Part Spesial #2

5.1K 333 33
                                    

   Kinal hari ini mendarat di Bandara Soekarno Hatta. Karena dia sudah melakukan tugasnya selama 2 hari kemarin dengan baik. Sepulangnya Kinal dari Medan, dia membawakan Veranda dan Tasya makanan kesukaan mereka berdua, bolu meranti keju.

   "Kapteenn..." Tasya berlari dan langsung memeluk Kinal yang baru saja turun dari mobil untuk menyambutnya. Lalu Kinal berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Tasya dan memeluk dia.

   Kinal memeluk erat Tasya, melepas rindu setelah 2 hari tak bertemu. Karena Kinal sudah menganggap Tasya sebagai anaknya sendiri. Maka ia akan selalu merindukannya setiap saat.

   "Tasya gak nakalkan selama kapten tinggal?" Tasya menggelengkan kepalanya dalam pelukan Kinal, "anak pinter," ucap Kinal lagi.

   "Kapten, ayuk masuk. Tasya udah buatin susu. Kata bubi, Tasya halus buatin susu buat kapten minum, bial kapten Tasya sehat dan kuat."

   "Ok, yuk."

   Kinal mengajak Tasya masuk ke dalam rumah dengan menggandeng tangan kecilnya. Sedangkan tangan Kinal yang kiri, ia gunakan buat menarik koper.

   Sampai didalam rumah, Kinal menyuruh pengasuh Tasya sementara untuk pulang. Karena tugas menjaga Tasya sudah Kinal ambil alih sepulangnya dia.

   "Kamu boleh pulang sakarang, mba. Tasya biar sama saya di rumah."

   "Baik bu. Permisi."

   "Mba Kalin, hati-hati pulangnya ya. Dadaaaah..." Tasya melambaikan tangan ke pengasuh sementaranya jika Veranda dan Kinal bekerja. Lambaian tangan pun Karin berikan ke Tasya sambil tersenyum. Pengasuh Tasya bernama Karin, ia tinggal dibelakang perumahan Kinal dan Veranda.

   Setelah kepulangan Karin, Tasya segera lari ke dalam. Lalu Tasya memberikan segelas susu yang ia ambil dari dapur dan dibawa menggunakan kedua tangan mungilnya ke depan Kinal. Sudah pasti susu itu dibuat Tasya dengan bantuan mba Karin.

   "Ini susu buat kapten," Kinal mengambil segelas susu itu dari tangan Tasya.

   "Makasih sayang," setelah itu Kinal meminum susunya sampai habis tak tersisa. "Anaknya siapa sih ini? Pinter banget buat susu. Enak lagi susunya, kapten suka."

   "Anak bubi sama kapten dong," jawab Tasya tersenyum. Kinal yang sangat merindukan Tasya akhirnya memeluk dia kembali, lalu Kinal dengan keisengannya sengaja menggelitiki Tasya. Si kecil sampai tertawa geli karena ulah Kinal padanya.

   "Hei, kalian berdua lagi apa? Kok bubi gak diajak main juga sih?" Veranda tiba-tiba muncul di rumah. Padahal hari masih siang, tapi ia sudah ada di rumah secepat ini.

   "Bubiiiii..." Tasya segera berlari menghampiri Veranda. Lalu Veranda menggendong dan mencium Tasya gemas. "Bubi, kapten nakal. Tasya digelitikin telus sama kapten," adu Tasya ke Veranda.

   Kinal yang beranjak dari sofa, lalu menghampiri mereka berdua.

   "Ceritanya kapten diaduin nih ke bubi sama Tasya," kini Kinal sudah ada didekat Veranda yang sedang menggendong Tasya, ia memeluk kedua orang yang paling dicintainya itu. Dan mencium pipi Veranda cepat.

   "Iya, kapten nakal abisnya."

   "Ya udah. Kalau gitu kapten biar bubi hukum! Tasya setuju?"

   "Setuju. Tapi hukumannya apa, bubi?" Veranda tersenyum, begitu juga dengan Kinal yang sedang memeluk mereka berdua ikut tersenyum.

   "Emm. Gimana kalau hukumannya begini," seketika Veranda langsung mencium pipi Kinal cepat dan juga lama. Melihat Veranda menghukum Kinal seperti itu, Tasya ikut-ikutan mencium pipi Kinal yang satunya lagi. Membuat Kinal tertawa kecil atas kelakuan dua orang tersayangnya, dan semakin mempererat pelukan dia ke Veranda serta Tasya.

Disini UntukmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang