The Mission: 9

5.4K 351 3
                                    

"Apa kau melihatnya?"

          Mr. Nellist bertanya dengan serius. Sepertinya dia sangat menginginkanku untuk melihat Beckley secara langsung.

          "Tidak, aku ketahuan."

          "Oh,"

          Mr. Nellist menundukkan kepalanya, sambil memegang belakang kepalanya. Ia terlihat kecewa, tentu saja. Tapi aku merasa aneh. Apakah aku satu-satunya orang yang hanya bisa diandalkan?

          "Mr. Nellist, apakah hanya aku yang dapat diandalkan?"

          Mr. Nellist mengangkat kepalanya dan menatapku. Mata birunya bersinar karena terkena sinar lampu ruangan ini.

          "Ya. Hanya kau. Kau satu-satunya remaja sungguhan yang kami percaya untuk melakukan tugas ini."

          "Tapi, apakah kau pernah mencoba meminta remaja lain?"

          "Tentu saja, hasilnya gagal semua."

          Aku merinding mendengarnya, walaupun aku belum tau maksud 'gagal' itu. Apa mereka semua—mati? Bagaimana kalau aku akan senasib dengan mereka?

          "Karena itulah, aku dan Thesa sangat berharap banyak padamu, Hannah. Thesa bercerita padaku, saat pertama kali ia melihatmu ia mengatakan, kau berbeda. Kau seperti punya aura sendiri. Keberanian, kekuatan, dan kasih sayang tepancar dari matamu. Itu sebabnya kau dipilih Thesa. Dan kau tidak akan percaya dengan upah yang sudah dijanjikannya."

          Entah kenapa, sejak kematian Thesa aku tidak memikirkan dengan upah atau bayaran yang Thesa sudah janjikan. Menurutku, aku belum pantas untuk menerimanya. Karena aku sama sekali belum menghancurkan White Horizon.

          Lalu aku teringat dengan janjiku pada Em. Aku berjanji, kalau aku pulang nanti, aku akan memberikannya tempat tinggal yang sangat layak untuk kita tinggali.

          "Mr. Nellist, apa kau mempunyai cara lain untuk memasuki kantornya?"

          "Hmm, besok Beckley ada di kantornya. Dan aku juga harus mulai bertugas. Jadi—"

          Aku terdiam menunggu kelanjutan dari Mr. Nellist. Ia memberhentikan kata-katanya. Wajahnya terlihat sedang menemukan sesuatu yang bagus.

          "Aku punya ide."

 ***

            Aku tidak yakin dengan ide yang Mr. Nellist punya. Aku sedang berada di ruangan aneh miliknya lagi. Para pelayan tua sedang mendandaniku habis-habisan.

          Mr. Nellist akan mengubahku menjadi orang tua.

          "Bagaimana kalau ini tidak jalan dengan baik?"

          "Ini akan sukses, aku sudah merencanakannya semua."

          Walau begitu, aku tetap saja tidak percaya diri dan yakin akan hal ini. Setua apakah aku setelah di dandani? Mungkin aku akan menjelma jadi nenek tua berumur 100 tahun.

          "Selesai."

          Kursi ini di putar balikkan dan aku melihat sesosok wanita tua keriput dengan lipstik merah tebal berada di cermin. Apa itu aku?

          "A-aku sangat tua!"

          "Tenang, Hannah. Ini hanya sebentar. Kau kembali pergi kesana, dan berpura-pura kau nenek tua dengan gaya yang glamour dan seombong, okay?"

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang