Cuarenta | Let Him Be Happy
Gyuma berlarian panik, menyusuri lorong hotel dengan gelisah menuju tempat resepsionis.
Langkah pria itu lebar-lebar, bergerak gelisah saat pria itu menghampiri bagian front office, mendekat pada salah satu wanita yang berjaga disana.
"Kamar 134. Apa penghuni kamar 134 sudah cek out?!" Tanya Gyuma datang dengan panik.
Wanita berseragam ungu yang duduk meminum airnya itu langsung beranjak bangkit. Terkejut karena kehadiran Gyuma yang begitu terburu-buru dengan wajah resah.
"Maaf?" Balas wanita itu bingung. Memastikan ulang pertanyaan Gyuma.
"Kamar 134. Apa benar penghuninya sudah check out sejak pagi tadi?!" Tanya Gyuma mengulang dengan mada meninggi.
Wanita berseragam itu mengerjap-ngerjap, butuh beberapa detik hingga senyum profesionalnya akhirnya terbit, "Ah... dengan segala hormat, maaf Bapak tapi saya tidak bisa memberikan informasi--"
"Namanya Ganes. Dia teman saya! Ponselnya tidak bisa dihubungi! Saya harus memastikan apa dia sudah benar-benar cek out atau hanya pergi keluar." Gyuma memotong tak peduli. Pria itu begitu panik saat mengetuk pintu Ganes selama 15 menit namun tak ada jawaban.
"Pak Gyuma?" Vierra yang tak sengaja berjalan lewat ingin menuju restaurant untuk sarapan pagi terhenti saat mendengar suara tinggi atasannya itu di resepsionis.
"Bapak kenapa wajahnya panik begitu?" Tanya Vierra melihat wajah pucat Gyuma.
Gyuma berbalik berjalan menghampiri Vierra terburu-buru, "Ganes! Kamu tau dimana Ganes sekarang?!" Tanya Gyuma berharap.
Vierra membuka mulutnya, "A-ah... Bu Ganes? Tadi pagi kayaknya dia udah chek out. Waktu saya keluar jogging si Ibu kelihatan bawa kopernya naik taksi--"
"Jadi dia benar-benar sudah pergi?! Kamu benar-benar sudah lihat dia pergi?!" Gyuma menyela dengan wajah semakin pucat. Bola mata pria itu bergetar.
"Iya Pak..." angguk Vierra bingung. "Bapak kan tau Bu Ganes pulang hari ini--"
"Dia tidak berpamitan?! She leave without saying goodbye?!" Seru Gyuma lagi histeris.
Vierra mengernyit hilang kata, wanita itu meneguk ludahnya, "bukannya Bapak bisa ketemu lagi di Jakarta? Lagipula mungkin Bu Ganes buru-buru dan terlalu pagi buat pamitan sampai ketuk pintu kamar orang--"
"At least she can text me or tell me the night before she leave. Dia bilang pesawatnya siang!!" Sahut Gyuma tak membiarkan Vierra sejak tadi menyelesaikan kalimatnya.
Mata Vierra mengerjap-ngerjap, wanita itu tak pernah tau atasannya bisa sepanik ini. Wajah ceria yang selama 3 hari di Lombok Gyuma pancarkan sirna dalam sekejap mata begitu saja. Pria itu kelihatan gelisah bukan main.
"Anu... Pak...." mata Vierra bergerak-gerak, wanita itu mencoba untuk mencari jawaban hingga ia menemukan Birru dengan pakaian olahraganya kembali dari arah Gym.
"PAK BIRRU!" Teriak Vierra tanpa sadar. Wanita itu melambai kecil sambil memasang wajah memohon. Meminta bantuan pada pria yang baru akan lewat.
"What?" Birru berjalan menghampiri keduanya cepat, pria itu menautkan alis saat Vierra menunjuk-nunjuk Gyuma dengan kode yang Birru tak mengerti, "Why? Gyuma, what's wrong?" Tanya Birru cemas.
"A-anu... itu Pak Gyuma panik nyariin Bu Ganes. Saya lihat tadi pagi Bu Ganes udah pulang bawa kopernya naik taksi. Tapi... si Ibu emang gak pamitan. Mau saya panggil beliau kelihatan buru-buru," jelas Vierra mencoba menjelaskan situasinya.

YOU ARE READING
Heart, Blueprint!
RomanceGyuma itu bukan tipe laki-laki setia. Apalagi pria buta cinta. Bukan pula laki-laki idaman wanita yang jadi korban disney waktu masih muda. Tidak ada dalam list hidupnya yang namanya sebuah komitmen seperti pernikahan. Memikirkannya saja pun tidak p...