"Dah Miss Chubby!" Seru Ali saat Prilly sudah turun dari motornya.
"Dah Mister Chubby!" Prilly melambaikan tangannya sambil berdiri di depan rumahnya.
Prillypun membuka pagar rumahnya, berjalan dengan langkah yang berat dan pelan. Prilly masih ingat akan perkataan Mila yang tadi.
"Emang jam berapa sih sidangnya?" Tanya Prilly yang sedang berjalan berdampingan dengan Mila.
"Eum, kalau ga salah sih jam 6 pagi"
"Hah? Emang keburu kalau besok kita nyamperin si Rendy? Trus, kerajinan amat datang jam 6 pagi"
"Ga tau deh!"
Baru ia memegang pegangan pintu, Prilly mengurungkan niatnya untuk membukanya.
Persetan dengan pistol, persetan dengan malam, gue harus slametin seorang ibu yang di fitnah anaknya. Batin Prilly.
Prilly kembali membuka pagar rumah dan lari menuju tempat yang akan ia tuju. Yaitu, rumah pribadi Rendy.
***
"Hallo Li? Ada apa malem-malem nelfon?" Tanya Dika via telfon dengan suara yang berat.
"Dik, Prilly pergi ke rumah Rendy! Kita susul dia sekarang, gue duluan. Lo hubungin temen-temen yang lain!" Kata Ali yang sekarang sedang duduk di motornya.
"Hah? Yaudah! Ati-ati Li!"
"Ya"
Tuut tuut tuut
Ali memutuskan sambungan dan menyimpan androidnya lalu memakai helm dan menstarter mobilnya dan mulai memotong jalan kompleks yang sepi.
"Prilly belum pulang kerumah, kirain tante, Prilly sama kamu, kemana ya? Di telfon sama tante juga malah ga di jawab"
Sekilas kata-kata ibunya Prilly terlintas di otak Ali. Alipun mempercepat laju motornya, rasa khawatir menggerogotinya saat ini.
***
Prilly yang sudah sampai di rumah Rendy hanya bisa mengendap-endap. Ia tak tahu apa yang akan ia lakukan. Ia kesini tanpa rencana. Tidak, rencananya hanya satu, yaitu menemukan bukti.
Prilly masuk ke rumah Rendy lewat jendela. Rumahnya masih terang dengan lampu. Ia bisa melihat dengan jelas bahwa pemilik rumah belum tidur.
Kalau Rendy tahu adik angkatnya di siksa sama ibunya, dia seharusnya ga melapor polisi karna dia tau mamanya akan di tangkap. Dan, dia akan merasa bersalah pada ibunya bahwa dia telah melapor orang hilang.
Kalau dia sering lihat adik angkatnya disiksa, dia pasti melihat langsung. Dan, kalau adiknya hilang, orang pertama yang harus dia tanya adalah ibunya bukan tetangganya. Seharusnya, ini sudah menjadi bukti. Tapi kenapa? Kenapa polisi tidak tahu hal ini?
Dan, kalau beneran selama seminggu ini dia di Indonesia, berarti siapa yang di Belanda? Argh, kayanya si Rendy beneran pinter deh. Atau, emang ibu tirinya yang bunuh Erika?
Berbagai fikiran bergelut di otak Prilly saat ia sedang mengendap-endap di rumah pribadi Rendy.
Prilly masuk dalam sebuah ruangan yang mungkin bisa di sebut kamar tapi tanpa kasur. Yang ada hanya selimut, bantal, poster dan lemari.
"Kemana penghuninya? Kok gaada?" Tanya Prilly pada dirinya sendiri. "Percuma gue kesini!"
"Ga percuma kok"
Deg.
Prilly berbalik dengan cepat ke belakang. Suara seseorang yang sedari tadi ia cari ada di belakangnya. Tepat di pintu masuk kamar tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif✔
FanfictionKehilangan ayah kandungnya, membuat Prilly mengikuti kelompok detektif yang aktif di sekolahnya. Ia di pertemukan dengan Ali yang ternyata adalah ketua tim detektif di sekolahnya. Ia mengalami beberapa kesulitan saat ingin mengikuti tim detektif ter...