Rumah Sakit

5.7K 460 1
                                    

"Ayo aaaa!" Seru Ali menyuruh Prilly membuka mulutnya manja. Prillypun menurutinya, karena mereka pasangan yang sama-sama konyol.

Kejadian tadi berakhir dengan Prilly yang ingin memakan apel. Ali belum menjelaskan mengapa ia menangis. Karna ia tidak tahu bagaimana cara menjelaskannnya jika hanya satu kata saja dapat membuat Prilly terluka.

"Enak?" Tanya Ali.

"Enak!" Seru Prilly sambil mengacungkan kedua jempolnya. "Makasih ya Mister Chubby"

Ali terkejut dengan apa yang Prilly katakan pada Ali. Kenapa bisa?

"Sayang, kamu gapapa?" Tanya Ali heran.

"Kenapa emang?"

"Eh? Engga"

Ternyata benar kata-kata yang di ucapkan sama Prilly dulu.

Ada kalanya ucapan seseorang dapat membuat kesakitan itu datang dengan cepat, dan akan terus menerus menyiksa. Tetapi, ini akan jadi kebiasaan yang membuat kita kebal dengan kata-kata menyakitkan itu.

Dan sekarang? Kata yang tadinya menyakiti Prilly sudah jadi kebiasaan untuknya. Gue yakin Prill, cepat atau lambat lo pasti inget.

"Ali!" Panggil Prilly.

"Hah?"

"Kenapa sih kamu sering bengong?"

"Eng --engga kok"

"Boong"

"Beneran engga"

"Itu buktinya tadi aku panggil kok ga jawab"

"Ini jawab"

"Tadi, aku aaa - aaa minta apel tapi ga di kasih" ucap Prilly sambil menunjuk apel yang di tangan Ali dengan dagunya.

"E --eh iya maaf sayang! Nih! Aaaa...."

Prilly membuka mulutnya dengan senang. Tapi menutup mulutnya lagi dan mencium pipi Ali sekilas. Prilly nyengir, begitupun dengan Ali.

"Prill?" Tanya Ali memudarkan senyuman.

"Apa?" Tanya Prilly heran.

"Dari pada cium pipi mending cium ini!" Seru Ali sambil menunjuk bibirnya dengan telunjuk.

"Mau banget?"

"Banget!"

"Boleh, sini!"

Prilly mendekatkan wajahnya dengan Ali. Begitupun sebaliknya, Ali mendekatkan wajahnya dengan Prilly.

"Ekhem!" Seru seseorang dari arah pintu membuat Ali dan Prilly membanting badannya kebelakang, begitupun dengan Ali.

Ali mengalihkan pandangannya pada sumber suara yang ternyata.

"Excel? Mila?" Tanya Ali.

"Udah gue bilang liat dulu kelanjutannya 'kan?" Seru Mila pada Excel yang masih membulatkan matanya pada mereka -Ali dan Prilly-.

"Eh Mila! Excel! Sini masuk! Gue udah nungguin kalian"

Milapun masuk dengan tatapan kosong, Excel memasang muka datar karna ia memang orang yang... cold? Oke, whatever.

Mila duduk di kursi dengan tatapan yang masih kosong. Prilly jadi makin gugup, ia tak tahu harus berkata apa.

"Emmm, eh Mil! Misel ama Dika mana?" Tanya Prilly.

"Hai semuanya! Prilly lo sehat 'kan?" Seru Dika yang tiba-tiba masuk diikuti dengan Misel di belakangnya yang membawa plastik besar yang isinya tidak lain adalah makanan.

Detektif✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang