Disini Untukmu 28

5.8K 370 64
                                    

   Yupi membawakan makan siang untuk Kinal ke kamarnya. Karena menurut ibu, Kinal sejak pulang tadi tidak keluar kamar, dia terus mendekam dalam kamar tanpa mau keluar. Maka ibu menyuruh Yupi untuk membawakan makan siang buat sang kaka ke dalam kamar.

   "Kak, ini makan siangnya dimakan dulu. Aku gak mau ka Kinal jatuh sakit karena telat makan," Yupi membawa piring berisi nasi serta lauk pauknya untuk Kinal, dan dia juga membawa segelas air putih.

   Saat itu Kinal sedang duduk diatas tempat tidur, tubuhnya ia sandarkan ke dinding tempat tidur, lalu kedua kaki ditekuk sampai depan dada, dan Kinal menenggelamkan wajahnya disana.

   Saat Yupi bicara, Kinal mengangkat kepala untuk melihat dia, lalu meluruskan kakinya yang ditekuk. Yupi terkejut melihat Kinal dengan mata yang merah dan muka yang terlihat kusut, karena Kinal menangis, hingga matanya merah dan jadi sembab.

   "Ka Kinal kenapa?" tanya Yupi. Lalu dia duduk ditempat tidur samping Kinal sambil memegang tangannya.

  "Kaka gakpapa."

   "Kak, jangan seperti ini! Aku sama ibu sedih ngeliatnya. Ka Kinal masih anggap aku sebagai adik kakakan? Dan ibu sebagai ibunya kaka?"

   Kinal mengangguk pelan.

   "Kalau gitu, ka Kinal bisa berbagi cerita denganku atau dengan ibu... Sekarang aku sadar, kak! Kalau sebenarnya hubungan kaka adik diantara kita jauh lebih baik daripada hubungan kekasih, seperti yang ka Kinal bilang. Dan aku mulai belajar menyayangi ka Kinal sebagai kaka aku, bukan sebagai orang yang kusukai dalam tanda kutip pacar."

   Yupi sambil memegang tangan Kinal, dan Kinal membalas pegangan tangan Yupi di tangannya.

   "Makasih, karena kamu udah mau ngerti," ucap Kinal.

   "Kalau ka Kinal belum mau cerita ke aku, gakpapa. Tapi ka Kinal makan ya?" Yupi tersenyum, lalu memberikan piring yang berisi makanan itu ke tangan Kinal.

   Akhirnya Kinal memakan makan siangnya dengan pelan dan ditemani Yupi. Setelah makan siang, Kinal menyiapkan dirinya untuk bekerja, karena hari ini dia ada jadwal terbang ke Thailand selama dua hari ke depan.
.
.
.


Veranda POV

   Semenjak kejadian siang itu dimana aku mengusir Kinal dari rumah, aku merasa bersalah. Walau bagaimana pun aku sangat mencintai dia, rasa cinta ini tak pernah berubah untuknya, masih tetap sama seperti dulu, mencintai dan menyayangi dia sepenuh hati.

   Hatiku terpukul saat mendengar dari mulut Kinal kalau dia dan Viny bertunangan, lalu akan menikah dalam waktu dekat. Sebenarnya ingin sekali aku tak mempercayai kata-kata itu.

   Bagaimana bisa Kinal dan Viny akan menikah?

   Mampukah aku melihat Kinal bersanding dengan Viny?

   Bagaimana pun itu aku tidak akan sanggup, membayangkannya saja aku tak bisa. Padahal aku dan Kinal baru saja merajut benang yang sempat putus dulu, tapi baru sebentar aku menikmati masa bahagiaku, berita itu datang dan meluluh lantahkan hati ini lagi.

   Apakah aku memang tidak bisa dipersatukan dengan Kinal?

   Tapi tidak mungkin, hubunganku dengan Kinal seharusnya bisa menyatu, kalau saja Kinalnya tidak lemah seperti ini. Andai Kinal benar-benar mencintaiku, seharusnya dia memperjuangkanku dan cinta kita berdua. Kalau memang perjodohan dirinya dengan Viny bukan kemauan Kinal, dia harusnya bisa menolak, tapi kenyataannya tidak! Dia malah menerima perjodohan itu dengan tangan terbuka, itu berarti Kinal mencintai Viny.

Disini UntukmuWhere stories live. Discover now