Seatmate - 1

991 233 48
                                    

"Pertemuan tak disengaja, itulah yang menjadi awal dari segalanya. Segala tentang kita."
-Orion Marvela-

Kamis, 04 Juli 2013.

Hari ini adalah hari pertama Vela menginjakkan kakinya ke Sekolah Menengah Pertama. Ketika Vela berjalan mencari ruang kelas MOS-nya dengan terburu-buru karena memang ia hampir terlambat, dia menabrak seseorang.

Vela terjatuh lalu bangkit kembali di bantu oleh orang yang dia tabrak. Vela merasa bersalah dan segera meminta maaf, "Sorry, gue gak sengaja."

Orang itu hanya tersenyum lalu berkata, "no problem." Kemudian dia mengulurkan tangannya dan kembali berkata, "salam kenal, gue Orlando." Vela membalas uluran tangan itu, "gue Vela."

Vela menatap manik mata Orlando itu, dia merasa seakan terhipnotis. Manik mata itu terlihat teduh dan bersahabat dan dapat membawanya kedalam sebuah rasa damai.

Setelah lama dalam diam, hening itupun dipecahkan oleh Vela, "lo tau ruangan VII F dimana?" Orlando hanya menggelengkan kepalanya tanda ia tidak tau. Lalu ia kembali mengeluarkan suaranya, "gue gak tau, Vel. Gue aja lagi nyari ruang VII G. Kemungkinan sih, VII F sebelahan dengan VII G."

"Oh yaudah, gue cari ruangan gue dulu ya, bye!"

Vela melangkah pergi meninggalkan Orlando. Namun, tak sampai 5 langkah, Vela menghentikan langkahnya lalu berbalik. Melihat Orlando yang masih berdiri di sana, Vela segera kembali menghampirinya.

Sembari menunjukkan jajaran deretan gigi rapinya, Vela mengajak Orlando agar tetap bersamanya, "gimana kalau kita cari ruangannya sama-sama?"

Mendengar itu, Orlando hanya mengangguk menyetujui ajakan Vela. Dan keduanya pergi menyelusuri koridor untuk mencari ruang mereka yang sudah jelas berbeda.

***

Vela menyeka keringat yang telah membasahi kepalanya. Sudah satu jam lebih dirinya membersihkan gedung olahraga sekolah nya ini karena dia terlambat. Sebuah alasan klasik memang, tetapi begitu lah yang dia rasakan.

Begitu juga Orlando dan beberapa orang lainnya, mereka tampak merasakan hal yang sama. Sama-sama lelah untuk membersihkan gedung olahraga yang sangat luas itu.

Vela merasa dirinya sangat lelah, kepalanya pusing tidak karuan. Tubuhnya kini goyah dan akhirnya jatuh pingsan. Sebelum Vela jatuh pingsan, Orlando sempat memperhartikan gerak-gerik Vela yang tampak aneh. Begitu melihat Vela pingsan, Orlando langsung mengajak orang-orang yang berada di sekitarnya untuk membantu dirinya membawa Vela menuju UKS.

Orlando kini masih berada di dekat Vela karena ingin menemaninya sampai ia sadar. Namun, Orlando merasa jenuh menunggu lalu dengan ragu, Orlando pergi meninggalkan ruangan UKS itu, meninggalkan Vela yang masih pingsan.

Ketika Vela membuka matanya, Orlando tak ada lagi disisi nya. Dia hanya melihat seorang lelaki yang juga tampak sakit. Vela tidak mempedulikannya dan langsung keluar ruangan UKS itu.

Saat Vela berjalan melewati lelaki itu, tali sepatunya terinjak olehnya. Dia terjatuh di hadapan lelaki itu. Sedangkan lelaki itu hanya tertawa melihat Vela yang terjatuh.

Vela mendengus kesal lalu menatap lelaki itu tajam dan berkata, "lo gak ada niat bantuin gue untuk berdiri gitu?! Udah tau gue jatoh, bukannya di bantuin malah diketawain!"

Lelaki itu hanya menaikkan sebelah alisnya mendengar perkataan Vela. Tak lama kemudian lelaki itu bersuara, "oh, jadi ceritanya lo berharap gue bantuin lo untuk berdiri gitu?"

Vela kembali mendengus kesal, "siapa coba yang berharap di bantuin sama lo?!"

Namun, reaksi lelaki itu hanya melihat Vela lekat-lekat lalu tertawa. "Kalo lo gak berharap kenapa lo dari tadi gak berdiri sendiri lalu pergi dari hadapan gue?"

Vela terdiam mendengar penuturan lelaki itu. "Iya juga sih," ujarnya pelan. Namun, nasib nya ternyata tidak bagus, lelaki itu mendengar perkataannya. Lelaki itu kembali menertawakannya untuk kesekian kalinya.

Kemudian, Vela berdiri dan beranjak pergi. Mengingat suatu hal, Vela berbalik arah melihat lelaki itu. "Kali ini lo bisa ngetawain gue sepuas lo. Tapi inget, gue yakin suatu saat nanti, gue yang akan ngetawain lo!"

"Oh ya? Terus lo berharap banget ketemu lagi sama gue gitu?"

Vela menggeram kesal dan menyanggah kalimat lelaki itu dengan cepat, "enggak!" Lalu, tanpa ragu ia melangkah pergi tanpa melihat lagi ke arah lelaki itu yang kini tersenyum manis.

***

SeatmateWhere stories live. Discover now