87. Attention - Local Alternative Universe (E)

1K 115 54
                                    

NSFW
MDNI
Contains full of explicit sex content with local K-Word
Harsh word
Age gap
Marriage life
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.








Jungkook menghela napasnya kasar ketika lagi-lagi suara gusar Seokjin yang berbaring ditempat tidur menarik paksa atensinya. Dia sedang belajar untuk ujian lusa serta mengerjakan tugas dari dosen yang harus ia kirim besok pagi sebelum pukul sembilan.

Sebelumnya, perkenalkan dulu karakter pria besar bermarga Jeon ini.

Jeon Jungkook, tiga puluh delapan tahun. Pintar. Ramah. Dia adalah seorang dokter Bedah di sebuah Rumah Sakit swasta yang elit. Dia juga terdaftar sebagai Aparatur Sipil Negara di RS Pusat Kanker Nasional Dharmais. Pria itu tengah menekuni subspesialis Onkologi.

Jungkook menekan tuts 'enter' pada papan ketik iMac-nya hingga terdengar bunyi 'Ctakk' yang keras. Dia memutar kursi putarnya ke belakang dimana suaminya masih uring-uringan di ranjang.

"Mending kamu ngomong deh maunya apa dari pada grasak-grusuk enggak jelas kayak gitu. Aku nggak bisa konsen dari tadi, Jeon Seokjin!" Serangnya marah dan dia menahan diri untuk tidak membanting buku tebal yang sejak tadi dipegangnya.

Sungguh, tiap kali dia berusaha untuk memahami dan mencerna tiap kalimat yang tertulis pada buku catatannya, suara krasak-krusuk yang berasal dari balik tubuhnya selalu sukses membuatnya gagal fokus. Dia tidak bisa tahan lagi dengan kelakuan suaminya yang seolah ingin mengacaukan konsentrasinya.

Seokjin naik pitam. Dia bangkit dan sontak melempar bantal milik Jungkook kearah pria itu. Menatap nyalang pria besar yang sejak tadi sibuk dengan dunianya.

"BRENGSEK!! Lo keganggu sama gue?! Keluar aja dari kamar! Tidur diluar sekalian!" Raungnya marah dengan napas kasar yang tak beraturan.

Jungkook memijat pangkal hidungnya, dia pening sebab suaminya tak bisa diajak kerja sama. Sudah beberapa hari ini lelaki manis itu terlihat cuek padanya. Bahkan hanya menyahut seadanya tiap ditanya. Menghindari kecupan ringan Jungkook, pun jangan ditanya belakangan ini selalu ada guling ditengah ranjang mereka sebagai pembatas.

"Mau kamu apa sebenernya?" Jungkook melembutkan nada bicaranya. Dia tahu Seokjin tidak suka kapanpun Jungkook berbicara dengan nada tinggi padanya tapi dia kerap melakukannya.

"Lo keluar dari kamar! Tidur di luar!" Usirnya seraya menunjuk Jungkook dengan telunjuknya, mengisyaratkan suaminya untuk pergi.

Jungkook mau tak mau menutup bukunya, refleks melirik jam dinding yang menunjukkan pukul sebelas malam. Dia bangkit dari duduknya usai menyimpan buku itu diatas meja belajarnya. Beranjak mendekati ranjang dengan bantal yang tadi sempat dipungutnya.

"Kamu nggak ngerti aku lagi banyak kerjaan, ya? 'Kan aku udah bilang, lusa aku ujian. Tugas banyak banget. Belom lagi aku masih ada pasien operasi." Jungkook berusaha menjelaskan pada suaminya. Dia sudah sering mengatakannya pada Seokjin, alasan mengapa dia sibuk tapi seolah lelaki manis itu tak mau mengerti.

Jungkook menyugar helai rambutnya serta menjambaknya pelan demi menghalau nyeri kepala yang mulai menghinggap, "Jujur aja, aku nggak bisa fokus kalo kamu gelisah terus dari tadi. Aku emang nggak peka, kamu tau itu. Jadi, kalo kamu ada butuh atau mau sesuatu, bilang sama aku. Ngomong yang jelas. Jangan kode-kode kayak gini. Aku nggak paham. Nanti yang ada kita ribut terus." Imbuhnya lagi.

"Keluar aja. Gue nggak mau tidur sama lo!" Usir Seokjin lagi tanpa menatap yang bersangkutan yang sejak tadi menatapnya.

Akhirnya, kalimat itu keluar juga setelah sekian lama ia tahan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind The Stage (EXTREMELY SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang