*Rin's POV
Elysia dan Kevin kembali. Mata Elysia terlihat sangat sembab tapi dia tersenyum. Aku berlari mendekatinya dan berkata. "Kau tidak apa – apa Elysia?"
Dia mengangguk dan tersenyum. "Ia,maaf sudah membuat kalian khawatir."
"Mana yang lain?" tanya Kevin.
"Mereka menunggu kita di aula karena proses pengangkatan masih akan berlanjut." Kata Rheel.
Aku menatap Elysia dan dia terlihat sedih. Aku memegang tangannya dan membawanya mengikuti Rheel dan Kevin yang sudah berada di lift. Di dalam lift aku terus memegang tangan Elysia. Aku tidak ingin dia merasa sedih terus tapi aku tahu kalau tidak mungkin menghilangkan kesedihannya hanya dengan ini.
Aku secara diam – diam menatap Elysia dan dia melihatku lalu tersenyum. Aku mengeratkan peganganku padanya dan dia melakukan hal yang sama. Aku tahu Elysia pasti sedang murung. Andai saja aku bisa melakukan sesuatu untuknya.
Lift terbuka dan kami keluar. Aku terkejut saat mendengar suara riuh dan ramai. Aula Headquarter Shadow sangat luas dengan dinding berwarna putih. Di bagian depan ada sebuah panggung luas dan di belakang panggung itu ada lambang kelompok Shadow.
Saat kami keluar dari lift, kami langsung membaur dengan orang yang sangat banyak. Semuanya memakai pakaian yang sama dengan kami tapi di jubah mereka ada bis abu – abu di ujung jubah mereka sedangkan punya kami tidak ada.
Setelah duduk, kami diam dan hanya membiarkan orang – orang ini ricuh. Aku merasakan pandangan – pandangan banyak mata melihat ke arah kami. Dan rasanya banyak yang melirik kami. Tapi aku membiarkankan mereka.
Tak lama kemudian Claude masuk dan menyuruh kami semua tenang. Seketika ruangan ini menjadi terang dan diam. Claude melanjutkan. "Terima kasih atas perhatian kalian semua. Kita akan mengadakan upacara pengangkatan anggota Shadow."
Ketua dan Sharon masuk dan berdiri di panggung itu.
Ketika melihat Ketua, semua orang di dalam ruangan ini berdiri dan membungkukkan badan mereka untuk menghormati Ketua. Aku dan Elysia segera mengikuti Rheel dan Kevin yang tampaknya telah terbiasa dengan situasi ini.
Ketua mengangguk lalu kami semua duduk. Claude melanjutkan dengan kata – kata pembuka yang santai dan cepat kemudian dia mempersilahkan aku, Elysia, Kevin dan Rheel untuk naik ke atas panggung.
Kami berempat langsung berdiri dan melangkah ke atas panggung.
Aku dapat dengan jelas mendengar bisikan – bisikan dari orang – orang di sekitarku. Aku tidak yakin apa yang mereka katakan tapi mereka kelihatannya sangat menghormati Rheel dan Kevin.
Aku dan yang lainnya sampai di depan Claude dan membelakangi para penonton. Claude segera mundur dan mempersilahkan Ketua untuk menggantikannya.
Kami berlutut dengan kaki kanan kami dan menundukkan kepala di hadapan Ketua. Kata Rheel aku tidak boleh mengangkat kepalaku sampai Ketua menyuruh kami maka aku hanya bernapas dengan pelan sambil menatap tangan kiriku yang berada di atas paha kiriku.
Dalam keheningan aku dapat mendengar detak jantungku sendiri. Tubuhku yang di Aswald jauh lebih peka daripada tubuhku yang dulu tapi kepekaan itu belum muncul sepenuhnya. Dadaku rasanya hangat, tanda kehadiran Destiny Weaponku sangat kuat dan nyata. Senang dan sedih bercampur saat aku mengingat soal Destiny Weapon karena Elysia.
Suara Ketua menyadarkanku dari lamunanku. Dia menyapa para anggota Shadow lainnya dan langsung ke pengangkatanku dan yang lainnya.
"Rheel Crusaider, Kevin Escion, Rin Luinne dan Elysia Klavier. Apakah kalian bersedia menjadi anggota Shadow yang sepenuhnya, bersedia menjaga segala rahasia yang dimiliki oleh kelompok ini dan saling melindungi di antara para anggota Shadow terutama Master dan Partner kalian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - Quarter 0
Fantasy[ BOOK 2 : COMPLETE ] Rin akhirnya kembali ke dunianya-dunia aslinya. Kini dia harus menjalani hidupnya sebagai Rin Luinne-penerus Kerajaan Luinne. Tidak hanya itu, dia juga harus masuk ke salah satu organisasi yang ada di Aswald. Petualangan yang...