The Mission: 19

4.9K 328 2
                                    

Semuanya hanya membuatku semakin bingung dan risih. Ada pertanyaan-pertanyaan dikepalaku yang belum terjawab dan seperti menempel dikepalaku.

          "Oh sial." Gumamku.

          Lalu aku mulai berjalan tanpa arah tujuan. Aku tidak punya ide dimana lagi aku harus mencari dimana dan siapa. Entah itu Annie atau Matt. Semuanya membuatku bimbang.

          Saat sedang menyetir untuk menuju kejalan besar, aku baru menyadari kalau jalanan ini sepi. Tidak biasanya jalan ini sepi, biasanya selalu ramai dengan kendaraan dan pejalan kaki. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres.

          Tiba-tiba saja sesuatu benda atau apapun itu berada didepanku, segera aku menginjak rem dan membuat kepalaku hampir mendarat di stir mobil.

          Aku keluar dari mobil untuk melihat ada apa disana. Ketika aku melihat sesuatu, ternyata itu seorang anak kecil. Umurnya mungkin sama dengan Annie.

          "Oh, apa kau baik-baik saja?"

          Ketika aku mengucapkan itu, aku mulai memerhatikan anak ini dengan detail. Dan baru kusadari, ternyata dia Blacks.

          "Dimana orang tuamu?"

          Anak itu berkedip, dan tetap diam. Ternyata memang ada Blacks yang menetap di wilayah Whites. Itu memang mudah bagi mereka, karena jumlah Blacks banyak daripada Whites. Dan mungkin mereka marah, karena White Horizon menculik Blacks tanpa sepengetahuan mereka.

          "Kami tidak suka dengan kalian semua."

          Setelah ia berbicara begitu, tiba-tiba orang-orang Blacks datang membuat lingkaran yang mengelilingiku. Sepertinya aku telah terjebak. Bodoh, aku seharusnya tidak lewat sini.

          "Kau dari Whites, sungguh tidak punnya hati."

          Seorang lelaki Blacks dengan badan kekar, dan tinggi berdiri diantara lingkaran ini. Aku yakin dia adalah ketuanya.

Belum sempat aku merespon, tiba-tiba sebuah tangan besar memegang kedua lenganku. Tasku berada di mobil, hanya ada pistol biasa yang Mr. Nellist berikan padaku.

          "Bawa dia!"

          Kedua lelaki ini menarik tanganku, "Hey, hey, tunggu!"

          Aku meronta, mencoba melepaskan genggaman ini, tapi mereka terlalu kuat, dan yang ada tanganku menjadi sakit.

          Lalu mereka membawaku kebelakang gedung yang tidak terawat ini.

          Aku sama sekali tidak mengerti, mengapa ada perbedaan semacam ini? Blacks dan Whites? Itu sangat bodoh. Aku bahkan tidak pernah mempermasalahkan perbedaan itu. Karena kita sama-sama manusia yang butuh pertolongan orang lain.

          Bagaiman dengan orang-orang sepertiku? Tidak peduli dengan Whites dan Blacks.

          "Duduklah."

          Di doronglah aku kesebuah kursi. Lalu aku dikelilingi oleh para Blacks. Mulai dari anak-anak hingga lansia. Perempuan dan laki-laki. Mereka memerhatikanku dengan tajam. Aku menjadi risih.

          "Ikat dia!"

          Tanganku diikat di belakang kursi, tapi aku masih memperhatikan pria ini.

          "Apa yang kau inginkan?" tanyaku.

          Lelaki ini—yang sudah pasti ketua disini—duduk didepanku, agak jauh. Dan aku merasakan kalau tanganku selesai diikat.

The MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang