Setelah pulang sekolah Ashana tidak langsung pulang ke rumahnya, ia mampir di sebuah taman depan kafe tempat ia dan Elkaisar serta teman temannya pertama kali bertemu. Membeli beberapa jajanan dan minuman ia berjalan ke sudut taman, duduk di bawah sebuh pohon besar yang mampu menutupi badan dua orang, begitulah pikir Ashana saat melihat pohon besar di depannya dengan kagum.
Membuka batagor yang dibelinya dan memakannya tenang, matanya menari melihat lalu lalang orang orang yang ada di taman, ada yang sedang bermain dengan keluarga kecilnya, beberapa lagi berolahraga berlari memutari taman, dan beberapa anak anak berlari saling berkejaran sambil tertawa bahagia, tanpa sadar Ashana tersenyum melihat semua pemandangan di matanya.
Namun momen tenangnya buyar ketika mendengar sebuah suara tepat di belakangnya dua orang sedang berdebat mereka hanya dibatasi batang pohon yang menjadi sandaran Ashana tadi, ia mengintip sedikit kepo
"Kau milikku Nabila! Sejak awal dan sampai akhir akan tetap begitu!"
'Wah apa ini scene dalam novel' Ashana menutup mulutnya sedikit shock
"Aldrick aku.." suara si perempuan terdengar yang Ashana yakini Nabila kini sedang ragu
"Bukankah kau mencintaiku? Jadi apa salahnya jika kau tinggal bersamaku?"
'wah dengarlah male lead ini, tipe tipe male lead bendera merah' Ashana mendecakkan lidahnya
"Aku memang mencintaimu, tapi Aldrick tidakkah kau berpikir apa kata orang nantinya?"
'haish, tinggal bilang mau atau tidak apa susahnya' sepertinya Ashana mulai jengah
"Persetan dengan kata kata orang, pandangan dan pendapat mereka tidak akan merubah fakta bahwa kau milikku!"
Ingin sekali Ashana bertepuk tangan sekarang mendengar balasan Aldrick pada Nabila
"Apa kau mencintaiku Aldrick?"
Ashana diam menunggu balasan Aldrick entah kenapa ia yang merasa gugup
"Apa pernyataan kepemilikan ku padamu tidak cukup?"
'haish dasar lelaki, harusnya kau bilang kau juga mencintainya agar hatinya tenang' Ashana terus saja menggerutu kesal
"Aldrick aku tidak tahu"
"Baiklah, aku janji akan membuatmu bertemu orang tuamu jika kau menjadi milikku, bukankah kau pernah mengatakan kau sangat merindukan mereka?"
'bukankah kedua orang tua sang female lead sudah meninggal, dijelaskan dalam novel Nabila seorang yatim piatu, atau sebenarnya Nabila anak yang tak sengaja hilang dan ternyata anak seorang konglomerat, wah benar benar dunia novel' Ashana tak henti hentinya menerka nerka dalam hatinya
Dan setelah itu tidak ada suara yang terdengar lagi, Ashana mengerutkan keningnya ingin mengintip namun takut ketahuan
"Dramanya sudah berakhir? Ck tidak seru, bukankah harusnya Nabila sedikit lebih jual mahal lagi, dan Aldrick lebih memaksa" Ashana mendengus pelan, realita tak sesuai scene dalam novel, ia kemudian melirik jam tangannya
"sepertinya aku harus pulang sekarang" Ashana berdiri membersihkan roknya yang sedikit kotor dan membuang sampah makanannya"Hah.. aku harus mencari tahu sesuatu" katanya penuh tekad
˙✧˖°🦊 ༘ ⋆。˚
Sudah satu jam lamanya Ashana berkutat dengan laptop di depannya, jari jarinya tidak bisa berhenti menari di atas keyboard, matanya tak pernah lepas membaca setiap huruf yang ada di layar laptopnya
Tak, ia berhenti setelah menekan tombol enter pada keyboard sedikit keras
"Haaah.. tidak ada hasil" Ashana menatap nanar layar laptop di depannya yang masih menampakkan history pencariannya
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK IN A DARK NOVEL
Fantasy"Transmigrasi?? Serius?? Sialan!!" "Jiwaku benar benar berpindah? bukankah kedengaran konyol? namun aku benar benar mengalaminya sekarang?? siapapun bangunkan aku sekarang!!!!" Gadis cantik itu terus menggerutu saat bangun menyadari keadaannya sekar...