- 1 tahun yang lalu sebelum Bigbang comeback - flashback on -
Aku masih asyik menikmati lagu di pemutar musikku. Hingga suara prank kaca yang dipukul keras terdengar tak jauh dari tempatku duduk bersantai. Aku segera menuju suara itu berasal dan terkejut saat melihat pelaku yang memecahkan kaca itu sedang mengutip sisa-sisa kejahatan kecilnya di dekat tangga belakang. Darah segar mulai mengalir di tulang jari-jemarinya.
Dia seorang lelaki kharismatik yang biasa di lihat orang dengan senyum malaikatnya. Dia juga orang yang selalu di sanjung dengan bakat dan kepopulerannya dalam bidang musik. Sosok pria sempurna tanpa kesalahan dan cacat begitulah yang orang katakan.
Tapi bagiku yang melihat sisi belakang kehidupannya hari ini , dia tidak lebih dari sesosok pria lemah yang tengah berperang dengan dirinya sendiri, yang bahkan tak sanggup untuk menahan butiran-butiran air meluncur dari matanya.
Jiwa penasaran dan kepedulianku muncul disaat yang - mungkin - tidak - dia inginkan untuk dilihat , tapi aku tidak perduli dan lebih mengkhawatirkan luka yang terlihat olehku. Aku mengambil sapu tangan dan membalut lukanya. Dia hanya diam membeku melihatku mengganggu kesendiriannya menahan luka yang ia buat sendiri.
"Pergilah ke ruang rawat , aku yang akan membereskan hal ini."
Aku bisa melihat kesedihan di matanya. Tak sengaja wajahku dan dirinya hanya berjarak beberapa senti saja. Aku segera memalingkan wajah untuk tak peduli dengan apa yang sedang ia khawatirkan. Wajah gentlenya itu membuatku malu bila menatapanya lebih lama.
"Aku tidak akan memberitahukan siapapun soal ini, percayalah padaku" ujarku kembali meyakinkan dirinya agar cepat beranjak dari tempat ini setelah aku selesai mengobati lukanya.
Tapi ia tak bergeming. Memilih menatapku dengan berjuta pertanyaan yang dapat terlihat jelas di raut wajahnya. Ia tersenyum. Dan itu membuatku tak nyaman.
"Kenapa? apa sekarang kau sedang kehilangan akal? "
Aku memutar-mutarkan jari ku membentuk lingkaran di dekat kepalaku. Dengan alis yang saling bertautan ia memanatapku bingung hingga beberapa saat kemudian ia pun tersenyum malu.
"Mungkin" jawabnya sambil meluruskan kakinya diikuti tangannya yang bertumpu di atas lutut. Aku memandanginya bingung yang seketika saja dia dapat kembali ke keadaan normalnya.
"Bagaimana kau akan membereskan ini semua? " tanyanya sambil menunjuk kepingan-kepingan kaca yang tepat berada di depan kami. Aku memiringkan kepalaku sedikit dan kemudian jongkok mengarah ujung kakinya dan pecahan kaca yang tepat berada disisinya.
"Kutip. Masukkan kedalam plastik . Lalu tinggalkan" jawabku singkat dan ditanggapinya dengan anggukan puas yang tidak aku mengerti.
"Bagaimana dengan hal lain yang sama bentuknya seperti kaca yang pecah ini? "
"Aigooo..maksudmu hati kan? haissh kenapa sulit untuk mengatakannya daritadi" kilahku yang mulai berputar-putar mengeluarkan maksud dari pikirannya itu. Dan dia tak berkilah atas tuduhanku itu dan malah memasang wajah menunggu jawabanku.
"Tetap sama. Bereskan - buang yang membuatmu merasa sakit - tinggalkan."
"Semudah itu?" serunya tak puas.
"Takkan mudah kalau kau terus merasakan sakitnya. Apa kau akan mengemut obat pahit saat kau tau obat itu rasanya pahit? cukup telan dan biarkan mengurai dalam lambung."
Kali ini arah bola matanya lebih memancarkan kepuasan atas apa yang ia dengarkan dariku. Dia pun mulai menekuk kakinya dan ikut jongkok bersamaku. Berhadap-hadapan dan saling memandangi satu sama lain dengan maksud yang berbeda.
ESTÁS LEYENDO
Lets Fall In Love with me? •G'Dragon•
FanfictionHyomi seorang PD imut dan ceria ini tengah menikmati hubungannya dengan seorang artis terkenal di korea . Tidak ada yang tau skandal ini, mereka terlalu pandai menyembunyikannya bahkan lebih terlihat producer dengan artis saat sedang bekerja. "Aku...
