Chapter 4 : First Impression

10.2K 786 84
                                    

"Anu ... aku ingin tanya, sejak kapan lambang itu ada di mata kananmu, Ciel?"

"Itu ... segel sihir? Sejak kapan?" gumam Louie, tak dapat menyembunyikan keterkejutannya.

Sementara Azra hanya menatapnya heran, diam dalam kebingungannya.

"Apa maksud kalian?" tanya Ciel sedikit heran.

Louie bergerak mengambil sebuah cermin yang tersimpan di dalam nakas tak jauh dari tempatnya berdiri, lantas menyodorkannya ke hadapan Ciel. Membuat pemuda beriris biru itu sedikit mengerutkan dahi mendapati lambang aneh yang tiba-tiba muncul di mata kanannya.

"Ahh, bentuk ini ... sihir pelindung bukan?" gumamnya pelan.

Ciel ingat bentuk simbol itu. Ia melihatnya dari buku yang pernah diberikan Azra padanya, dan ia tahu bahwa yang berada di matanya itu adalah lambang dari segel sihir pelindung.

Namun, siapa yang melakukannya?

"Apa waktu itu mereka melakukan sesuatu padamu, Ciel?" tanya Azra, membuat Ciel beralih menatapnya.

Pemuda itu menggeleng ragu. "Aku tidak yakin, tapi kurasa mereka belum melakukan apa pun padaku saat itu," ucapnya kemudian, "karena ada sesuatu yang melindungiku ...."

"Ahh! Lingkaran cahaya itu!" pekik Elena tiba-tiba, ia teringat pada sesuatu yang menyelimuti tubuh pemuda kelabu itu ketika mereka menemukannya pertama kali. Sesuatu seperti tembok aura yang melindungi Ciel dari segalanya, bahkan dari mereka.

"Benar, pemuda bermata emas itu mengatakan bahwa mereka tidak bisa membunuhku karena cahaya itu. Mungkinkah itu yang memicu segel ini muncul?"

"Tapi yang kutahu, sihir semacam itu tak akan muncul dengan sendirinya jika tak Ada yang menanamkannya padamu," balas Azra lagi, "dan aku tidak ingat bahwa ada yang menanamkan sihir pelindung padamu?"

"Jadi bagaimana lambang itu muncul?" sela Louie yang sejak tadi hanya diam. Ia benar-benar penasaran hingga tak lagi dapat menahan diri untuk bertanya.

"Kau yakin tak ada hal aneh yang terjadi saat itu, Ciel?" pemuda beriris aquamarine itu kembali menatap Ciel.

Ciel diam, berusaha mengingat apa pun yang ia rasa bisa diingatnya. Coba mengumpulkan klu yang menyusun potongan ingatannya, dan iris birunya sedikit melebar ketika mendadak teringat sesuatu.

"Ada ...," gumamnya lirih, membuat ketiga pasang mata berbeda warna itu kembali menatapnya.

"Ketika aku nyaris dikuasai kekuatanku, tepat sebelum ingatanku benar-benar menghilang ... ada seseorang yang memelukku, memohon padaku untuk berhenti," lanjut Ciel.

"Apa?!" pekik tiga orang itu nyaris bersamaan.

"Aku tidak ingat apa yang dia katakan, tapi entah kenapa aku merasa yakin ... aku mengenali suara itu."

"Suara siapa?" desak Louie. "Aku tidak melihat ada siapa pun di sana saat itu."

"Benar. Saat itu, kau tiba-tiba tenang dengan sendirinya sebelum benar-benar hilang kesadaran," Elena menambahkan.

Ini menjadi semakin membingungkan.

Menghela napas, Ciel kemudian mengangkat bahunya tak acuh. "Sudahlah, tak ada gunanya kita terus mempermasalahkan ini. Toh segel ini bukan sihir berbahaya yang akan membunuhku. Tak ada yang perlu dicemaskan.

"Jika kalian benar-benar ingin tahu, mengapa tidak bertanya pada Ratu saja? Dia tahu segalanya bukan?" lanjut Ciel pasrah ketika tatapan tak mengenakkan itu masih saja tertuju padanya.

"Kau benar!"

"Ehh?"

Dan Ciel berakhir dengan diseret oleh Louie dan Elena ke hadapan Ratu, diikuti Azra yang hanya melangkah dalam diam. Menatap Ciel dengan beribu pertanyaan.

Guardian of Light [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang