𝘝𝘰𝘵𝘦 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘪𝘴𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘰𝘬. 𝘝𝘰𝘵𝘦𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬, 𝘨𝘳𝘢𝘵𝘪𝘴.
💐💐💐💐
Terlalu pagi sebenarnya bermain ke pantai. Namun itu memang tujuan mereka, menguasai bentangan laut dan hamparan pasir.
"Huahahahaha, ini daerah perbatasan kita Ki Teleng! " Garen membuat garis panjang sebagai batas dirinya dan Kenan.
"Lancang kau!, membagi tanah nenek moyang secara sepihak. " Kenan melempar sendal ke arah Garen.
Tak terima daerah mainnya lebih sempit dibanding Garen, Kenan menghapus garis itu. Lalu menggambar ulang.
Sedangkan di sisi lain. Ada Gibran dan Shea yang sedang berteduh di payung yang sama.
"Gimana kelanjutan hubungan lo dengan Alfan?" tanya Gibran akhirnya.
"Kita benar-benar usai. Tapi untungnya ada perbincangan, dan kedua pihak mengiyakan. " jawab Shea sambil menatap kosong pada Gibran di sampingnya.
Jawaban itu mungkin mengalir begitu saja dari mulut Shea. Namun sampai di Gibran terdengar seperti sindiran untuknya.
"Kalo lo, beneran balik buat tunangan?" Shea balik bertanya.
"Kalo udah nemu yang setara, kenapa harus ditunda-tunda. " Gibran terseyum manis mengingat gadisnya yang sedang ia titipkan pada bunda nya.
Shea balik tersenyum. Memaksa garis bibir itu untuk terus melengkung sempurna.
"Setelah itu gimana?" tanya Gibran. Namun dengan mata yang masih menatap ke atas.
"Usai, itu artinya selesai. Ga ada awal apa-apa lagi. Ga mengulang masa lalu, dan ga ada orang baru. "
"Lo beneran tau apa yang ga bakal terjadi dihidup lo Ce?"
"Tau lah, hidup hidup gue. Tapi kan alur bisa diubah sewaktu-waktu sama tuhan."
"Maaf ya Ce, waktu yang ngilangin perasaan itu.., "
"Waktu, atau orang baru?" koreksi Shea.
"Kalo misalnya kemarin gue ga berangkat kesana. Pasti ga bakal ada orang baru disini. "
Gibran lagi-lagi tersenyum. Untuk kesekian kalinya dia jatuh dengan pesona Hanami, tanpa wujud gadis itu di dekatnya.
"Dunia itu adil ternyata Ce. Apa yang lo bilang kemarin, baru bisa gue percaya hari ini. "
"Ya. Adil bukan berarti harus sama dengan manusia lainnya." timpal Shea.
"Jaga diri baik-baik ya She. Gue lebih tenang kalo lo sama Biru. 100% dia paling perfect buat lo. "
Bisa-bisanya cowok itu ngomong begitu. Padahal beberapa waktu lalu mereka hampir bermusuhan karena perkara siapa paling pantas untuk Shea.
"Dia yang perfect buat gue. Sedangkan gue banyak kurangnya buat seorang Biru Langit. "
"Kata siapa lo banyak kurangnya,"
Suara serak itu membuat Gibran dan Shea bangun bersamaan.
"Ru, dari mana aja lo. " Shea sedikit kaget dengan kedatangan cowok itu.
Pasalnya setelah sampai diparkiran, Biru memisahkan diri dari mereka.
"Masih mau ngobrol Gib?, gue mau bawa Shea dulu. " bukannya menjawab, cowok itu ikut bertanya.
"Bawa kemana lo mau, asal-"
Biru langsung memotong, "Dikembalikan ke lu?"
"Hahahaha. Sekarang serah tanggung jawab. "
Gibran menjabat tangan Biru,
"tugas gue udah selesai dari lama bre, tapi kemarin lupa nitipin ni bocah ke lo" ucap Gibran, melirik ke Shea."Gue juga punya cewe ya anjirr. " sinis Biru, menarik tangannya kembali.
"Yaelah gue titip Shea doang. Sambil lo malmingan, masih bisa mantau dari jauh kali. "
"Lo pada ngapa sih. Dikira gue apaan, di oper suka-suka. Main titip segala lagi, "
"Kalo ga mau bilang ga mau, balikin gue sama tuhan aja udah" julid Shea akhirnya.
"Lo pada, udah gede. Punya jalan masing-masing. Tanggung diri sendiri, ga usah mikirin gue. "
"Gue juga udah terbiasa tanpa kalian. So, ga ada yang perlu di khawatirkan lagi kan?" Shea melanjutkan ucapannya.
"Gue pulang duluan, Moer ga ada yang nemenin di rumah sakit. "
Shea buru-buru memakai cardigan, dan mencepol asal rambutnya.
"Garen, Kenan!!. Gue balik ya, ada meeting. "
Mendengar itu, kedua cowok tengil itu berlari-lari mengejar Shea ke parkiran.
𝐋𝐚𝐠𝐢 𝐯𝐢𝐫𝐚𝐥 𝐛𝐞𝐫𝐚𝐧𝐝𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐧 𝐲𝐚. 𝐃𝐢𝐤𝐢𝐭-𝐝𝐢𝐤𝐢𝐭 𝐛𝐞𝐫𝐧𝐚𝐝𝐲𝐚. 𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐛𝐮𝐚𝐭 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐬𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐍𝐚𝐧𝐚 𝐢𝐧𝐢. 𝐀𝐧𝐭𝐢 𝐠𝐚𝐥𝐚𝐮-𝐠𝐚𝐥𝐚𝐮, 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡 𝐤𝐨𝐩𝐥𝐨 𝐍𝐃𝐗 𝐚𝐣𝐚 𝐲𝐚𝐚𝐚. 𝐀𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐤𝐚𝐤𝐢 𝐜𝐨𝐛𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐮𝐤𝐚 𝐍𝐃𝐗.
𝐔𝐝𝐚𝐡 𝐩𝐚𝐫𝐭 𝟒𝟓. 𝐓𝐚𝐩𝐢 𝐍𝐚𝐧𝐚 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐬𝐞𝐦𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐞𝐦𝐩𝐚𝐭𝐥𝐢𝐦𝐚. 𝐋𝐚𝐠𝐢 𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫𝐢𝐧 𝐠𝐢𝐦𝐚𝐧𝐚 𝐜𝐚𝐫𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐚𝐫 𝐒𝐡𝐞𝐚 𝐜𝐞𝐩𝐚𝐭 𝐦𝐚𝐭𝐢.
𝐖𝐚𝐡𝐚𝐡𝐚𝐡𝐚𝐡𝐚, 𝐤𝐞𝐥𝐢𝐚𝐭𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐧𝐠𝐞𝐭 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐚𝐧𝐭𝐚𝐠𝐨𝐧𝐢𝐬 𝐍𝐚𝐧𝐚. 𝐁𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐀𝐥𝐟𝐚𝐧 𝐚𝐭𝐚𝐮𝐩𝐮𝐧 𝐃𝐢𝐫𝐚.
𝐕𝐨𝐭𝐞 𝐝𝐨𝐧𝐠 𝐯𝐨𝐭𝐞!. 𝐊𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐤𝐫𝐢𝐭𝐢𝐤 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐛𝐮𝐭𝐮𝐡𝐤𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐬𝐢𝐧𝐢. 𝐒𝐞𝐛𝐚𝐠𝐚𝐢 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐡𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐦𝐚𝐥𝐚𝐬 𝐍𝐚𝐧𝐚
YOU ARE READING
Alshea
Teen Fiction"Gue emang bukan tuhan, tapi gue tau apa yang bakal terjadi dan yang nggak dihidup gue" Shea punya tunangan, namun tunangan nya malah ngebet pengen pacaran sama orang lain!?. Disisi lain ada sahabatnya yang naruh perasaan juga,Jadi Shea harus pilih...