Chapter 6 : Promise

10.8K 781 58
                                    

Ciel menghela napas dan menghembuskannya kembali perlahan. Udara pagi yang hangat di musim panas menyambutnya begitu ia keluar dari pintu belakang istana. Cerulean-nya menatap ke sekitar, mengamati seluruh sisi dataran yang bisa tertangkap oleh matanya.

Meskipun semalam, tepat sebelum ia tertidur ia masih dapat melihat salju kembali turun, kini segalanya terlihat biasa kembali di matanya. Pagi yang hangat di musim panas. Walaupun mungkin itu tergolong wajar mengingat tempat ini adalah dunia sihir, jujur saja ia sedikit heran. Bagaimana salju itu hilang hanya dalam satu malam?

Pemuda bersurai kelabu itu membiarkan kakinya membawa dirinya melangkah tanpa arah, sementara ia menikmati suasana tenang yang ada di sekitarnya. Pilihannya untuk sedikit berjalan-jalan pagi ini tampaknya adalah sesuatu yang baik.

Ia menghentikan langkah ketika menyadari akhirnya ia sampai di tepi danau di belakang istana. Yahh, memang ke mana lagi dia akan pergi? Hanya tempat inilah satu-satunya yang ia ketahui. Lagipula, ia menyukai tempat ini.

Sedikit lebih jauh, kali ini pemuda bertubuh mungil itu menuntun kakinya menyusuri tepi danau. Mambawanya memasuki hutan kecil yang sebelumnya tak pernah ia lewati.

Jujur saja, ia sedikit mengharapkan sesuatu.

Akankah ia bertemu lagi dengan gadis itu di sini?

Ciel masih penasaran akan eksistensi gadis itu. Semakin ia memikirkannya, semakin ia tenggelam dalam kebingungan.

Menghela napas, Ciel menghentikan langkahnya dan kini berjongkok di tepi danau, menatap riak air sejernih kaca yang memantulkan wajahnya di sana.

Jemarinya bergerak menyentuh permukaan air, sedikit memainkan air yang terasa dingin di kulitnya itu dengan gerakan kecil yang ia buat. Lebih dari seminggu sudah ia melatih pengendaliannya dan kini sihirnya telah berkembang dengan cepat.

Ciel bahkan telah sepenuhnya mengguasai pengendalian dasar. Sebentar lagi, mereka akan naik ke tahap 3.

"Ahh ...."

Gerakannya terhenti ketika ia menangkap suatu bayangan terpantul di permukaan air yang beriak tenang. Sesuatu yang berada tak jauh di sisi lain danau itu mengalihkan perhatiannya. Iris birunya menyipit, coba mengamati lebih jelas bangunan yang tampak samar oleh kabut pagi.

Itu sebuah paviliun.

Rasa penasaran menuntunnya untuk kembali menyusuri tepi danau demi mencapai bangunan yang menarik perhatiannya itu. Seolah tubuhnya bergerak dengan sendirinya, ia membiarkan langkahnya membawanya pergi. Hingga akhirnya ia sampai tepat di depan paviliun itu.

"Ciel, selamat datang."

Bayangan seorang gadis kecil dengan senyuman manis di wajahnya membuat Ciel tertegun sesaat, sebelum kemudian ia menggeleng cepat. Menyadari bahwa tak ada siapa pun selain dirinya seorang di sini.

Menghela napas, Ciel memilih untuk mendekati paviliun itu dan duduk di sana.

Iris birunya mengamati sekitar. Tampaknya tempat ini tak pernah didatangi oleh siapa pun, mengingat lokasinya yang cukup jauh dari lingkungan istana. Namun meski begitu, tempat ini sama sekali tak terlihat berantakan. Seolah ada yang merawat tempat ini.

Dan lagi-lagi, Ciel merasa tempat ini familier baginya.

Ia menutup mata, coba mengingat, atau setidaknya berusaha mencari bayangan-bayangan samar yang lagi terbesit sekilas di benaknya. Ingatannya yang hilang itu benar-benar membuatnya merasa terganggu. Membuatnya merasa penasaran akan banyak hal dan itu menyebalkan.

Ciel menghela napas pelan, membiarkan kilasan memori yang terlintas di pikirnya itu mengalir begitu saja. Ia melihat bayangan seorang gadis kecil yang samar, di tempat yang sama dengan tempatnya berada kini.

Guardian of Light [REMAKE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang