Canggung
Itulah yang dirasakan Ashana saat ini, duduk di depan Aldrick dan Elkaisar yang sedari tadi menatapnya dengan raut yang berbeda.
Jika Aldrick tetap memasang wajah datarnya namun pancaran matanya menatapnya dengan banyak emosi yang terkandung.
Elkaisar justru menatap Ashana dengan tatapan berbinar, senyumnya sangat lebar hingga membuat Ashana cukup merinding.
Ashana berdehem, tenggorokannya terasa tercekat dalam suasana akward tersebut.
"Ashana Clarissa Airuz" Aldrick tersenyum lembut menatap Ashana yang terlihat linglung
'hey apa aku akan dijodohkan dengan Elkaisar?'
Ashana menatap Elkaisar yang masih melihatnya dengan senyum semakin lebar, bahkan sekarang mengangguk anggukkan kepala mendengar kata kata Aldrick, Ashana melebarkan matanya bingung
'bagaimana caraku menolak perjodohan ini? Mama!'
Ashana berbalik ke samping melihat Amara, yang dibalas anggukan oleh Amara
Ashana menggigit bibir bawahnya ingin menangis namun ia tahan
'Pantas saja tuan Aldrick bahkan turun tangan langsung menolongku, huhu aku kan masih muda'
"Asha mungkin ini bukan saat yang tepat untuk mengatakan semuanya, mengingat kamu telah mengalami hal yang sangat buruk" Aldrick berhenti sejenak, ia menghela nafas dan berdiri mendekati Ashana yang tertunduk
"Asha maaf saya benar benar minta maaf karna terlambat menemukan mu" Aldrick berjongkok di samping Ashana dan meraih tangan Ashana yang terkepal
"Asha maukah kamu tinggal bersama daddy dan adik adikmu, putriku?"
"Saya gak mau dijodohkan!"
"Ha?!" Elkaisar dan Amara sontak menatap Ashana bingung, tak terkecuali Aldrick karna Ashana tiba tiba berteriak di depannya
"He? Aa.. maksudku apa, apa maksud anda tuan?"
Aldrick menghela nafas, namun sedikit terkekeh
"Sepertinya putriku salah paham dengan pertemuan ini, Ashana Clarissa Airuz
Putri satu satunya keluarga Airuz, anak kandung Aldrick king Airuz dan Selena"Aldrick tersenyum lembut menatap Ashana, sedang Ashana diam mencerna informasi
'ah bodohnya aku! Harusnya aku tahu sudah sadar sejak awal, kenapa pikiran ku malah kemana mana, dasar konyol, Asha bodoh, bodoh' Ashana tanpa sadar memukul mukul kepalanya, membuat ketiga orang di meja tersebut panik.
Aldrick menahan tangan Ashana, menatap Ashana dengan khawatir ia teringat dengan laporan Elkaisar tentang kondisi mental Ashana yang saat ini mungkin saat ini tidak baik baik saja di dalam.
"Jangan menyakiti dirimu, jika ingin memukul sesuatu kamu bisa memukul Elkaisar"
"Kenapa aku? Daddy saja yang kamu pukul Sha" Elkaisar mendengus
"Ah maaf"
"Jangan minta maaf Asha, kamu tidak salah"
"I-iya"
Aldrick kembali berdiri, Ia tersenyum tangannya terulur mengusap kepala Ashana, membuat Ashana mendongak, Ashana tersenyum kikuk
"Mari makan dulu, nanti kita lanjut lagi mengobrolnya"
Amara yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi ayah dan anak itu membuka suara saat para waiter telah menyajikan pesanan mereka.
☆.𓋼𓍊 🦊 𓍊𓋼𓍊.☆
Lari
Lari
Lari
Lari
"Aku harus tetap berlari, hosh hosh"
Nabila yang berlari dengan sekuat tenaga sesekali berbalik memastikan tidak ada yang mengikutinya.
Setelah merasa cukup jauh berlari ia langsung terduduk di pinggir trotoar, nafasnya terputus putus karna kelelahan, meluruskan kakinya yang penuh luka lecet akibat berlari tanpa memakai alas kaki, namun tak ia hiraukan, sakit di kakinya kalah akan rasa lega karna telah berhasil kabur dari tempat ia dikurung.
Langit malam tampak kosong, tanpa bintang dan bulan yang biasanya akan bersinar, Nabila kembali menghela nafas panjang melihat jalanan yang lengang, sangat sunyi.
Perasaan lega yang sempat ia rasakan kini berubah menjadi ragu dan takut, sedikit aneh ia bisa kabur dengan mudah, apalagi penjagaan yang tidak seketat saat pertama kali ia memasuki tempat tersebut.
'entah kenapa firasatku buruk, namun semoga saja hanya perasaan ku saja, aku harap bisa kembali bertemu kak Al, semoga dia tetap baik baik saja dan bisa kabur sepertiku, aku akan membalas dendam'
Nabila mengepalkan tangannya, matanya penuh kebencian dan amarah.
"Itu dia, tangkap wanita itu!"
Beberapa pria besar berbaju hitam berlari menghampiri Nabila, Nabila yang tersadar segera berlari menjauh, ia sangat panik sekarang, kakinya sangat sakit dan tenaganya benar benar habis, namun langkahnya tak berhenti hingga sebuah cahaya yang amat menyilaukan mata membuatnya terhenti untuk menutup matanya dengan tangannya
Brak
Nabila jatuh terpental, tubuhnya terasa remuk, namun entah kenapa ia merasa kepalanya terasa sangat dingin sekarang, mungkin karna darah yang keluar karna terluka, pikirnya.
Sebagian sisi dressnya telah berubah warna menjadi merah, jalanan yang dingin berubah menjadi merah karna genangan darah
'k-ka-kak A-Al ay-ayaah'
"Mission complete"
Tbc...🦊
Aduh author amat sangat merasa bersalah 🙇🏼 janjinya mau langsung update besoknya, eh malah kelupaan 😭😭😭
Bab ini singkat aja dulu yah, soalnya aku benar benar sibuk di rl, bingung banget bagi waktu ngetik ceritanya, but tenang aja aku akan tetap update kok, ceritanya juga gak lama lagi end mungkin☺️
Makasih udah baca dan sehat selalu kalian kesayangan author cantik ❤️❤️💅🏼
KAMU SEDANG MEMBACA
STUCK IN A DARK NOVEL
Fantasy"Transmigrasi?? Serius?? Sialan!!" "Jiwaku benar benar berpindah? bukankah kedengaran konyol? namun aku benar benar mengalaminya sekarang?? siapapun bangunkan aku sekarang!!!!" Gadis cantik itu terus menggerutu saat bangun menyadari keadaannya sekar...