"KALA KU PANDANG KELIP BINTANG YANG JAUH DISANA!"
"TERASA HANGAT BAGAI CIUMAN PERTAMA!"
"Emang lo pernah ciuman?" Boboiboy tersenyum miris melihat teman-teman kelasnya ini yang energi sosial nya tidak habis-habis. Netra berwarna cokelat itu menatap dalam kearah mata (Name), berharap jawaban yang diberikan tidak membuat dada nya sakit.
(Name) Mengibas rambutnya. "Hampir tiap hari gue ciuman sama cowok yang beda. Gimana? Keren kan gue?"
Anying, dada gue sakit cok
Tersenyum dengan amat sangat terpaksa, Boboiboy mengangguk dongkol. Emang siapa aja sih, cowok yang di ciumin hampir tiap hari itu? Paling juga mukanya kayak pantat panci.
"Keren kok, keren banget sampai gue mau tonjok semua cowok itu." (Name) Tertawa mendengar nada kesal yang terselip di kalimat tersebut.
"Tonjok aja, itu ada di kamar gue semua. Ada 42 bujang korea kesayangan gue, sekali lo tonjok mati lo sama gue!"
"BANGSAT GUE KIRA COWOK REAL ANJIR! BARU MAU GUE TANTANG DI RING!"
...
...
...
...
Boboiboy tersadar dari pekikan nya barusan, dia dengan pelan dan kaku menoleh kearah teman-teman kelasnya yang menatap semua kearahnya. Malu juga.
(Name) Mengernyit. Boboiboy berdehem pelan. "Apaan sih? Lanjut aktifitas bobrok lo pada, sono! Gue lagi bahas tugas sama nih cewek."
"Enak aja lo ngatain aktifitas kita bobrok, walaupun emang iya." Fahri melotot matanya seseram mungkin.
Seram engga, lawak iya.
"Lo kalau nggak sehat mending sini gue bawa ke Om gue yang profesinya dokter, cemburu lo nggak elit amat. Masa cemburu sama poster?" (Name) Tersenyum geli.
Pipi yang lumayan tembem itu memerah karena salah tingkah, Boboiboy berdehem sembari mengusap tengkuk dan memperbaiki tatanan rambut nya yang sudah rapi sejak awal ia melepas topi Dino kesayangannya.
Yang manis-manis begini, (Name) demen nih. Soalnya looknya kayak clingy boy yang makin manis as dipaduin sama wajahnya yang manis banget itu.
"C-cemburu? S-siapa yang c-cemburu? Gue nanya karena yaaa siapa tau lo pernah ciuman sama cowok biar gue aduin ke Kaizo."
Alesan. Si Dino dan Kaizo tidak dekat-dekat banget, terakhir (Name) lihat mereka di koridor kan hampir cipokan.
Tapi, daripada nanti panjang lagi obrolan nya, mending manut-manut aja. (Name) Mau ke Rooftop, mau cari udara segar, karena udara kelas ini lumayan bikin sesek dan bau keringat menyengat dari beberapa anak futsal dikelas nya yang baru saja selesai berlatih.
"Udah, ah. Gue mau ke toilet." Bisa berabe kalau (Name) ngomong dia mau ke rooftop, yang ada makhluk dengan rambut ubanan dan wajah manis unyu-unyu itu membuntuti nya dari belakang. Hihhh, seperti perangko saja.
Boboiboy bersiul. "Toilet? Ngapain? Gue ikut dong,"
"Cabul juga lo ngikut gue ke toilet."
"Nggak apa-apa kan ya nanem benih duluan biar lo nggak diambil orang."
"Dasar orang sinting." Lagian (Name) tau Boboiboy hanya sekedar berkalimat.
**
Malam ini, malam minggu. Malam dimana para pasangan keluar membuat momen berharga meski hanya sekedar berkeliling kota sambil bercerita diatas motor sambil si wanita memeluk si pria, membeli jajanan supermarket dan duduk lesehan di pedagang kaki lima untuk merasakan rasanya berada dibawah. Or anything. Malam minggu juga jadi malam keramat dimana semua jenis buaya darat keluar dengan stylish dengan rokok yang mengapit di dua jari tangan mereka. Ewh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boboiboy X Reader (Classmate)
Teen Fiction"Kaos kaki lo beda sebelah. Satu pink satu lagi putih. Kocak bener lo." -Boboiboy "Anjir, lo kalau ngomong pelanin dikit napa! Gila, malu banget." -(Name) Yang laki selalu jadi emosian kalau disuruh ngobrol sama si gadis yang apa-apa nyolot dan tant...