Queen sudah sampai di sekolah, ia berjalan santai sambil mendengarkan musik dari earphone. Sesekali bersenandung ria tanpa melihat tatapan para murid yang melihat ke arahnya, saat sedang asik tiba-tiba ada tangan yang memegang bahunya. Queen yang orangnya siaga mencekal tangan orang itu dan memutar badannya membuat posisi dirinya berada di belakang dengan tangan memutar tangan orang itu.
"Jangan sentuh, gue engga suka." Ucap Queen datar Setelah tahu siapa yang menyentuhnya.
"Argg Maaf Queen, gue cuman pengen ngomong sesuatu sama lo." Ucap Zayn yang katanya ada perlu, Queen melepaskan tangannya dan menggosokkan kedua tangannya.
"Tapi gue engga mau."
"Hanya sebentar saja, please." Zayn menatap Queen memelas, jika bukan di tempat umum mungkin Queen sudah menendang Zayn karena dirinya merasa risih.
"Lima menit."
"Oke." Zayn menyuruh Queen mengikutinya ke rooftop, setelah sampai Keduanya saling berhadapan.
"Queen gue mau minta maaf soal dulu gue tahu gue salah, tapi ada alasan kenapa gue berpaling dari Lo. Tadinya gue engga mau ngomong ini tapi melihat sikap Lo yang sudah berubah gue mau Lo tahu alasan kenapa gue mutusin Lo."
"Hmm" dehem Queen malas.
"Alasannya karena Lo selalu menolak gue ajak main dan ada alasan juga karena gue merasa Lo duluan yang mengkhianati gue." Queen yang mendengarnya menatap Zayn tidak percaya karena setahu dirinya pemilik tubuh ini sangat menyukai Zayn, tapi kenapa Zayn berucap seperti itu.
"Kalau Lo salah jangan menghindar, cowok harus berani bertanggung jawab."
"Gue serius Queen, dulu gue cinta banget sama lo tapi saat tahu Lo malah tertarik sama sahabat gue disana gue merasa dikhianati." Jelas Zayn, bahkan sekarang menunjukkan bukti foto Queen sedang dirangkul Entah Ala atau Atarik tapi di foto itu dirinya tidak sadar bahkan ia melihat ada bekas darah di baju Queen yang memang warna bajunya sama seperti darah.
"Gue engga pernah suka sama sahabat Lo."
"Bohong! Lo tahu Queen dulu gue percaya sama lo tapi kepercayaan gue Lo khianati bahkan bersama sahabat gue sendiri. Bagaimana mungkin gue engga sakit hati! Lo bahkan mengirim foto tidur berdua dengan Atarik di kamar lo sendiri, Lo tahu Queen? Hati gue sakit sekarang dan akhirnya lihat, gue bisa membalas rasa sakit yang gue rasakan dengan berpacaran bersama Anjani." Queen melihat ada kesedihan di mata Zayn, apakah pemilik tubuh ini sekejam itu? Tapi dirinya yakin yang tidur berdua itu adalah Ala bukan Atarik.
Itu berarti pemilik tubuh ini memang mengenal Ala, tapi kenapa ingatan tentangnya tidak ada?- pikir Queen bingung.
"Kak Zayn, gue engga tahu apa yang Lo bicarakan. Bisa tolong jelaskan semuanya karena perkataan Kakak tidak ada yang masuk ke otak gue, malah otak gue jadi sakit berusaha mengingat yang Kakak ucapkan." Jelas Queen lebih tepatnya pusing dengan kejadian semuanya karena Alurnya sangat berbeda dengan novel yang dirinya baca.
"Gue akan...." Ucapan Zayn terhenti karena ada Atarik bersama Anjani di pintu rooftop, Atarik berjalan mendekat ke arah Queen lalu menarik tangannya menjauh dari sana meninggalkan sepasang kekasih yang mungkin sebentar lagi akan bertengkar. Queen yang memang penasaran dengan cerita Zayn berusaha menyentak tangan Atarik yang menariknya kuat.
"Kak, lepaskan!" Seru Queen, tangannya terasa sakit karena Atarik terlalu kuat mencekal nya.
"Gue bilang lepas kak!" Seru Queen lagi sekarang berhasil, tanpa melihat tangannya yang memar Queen menatap tajam Atarik yang juga sedang menatapnya tak kalah tajam.
"Sudah gue bilang berkali-kali, jangan ikut campur dengan urusan gue!" Queen sangat tidak menyukai orang yang terlalu kepo tentang dirinya seperti pria di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Antagonis
Teen FictionRatu Azzura, anak ketua mafia pecinta kedamaian yang hobinya menolong orang-orang dengan cara membully nya balik. Protagonis atau Antagonis? Entahlah tapi orang-orang bilang dirinya antagonis, Ratu harus meninggal karena dirinya menolong seorang ana...