GML #9

11.8K 901 61
                                    

Di mulmed badan Rivaldi, ya...

#di hajar massa

***

Bosan!!

Adel berdecak. Long weekend.

Kelas tidak ada. Job pun di cancel semua. Lyn sedang ada acara keluarga.

Terlalu lama berteman akrab dan selalu ada dalam keadaan apapun menjadi kebiasaan.

Kembali pulang ke rumah tidak ada yang berubah. Adel membutuhkan suasana baru.

"Riva?"

"Iya, mbak." Riva menoleh pada Adel yang tampak kusut di sofa. Dari pagi belum mandi, hanya tiduran sembari mengutak-atik chanel televisi.

Sesekali sibuk berselancar di dunia maya. Namun akhirnya jenuh juga.

Riva sedang sibuk dengan tugasnya, tidak jauh dari tempat Adel bermalas-malasan.

"Gue bosan!"

Riva tersenyum tipis. Tumben sekali gadis itu tidak mengamuk. Dia mirip seperti kucing rumahan.

Menggemaskan.

"Pikirin apa yang bikin mood gue membaik. Hitungan sepuluh harus ada."

Sialan. Baru saja Riva memuji dalam hati. Namun sekarang telah kembali menyebalkan.

"Saya..."

"Tiga..."

"Mbak..."

"Lima..."

"Saya tidak..."

"Sepuluh..."

Adel selesai menghitung.

"Lo ya... Lama banget. Apa????" Tanya Adel menggeram.

"Nggak tau, mbak."

"Sini lo." Adel duduk bersila. Riva beranjak dari kursinya. Mendekat dan berdiri di depan majikannya.

Adel menyipit. Memandang wajah Riva dengan serius, sehingga lelaki itu salah tingkah.

"Gue harus apain ya muka lo? Kali aja gue bisa seneng." Riva terkejut. Ngeri pada majikannya yang sengklek.

"Pencet jerawat kali yak?"

"Saya tidak punya jerawat, mbak." Adel membenarkan. Manggut-manggut sembari memperhatikan wajah Riva lagi.

"Pake apa lo? Kenapa jerawat lo nggak ada?"

"Nggak pake apa-apa, mbak." Riva tersenyum tipis. Adel berdecak setelah memutar bola mata.

Beberapa saat kemudian Adel menjentikkan jari. Tersenyum sumringah. "Main kartu. Ayo main kartu." Ajaknya.

Riva terkejut. Memandang tidak percaya pada majikannya. Sejak kapan mereka sok akrab begitu?

"Mbak?"

"Cepat. Beli kartu sana." Suru Adel.

Riva mengangguk. Bergegas keluar apartement untuk mencari kartu seperti permintaan majikannya.

Adel tersenyum puas. Berbagai macam pikiran menghiasi otak jahilnya. Lihat saja nanti.

Beberapa saat kemudian, Adel menoleh pada pintu. Menemukan Riva masuk ke apartemennya.

Adel menyuruhnya mendekat. Mereka duduk di lantai. Riva semakin bingung. Meski begitu. Dia tetap menurut apa kemauan majikannya.

"Duduk sini!"

Give Me Love [SHIC #2] [DREAME)Where stories live. Discover now