Ali POV
Aku masuk ke kamarku dengan rasa kesal. Kenapa? Kenapa kita harus ketemu lagi? Dia sudah menghancurkan hidupku.
"Gue benci sama lo!! Gue benci..."
Aku membantingkan barang-barang yang ada di mejaku. Bukan hanya meja, lampu kamarpun aku banting. Aku meluapkan ke marahanku dengan membantingkan semuanya. Aku cape, aku cape lari terus. Kenapa dia selalu ngalangin jalanku? Kenapa?
Akupum membantingkan tubuhku di atas kasur. Memikirkan aku lari dari kenyataan dan harus membuat orang yang aku cinta menangis.
"Ta... ta... tapi Li, lo sendiri 'kan yang bilang kalau gue terus disisi lo, lo bakal bantuin gue, selama gue jadi anak buah lo, gue bisa keluar masuk ruangan kalian bahkan gue bisa tau kasus apa yang kalian kerjain. Lo sendiri 'kan yang bilang gitu sama gue? Tapi kenapa sekarang lo beda? Atau, Apa gue aja yang kegeeran? Tapi 'kan tetep, itu janji. Harus lo tepati!!" Kata-kata yang Prilly ucapkan terlintas sekilas di kepalaku.
"Ternyata, lo masih inget kata-kata yang gue ucapin itu? Lo terlalu lebay! Haha, lo emang lebay Ily, naro harapan ke orang kaya gue. Tapi, sebenernya gue pengen banget bikin lo seneng, bikin lo tertawa, dan bikin lo kagum sama gue." Ucapku sambil melihat langit-langit kamarku.
"Ha, lo orang terjahat yang pernah gue kenal!" Sekali lagi, suara Prilly terlintas di kepalaku.
Tanpa tersadar, aku meneteskan air mata.
"Eh, apaan nih? Kok gue ngeluarin air mata? Gue gaboleh nagis. Gue harus ngelindungin orang yang gue cinta. Gue gamau kalau dia nangis lagi."
Flash back
"Prilly..., Prilly... lo dimana? Prill..., jawab gue...., lo dimana? Prilly" teriakku. "Apa dia gaada disini ya?" Ucapku. Akupun melihat sekitar, kulihat disana ada Prilly bersama Excel.
Kulihat menggenggam tangannya erat, aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan. Beberapa saat kemudian Prilly menonjok pipi Excel dengan keras. Apa maksudnya itu?
"Aaaahhhh sakit, sakit, sakit. Lo PA ya? Lo beneran mukul gue?" Teriak Excel dengan keras sambil memegang pipinya.
Kulihat Prilly tersenyum "Hihihihi. Ekhem, Kok lo nyalahin gue sih? Bukannya lo yang suka rela pengen dipukul?"
Aku pikir akan memakan waktu lama untuknya tersenyum. Tapi sepertinya aku tidak perlu mengkhawatirkan itu. Excel bisa membuat Prilly tersenyum lagi. Akupun pergi dan membiarkan mereka.
~~
"Seharusnya gue yang bisa bikin lo tersenyum kembali ms chubby." Akupun menutup mataku.
~Detektif~
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif✔
FanfictionKehilangan ayah kandungnya, membuat Prilly mengikuti kelompok detektif yang aktif di sekolahnya. Ia di pertemukan dengan Ali yang ternyata adalah ketua tim detektif di sekolahnya. Ia mengalami beberapa kesulitan saat ingin mengikuti tim detektif ter...