The Mission: 11

4.9K 341 5
                                    

Mr. Nellist mengerutkan dahinya. Ia juga sedang membaca tulisan yang kutemukan kemarin. Aku menunggunya, berharap ia tau jawaban dari tulisan itu.

          "Darimana kau mendapatkan ini?"

          "Gudang rumah Thesa. Ada sebuah boneka besar, saat ku tekan sebuah tombol di punggungnya, perut boneka itu terbuka dan ada sebuah kotak yang berisi tulisan itu."

          "Boneka?"

          Aku mengangguk. Dilihat dari raut wajah Mr. Nellist, dia tidak menemukan jawaban apapun.

          "Aku pernah mendengar, Thesa membeli boneka. Tapi dia hanya bilang kalau itu hanya boneka cucunya."

          "Cucunya? Yang mana?"

"Yang paling kecil."

Aku hanya menghela nafas. Cucunya yang paling kecil—mungkin cucu yang waktu itu kutolong. Ia sekarang berada di penjara.

          "Apa kau tau cucu Thesa yang bernama Colin?"

          Mr. Nellist menoleh padaku. Wajahnya sedang berpikir.

          "Ya, aku tau. Cucunya dengan sikap dan perilaku yang aneh."

          "Apa kau tau, dia ada dimana?"

          Mr. Nellist mengetik di komputernya, yang dapat kulihat. Mungkin itu bagian dari kerjaannya.

          "Tidak. Sudah lama dia menghilang."

          Aku terdiam sesaat, mencoba mengingat sesuatu.

          "Kau tau cara mengeluarkan seseorang dari Penjara 15?"

          "Setahuku, mereka akan membebaskan orang disana, kalau ada yang mau mengadopsinya saja."

        Aku punya ide. Mengapa Mr. Nellist tidak mengadopsi cucu Thesa saja? Dia masih 6 tahun, butuh seseorang yang dapat mengajarinya. Dia belum cukup umur untuk dipenjara.

          "Mr. Nellist, maukah kau mengadopsi cucu Thesa yang berumur 6 tahun itu?"

          "Memangnya dia kenapa?"

          "Dia di penjara itu! Kedinginan dan kelaparan! Pasti tidak boleh kalau anak umur 16 tahun mengadopsi anak. Tolonglah, Mr. Nellist."

          Mr. Nellist berhenti mengetik di komputernya. Dan ia menatapku dari balik kacamatanya.

          "Baiklah."

 ***

            Aku sudah sampai di edung Penjara 15. Gedung tua yang kotor dan tidak terlalu besar ini berdiri sendirian. Disekelilingnya hanya ada tanah kosong dan puing-puing. Pagar penjara ini tinggi dan diatasnya terdapat kawat yang bertegangan listrik tinggi.

          "Selamat siang, tuan. Ada yang bisa kami bantu?"

          Marinir itu berbicara saat mobil Mr. Nellist memasuki gerbang gedung.

          "Ya, saya ingin mengadopsi anak disini."

          "Anda yakin?"

          "Sangat yakin"

          Lalu marinir itu berbicara di telponnya. Dan kami pun dipersilahkan masuk.

          Suasana penjara ini sepi. Atau memang kelihatannya saja sepi? Aku tidak pernah berfikir, ada penjara untuk anak-anak. Padahal mereka belum tau apapun. Dunia telah berubah.

The MissionWhere stories live. Discover now