Chapter 2 : Mysterious Girl

16.1K 946 151
                                    

Ciel membolak-balik halaman demi halaman dari buku yang dibacanya dengan cepat. Menatap sekilas deret-deret kata yang merangkai paragraf di dalamnya. Raut wajahnya semakin lama tampak semakin absurd saja.

"Aish! Ini tak berguna!" cetusnya kesal kemudian. Ia menutup buku itu dan melemparnya sembarangan ke atas kasur.

Ia tak dapat memahami apa pun yang ia baca di sana. Deretan kalimat-kalimat itu bahkan menjadi lebih sulit baginya dibanding soal-soal yang biasa ia kerjakan di sekolah. Terlebih, ketika ia teringat kembali pembicaraannya dengan Raja dan Ratu sebelum ini.

Ciel melangkah mendekati singgasana, dengan Azrael dan Lynn yang mengapit, mengantarkan langkahnya menuju sang Raja. Mengikuti apa yang dilakukan oleh dua orang di sebelahnya, Ciel kemudian menunduk sekilas. Memberi penghormatan kepada sang Penguasa Negeri.

Ciel mengamati lekat wajah dua orang yang berada di hadapannya, lantas ia sedikit terpaku.

"Ayah ... Ibu...?" gumamnya tanpa sadar, membuat seluruh pasang mata menatapnya penuh harap kini.

"Kau mengingat mereka?" tegur Azrael yang segera dijawab Ciel dengan gelengan kecil.

"Mereka mirip sekali dengan orang tuaku di dunia nyata. Sesaat aku berpikir jika itu memang mereka ...." jawab Ciel, membuat sang iris ruby mendengus kecil.

"Kemarilah, Sayang," panggil Ratu dengan suara lembutnya.

"Pergilah," bisik Azra menyadari keraguan yang tergaris di raut wajah Ciel.

Dengan langkah ragu sedikit enggan, Ciel mendekati sosok yang memanggilnya itu, hingga akhirnya berdiri tepat di hadapan mereka.

Ratu tersenyum, ia sedikit menggeser posisi duduknya demi memberi ruang untuk sang Pangeran.

"Duduklah di sini. Tak perlu sungkan," ucapnya lagi masih dengan senyum lembutnya.

"Lynn, Azra, kalian boleh pergi sekarang," ujar Raja yang segera dilaksanakan oleh keduanya.

Mereka pergi setelah menunduk dan pamit, menyisakan Ciel yang masih berdiri enggan di posisinya. Ciel benar-benar merasa canggung sekarang.

Melihat gelagat pemuda itu, sang Ratu tampak mendengus kecil. Ia tersenyum maklum, lantas meraih tangan pemuda itu dan sedikit menariknya untuk duduk.

"A-apa sungguh boleh bagiku untuk duduk di tempat ini, Yang Mulia?"

"Tentu saja boleh. Toh suatu saat nanti, kau memang akan menduduki singgasana ini," Ratu kembali terkekeh kecil, "Ohh, dan jangan memanggil kami dengan sebutan itu. Bukankah biasanya kau memanggil dengan sebutan ayah dan ibu?"

Ciel masih tak yakin, namun ia hanya mengangguk mengiyakan.

"Ciel," Raja bersuara, membuat Ciel beralih menatapnya. "Aku sudah mendengarnya dari para Guardian. Ingatanmu masih tidak bisa kembali, hmm?"

"Aku tidak yakin, tapi kurasa ... begitulah."

"Walau begitu, penyegelan tetap harus sesegera mungkin dilakukan. Jadi, kau akan memulai latihanmu besok. Para Guardian akan membantumu."

Guardian of Light [REMAKE]Where stories live. Discover now