*Rin's POV
Headquarter Starlight terlihat sangat baru bagiku karena bentuknya sangat berbeda dengan milik Shadow. Taman Headquarternya dipenuhi pohon dan rumah – rumah penduduk semuanya adalah rumah pohon yang terlihat kuno tapi menarik. Headquarternya sendiri seperti rumah pohon raksasa dengan pohon yang luar biasa besar.
Kami diantar masuk ke salah satu rumah yang berada di dalam batang pohon dan luka kami dirawat oleh seorang wanita tua yang baik hati. Elysia kemudian dibawa ke salah satu rumah pohon untuk beristirahat karena dia masih belum siuman, sedangkan aku, Rheel dan Kevin dibawa masuk ke Headquarter Starlight karena kami ada urusan dengan Ketuanya.
Walaupun terlihat tua dari luar tapi Headquarter Starlight terlihat sangat kokoh dari dalam. Sepanjang jalannya ada karpet merah yang membentang dan lampu kuningnya memberikan kesan hangat yang menyenangkan. Tapi mungkin kehangatan yang kurasakan bukan karena suasana ruangannya ataupun cahaya lampunya melainkan anggota – anggotanya yang selalu tersenyum ramah saat menyapa kami.
Kami tiba di depan pintu besar yang dijaga oleh 2 orang pengawal. Begitu melihat wajah Alex dan Jenny mereka langsung memberi hormat dan menggeser pintu besar itu hingga terbuka.
Saat pintu itu terbuka aku, Rheel dan Kevin terdiam dan menahan napas karena terkejut. Rumah pohon bahkan tidak ada apa – apanya dibandingkan ini.
Di ruangan itu terdapat beberapa lukisan yang terkesan antik. Sebuah meja berada tepat di tengah – tengah ruangan itu dan sofa – sofa yang besar mengelilinginya. Di bawahnya karpet merah yang sama menawarkan kehangatan pada kaki – kaki telanjang (walaupun kami menggunakan sepatu) yang melangkah di atasnya.
Tidak ada lampu yang menjadi penerangan di ruangan itu. Tapi yang anehnya−bahkan sangat – sangat aneh untuk sebuah rumah pohon, ada sebuah perapian di ujung ruangan itu. Dekat perapian itu, ada sebuah kursi dan seseorang tengah duduk di situ.
Alex dan Jenny berlutut dengan satu kakinya dan berkata secara bersamaan. "Ketua, kami sudah kembali."
Lelaki itu membalikkan wajahnya dan aku dapat melihat dengan jelas wajah orang itu. Dia berbeda dengan Ketua Rynelf dari banyak segi. Lelaki itu berumur kira – kira 50 tahunan tapi pasti umurnya lebih dari itu karena penuaan tubuh orang Aswald agak lambat. Rambutnya sudah sedikit berwarna kelabu. Janggotnya yang panjang menambah tua penampilannya. Tapi mata coklatnya masih terlihat tajam−menunjukkan kalau dulu dia adalah seorang pejuang yang hebat.
"Dan kau membawa tamu." Kata pria itu. Suaranya masih kuat dan percaya diri, juga sangat tenang.
Kami bertiga menundukkan kepala kami dan Rheel berbicara. "Kami adalah Quarter 0 dari Kelompok Shadow. Kami datang untuk menyampaikan pesan dari Ketua Rynelf."
"Tuan Rynelf?" katanya. Aku terkejut karena dia menambahkan kata 'Tuan' pada Ketua yang jelas – jelas jauh lebih muda darinya.
Dia bangkit dari kursinya dan badannya tinggi tetapi bahunya mungkin sudah tidak sekekar dulu lagi.
"Mana pesannya?" tanyanya tetap dengan nada suara yang tenang.
Kevin mengangkat tangan kanannya dan butiran – butiran cahaya muncul. Butiran – butiran cahaya itu berkumpul dan menjadi padat hingga membentuk sebuah surat.
Kevin segera memberikannya kepada Ketua Starlight. Pria itu menyentuh stiker hitam yang berada di tengah – tengah amplop itu dan seketika itu juga muncul bayangan hitam dari amplop itu. Bayangan itu mengelilingi Ketua Starlight dan terlihat seperti hendak menyerangnya namun dalam sekejap bayangan itu pecah meninggalkan kami dan memperlihatkan surat yang dulunya berwarna putih, kini berwarna hitam di tangan Ketua Starlight.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEGEND OF ASWALD - Quarter 0
Fantasy[ BOOK 2 : COMPLETE ] Rin akhirnya kembali ke dunianya-dunia aslinya. Kini dia harus menjalani hidupnya sebagai Rin Luinne-penerus Kerajaan Luinne. Tidak hanya itu, dia juga harus masuk ke salah satu organisasi yang ada di Aswald. Petualangan yang...