GML #30

7.6K 614 50
                                    

"Dimana temen-temen lo?"

Riva memutar tubuhnya. Adel menyedekapkan tangan di dada dengan angkuhnya.

Tatapan tajam Riva sama sekali tidak berpengaruh padanya. Meskipun lelaki itu berbahaya, Adel sama sekali tidak gentar.

"Bawa gue menemui mereka!" Titahnya tak terbantahkan.

"Untuk apa?" Tanya Riva mengernyit.
"Bukan urusan lo!" Adel mengangkat bahu. "Ingat! Kartu lo ada pada gue!" Ancamnya mengingatkan.

Adel mengurungkan niatnya melaporkan semua pada Yoga. Dia memiliki rencana luar biasa terhadap lelaki tersebut.

Riva tidak percaya dengan Adel. Jelas sekali kesempatannya untuk menyingkirkan lelaki itu darinya dengan melaporkan semua kejadian beberapa hari yang lalu.

Bahkan Riva saja bersiap menerima baku hantam apa saja yang akan diterimanya.

"Saya nggak tahu lagi mereka ada di mana?! Tiga tahun ini saya nggak berhubungan lagi dengan mereka." Kata Riva ketika Adel hendak masuk ke dalam rumah.

Adel memghampiri Riva yang sedang memandang bintang bertebaran di taman belakang rumahnya. Di ayunan itu tempat biasa Yoga dan Shella pacaran.

"Lo pikir gue percaya?" Adel menaikkan salah satu alisnya. "Gue nggak peduli gimana caranya. Besok malam bawa gue ke sana!" Titahnya telak. Adel kembali melangkah meninggalkan Riva

"Kamu akan menyesal?!" Adel memutar tubuhnya. Tersenyum sinis sembari mendekat. Riva mengernyit. "Kenapa gue menyesal?! Lo mau nyelakain gue lagi, hah?" Tanyanya sembari berkaca pinggang. Riva terdiam. "Mau ngancem gue?!" Tambahnya.

Riva menjauh, mundur satu langkah ke belakang. Tetapi Adel kembali mendekat. Tersenyum sinis penuh kemenangan. "Lo!" Adel menunjuk wajahnya. Riva menangkup tangan Adel, lalu menurunkannya.

Adel berdecak. Melayangkan tangannya ke kepala Riva dengan sadis.

"Gue udah siapin sesuatu buat lo kalau sampai gue tergores sedikit aja!" Ancamnya menyeringai. "Tanpa lo sadari, gue udah siapin perangkap buat lo! Jadi jangan macam-macam dan ikutin perintah gue!"

Kali ini Adel benar-benar pergi dan meninggalkan Riva yang sedang berpikir keras.

Hal licik apa yang sedang direncanakan oleh gadis itu?

Riva duduk di ayunan berwarna putih itu. Dia datang sore tadi, sengaja datang terakhir meskipun dia mengantar Adel hingga di depan rumah menggunakan taksi.

Untuk kali ini, dia berbohong banyak. Yoga menanyakan liburan Riva. Lelaki itu diberikan waktu cuti selama Adel berlibur dan kembali lagi setelah gadis itu kembali.

Riva menjelaskan secara garis besar selama liburannya. Dia pergi bersama temannya, dan menghabiskan waktu bersama.

Adel mendesis. Menyeringai pada Riva yang tidak sepenuhnya berbohong.

Riva terlihat sama saja seperti sebelumnya. Kaca mata besarnya tertengger di atas hidung.

Selama bersama Adel, lelaki itu beberapa kali melepaskannya. Bahkan membiarkan rambutnya acak-acakan serta mengenakan pakaian santai tanpa adanya kancing.

Hebat sekali dia. Batin Adel mendesis. Paling ahli mengelabui orang di sekitarnya.

Tetapi semua itu tidak berhasil menipun Adel. Hadis itu yakin sejak awal jika lelaki itu memiliki banyak rahasia.

Dan kini rahasia itu mulai terkuak sedikit demi sedikit. Sebentar lagi dia akan membuktikan apa yang dipikirkannya selama ini.

Meskipun menggunakan cara licik.  Adel hanya ingin kedua orang tuanya mengetahui siapa dia sebenarnya, agar selankutnya tidak menumpahkan kepercayaan begitu dalam pada mereka.

Riva menghela nafas panjang. Memandang taburan bintang di langit. Membuka kaca matanya, lalu memijit batang hidungnya.

Semua berantakan. Mungkin semakin kacau setelah ini.

Dia menggeram. Terbuat dari apa gadis itu sehingga begitu sulit untuk menakhlukkannya?

Pertama dan satu-satunya. Namun sial! Hal tersebut yang membuatnya penasaran dan tidak bisa pergi begitu saja.

Riva tidak menyukai kegagalan. Apapun rintangannya, dia akan menerjang dan mendapatkan apa yanh diinginkannya.

Sial. Beberapa hari ini dia begitu sulit menetralkan emosinya. Riva sering meledak dan menunjukkan dirinya yang sesungguhnya di hadapan gadis keras kepala tersebut.

Menghela nafas panjang. Riva memejamkan mata, berbaring di ayunan tersebut. Sama sekali tidak mengantuk.

Semua penghuni rumah itu mungkin hanya dia saja yang belum tidur. Semua telah masuk ke kamar masing-masing. Bahkan si Lola, biang kekacauan di hidup Azka saja telah terkedalikan.

***

Jakarta, 04 Juli 2017

Wew... Adel licik ya.

Riva makin kacau. Mulai ketahuan dia 😱😰

Give Me Love [SHIC #2] [DREAME)Where stories live. Discover now