117 : Cerita Dongeng

1.2K 180 15
                                    

Jangan lupa follow, Vote dan komentarnya☺️

Happy reading💙

❄️❄️❄️💙💙💙❄️❄️❄️

Bau darah memenuhi udara, menusuk hidung Santa yang kini mencari keberadaan sang suami yang sudah berada jauh di depan sana. Perth terus maju tanpa mengenal takut. Sementara Pavel dan 5 humanoid lainnya dia minta tuk menjaga Santa.

Ketegangan semakin terasa berat, membuat Santa semakin tercekik. Dia sudah jauh tertinggal dari suaminya yang semenjak perang meletus, terus di dampingi oleh Meen.

Lebih dari seribu pasukan elit kerajaan terus menerjang maju, demi memenggal satu persatu zombie yang datang mendekat.

"Hah..." Napas Santa terengah-engah dari dalam paru-parunya yang kesulitan mendapatkan pasokan oksigen bersih.

Di sini, terlalu banyak asap dan bau amis busuk yang menyengat ke udara. Membuat Santa hampir muntah.

Terompet peringatan kembali melolong keras, pertanda gelombang zombie yang tak terbendung kembali datang mendekat.

Banyak pasukan yang terluka bahkan terinfeksi.

Berdarah,
Merintih kesakitan
Dan mayat bergelimpangan di sana sini menuju lokasi tempat pemimpin zombie berada.

Waktu sudah menunjukkan jam tiga siang, jika perang tak jua berakhir sampai malam, maka peperangan ini akan berlangsung jauh lebih sulit dari pada siang hari.

"Sampai di sini saja santa, mulai sekarang... hanya Perth dan Meen yang maju ke medan perang bersama humanoid, tentara dan para pahlawan." Pavel baru saja mendapatkan telepon dari Perth tuk meminta mereka kembali. Soalnya manusia lainnya itu hanya menjadi beban. Mungkin karena lawan mereka zombie, jadi sedikit saja mereka terluka oleh zombie, mereka langsung terinfeksi kemudian jadi zombie. Berbeda dengan tentara, para pahlawan, dan Meen. Mereka sudah terlatih dari kecil untuk membunuh orang. Sementara Perth, racun maupun virus, takkan pernah bisa menjangkiti tubuhnya.

"Tapi..."

"Perth punya tugas lain untukmu, yaitu mengurus Kitsune, Lucifer dan para manusia kloning yang sudah ditemukan." Potong Pavel sudah memikirkan cara yang kasar jika Santa tak jua menurut.

"Sialan!" Umpat Santa yang juga sudah kelelahan, bahkan deru nafasnya pun tidak teratur. Dan senjata di tangannya pun sudah bekerja dengan tidak baik.

"Nak, ayo kita pulang!" Ajak Zee baru datang langsung mengajak dia tuk kembali. Santa merasa telah mengkhianati nya.

"Aku tanya, kenapa? Apa dia menganggapku beban?" Lirih Santa emosional. Tetapi Zee tidak bilang apa-apa. Dia hanya menyeret Santa kembali ke kota Wather dengan ekspresi sedih.

Pavel mengekor di belakang mereka diikuti oleh ribuan pasukan, dari ratusan yang pergi, hanya setengah yang kembali.

Sementara di sini, untuk orang-orang yang dia sayangi di rumah, agar bisa tidur dan makan dengan nyaman, Perth terus menerjang maju memotong setiap zombie yang mendekat.

Gedebuk!
Tombak Perth menembus dada Zombie yang telah berevolusi.

"Aduh!" Dia meringis kesakitan, tadi... zombie itu berhasil mendaratkan cakarannya di tulang rusuk Perth.

Jenderal yang paling terpercaya, Meen Nichakoon, segera menyuntikkan obat nano kedalam tubuh Perth. Perth terbatuk dan mengeluarkan segenggam darah dari mulutnya. 

"...Mengapa?"

Perth bertanya padanya pada langit sore yang sangat cerah. Pertanyaan ini dia tujukan kepada Pin. Bagaimana mungkin adiknya yang selembut sutra itu mampu menciptakan virus berbahaya seperti ini.

The Abyss : PerthSanta - The EndWhere stories live. Discover now