49. Louis Charles

3K 534 125
                                    

vote before reading❤️

***

Dua minggu berlalu, dan Charlotte belajar memeluk perasaannya sendiri. Ia mulai melakukan hal-hal yang dulu ia abaikan, hal-hal kecil seperti membaca buku, melukis, dan duduk di taman di bawah sinar matahari pagi.

Dan melalui usaha untuk mencintai dirinya sendiri, Charlotte merasakan kehadiran Alfred, seolah-olah dia selalu berada di sana, membimbingnya, memberinya kekuatan untuk terus melangkah.

Setiap langkah yang ia ambil adalah demi Alfred yang telah menyerahkan hidupnya. Dan untuk pertama kalinya, meski perih masih ada, Charlotte merasa bahwa ia benar-benar bisa mencintai dirinya sendiri.

"Kenapa berdiam di sini? Masuklah ke dalam, kau belum makan." Lucifer datang dan menghampiri Charlotte.

Charlotte tersenyum simpul dan menggeleng. "Aku ingin berjemur di sini," ujar Charlotte.

Lucifer hanya mengangguk, mengiyakan. Tidak bisa juga menolak karena itu keinginan Charlotte, ia berusaha tidak memaksa seperti dulu. Lagipula berjemur di pagi hari itu sehat.

"Kenapa kau tidak mengisi perutmu? Kau harus makan," tutur Lucifer.

"Pagi tadi aku sedikit mual, jadi aku menunda makanku dulu," ujar Charlotte. Matanya terpejam dan menghirup udara dengan senyum manis.

Lucifer mengernyit heran. "Kau tidak enak badan? Kau sakit? Kenapa tidak mengatakannya padaku?" Lucifer menjadi khawatir.

Charlotte menatap Lucifer, ia menggeleng pelan. "Tidak ap--"

Charlotte tidak dapat menyelesaikan ucapannya karena ia buru-buru menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Ia merasakan perutnya tidak enak dan ingin memuntahkan sesuatu.

"Kenapa?" tanya Lucifer semakin khawatir.

Charlotte berlari ke ujung taman dan memuntahkan isi perutnya. Cairan bening yang ia muntahkan membuat tubuhnya lemas. Ia menumpu tubuhnya dengan tangan di atas tanah dan menunduk.

Huek!

Lagi, Charlotte kembali memuntahkan isi perutnya yang kosong. Ia menatap tidak suka cairan yang ia keluarkan.

"Ihh, menjijikan!" Charlotte geli sendiri melihatnya.

Lucifer langsung datang menghampiri. Ia semakin panik saat Charlotte muntah. Dengan cepat ia mengusap tengkuk Charlotte dan membiarkan wanita itu tenang.

"Kau kenapa? Apa kau diracuni?" tanya Lucifer. Raut wajah khawatirnya semakin terlihat.

Charlotte menggeleng, ia juga tidak mengerti kenapa ia merasa mual-mual dan muntah seperti ini padahal ia sama sekali belum mengisi perutnya.

"Kau harus beristirahat. Aku akan panggilkan tabib."

***

Setelah tabib selesai memeriksa Charlotte. Tabib tua itu tampak tersenyum pada Charlotte dan kembali melunturkan senyumnya, takut jika Lucifer mengetahuinya.

"Kenapa kau tersenyum padanya?! Jangan coba-coba merayunya!" bentak Lucifer. Ia masih kesal dengan tabib yang dulu ia senggol ini.

EMPEROR'S DOLLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang