruh baya tersebut.

"Maaf kalau papa buat kamu tersinggung, tapi papa sama mama cuma pengen kenal aja sama pacar kamu. Lagian juga pacar kamu itu kan calon mantu papa sama mama, yang mana jika nanti kalian berjodoh dia akan jadi menantu kami juga.  Jadi ga ada salah nya kan papa sama mama pengen kenal lebih jauh lagi sama pacar kamu itu" lanjutnya.

Gio kemudian menghela napasnya panjang,"Gio ngerti kok maksud papa, dan sebenarnya Gio juga pengen cepat-cepat ngenali pacar Gio ke papa sama mama. Tapi setiap Gio ajak dia buat kerumah, dia selalu bilang kalau dia masih belum siap untuk ketemu papa sama mama" ucap Gio.

"Kenapa belum siap? Emangnya ada yang salah sama papa sama mama?" tanya Arsalan lagi.

"Ntah lah pa, Gio juga bingung. Tapi dia pernah bilang sama Gio, suatu hari nanti dia akan bertemu sama papa sama mama ya walaupun bukan untuk saat ini. Jadi Gio harap papa sama mama bisa memahami alasan pacar Gio, dan Gio juga janji akan terus bujuk dia untuk segera bertemu dengan kalian" balas Gio.

"Papa juga berharap semoga kamu bisa secepatnya memperkenalkan pacar kamu kepada papa dan mama. Dan semoga aja—dia yang terbaik buat kamu" ujar Arsalan namun tampak ragu dengan kata-kata nya itu.

"Aamiin, semoga aja pa" seru Gio dibarengin dengan tersenyum.

"Yaudah kalau gitu Gio pergi sekarang ya pa, ma. Takutnya nanti pacar Gio kelamaan nunggunya" kata Gio pamit pada kedua orang tuanya.

"Iya nak, kamu hati-hati dijalan, jangan ngebut" tegur Naila.

"Iya ma. Kalau gitu Gio berangkat dulu, assalamualaikum" ucap nya sambil menyalim tangan kedua orangtua nya.

"Wa'alaikumussalam"

Setelah Gio pergi,Naila kembali melanjutkan menonton televisi bersama suaminya. Namun, kini suaminya tampak tengah melamun seperti sedang memikirkan sesuatu. Menyadari suami nya yang dari tadi diam saja, Naila pun mengalihkan perhatian nya pada suaminya itu.

"Papa kenapa,kok dari tadi mama lihatin diam aja. Papa lagi masalah?" tanya Naila.

Terusik dengan suara istrinya, Arsalan langsung menoleh ke arah istrinya yang memang berada tepat disampingnya.

"Ah papa gapapa kok ma" jawab Arsalan.

"Papa jangan bohong deh, mama tau kok papa lagi mikirin sesuatu. Lagi mikirin apa sih pa? Gio?" tanya Naila menebak.

Seakan-akan tebakan istrinya itu benar, Arsalan pun langsung terdiam dan mengalihkan pandangannya kedepan.

"Iya ma, papa lagi mikirin Gio" lirihnya.

𝐀𝐜𝐜𝐢𝐝𝐞𝐧𝐭𝐚𝐥 𝐥𝐨𝐯𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang