Part 9

2.6K 130 0
                                    

"De, Ayra gak masuk?"tanya Gavin ke Karin.

"Alfa kak. Emang gak ada ngabarin ya?"

"Gak. Kakak telepon gak diangkat sms gak dibales." Ucap Gavin lalu pergi meninggalkan adiknya.

****

Aku melihat Gavin, mukanya kusut. Tidak biasanya ia sendiri, kemana Ayra? Aku pun mendekati Gavin karena penasaran sama Ayra dan aku ingat ada yang harus kubicarakan dengannya.

"Vin lo kenapa?"

Gavin menatap ku dingin. "Gak papa" . Sakit sekali melihatnya seperti itu.

Asal kalian tahu saja aku selalu memandangnya dari jauh. Aku selalu melihatnya bersama Ayra. Meski aku harus merasakan sesak di dadaku melihatnya. Karena dengan melihatnya membuat hatiku sedikit tenang. Aku hanya mampu mengaguminya dari jauh. Mencintainya dalam diam.

Setiap aku menyapanya ia hanya menatap ku datar. Aku ingin menangis. Menangis sekencang kencangnya meluapkan rasa sakit hatiku. Apakah ia tidak bisa tersenyum kepadaku? Sedikit saja?

"Oh ya kemana Ayra?"tanyaku langsung.
"Gue gak tahu"

"Lah lo ada masalah sama dia?"

"Gak ada."

aku melihatnya frustasi. Frustasi tidak tahu keberadaan dan kabar Ayra? Gavin sangat mencintai Ayra. Sangat. Aku kembali merasakan dadaku sesak. Nafasku tercekat di tenggorokan. Akuuuu tak sanggup melihat matanya yang memandangku seakan aku adalah makhluk hina dan segera pergi meninggalkan ku. Apa apaan ini? Benerkan CINTA HANYA MEMBUAT MENDERITA. BAIKLAHHHH AKU AKAN MENYERAH TIDAK ADA CARA LAIN UNTUKKU. Aku harus berhenti mencintainya dan membiarkannya bahagia dengan Ayra. Mungkin memang benar aku harus mencoba move on. Life must go on.

****

Keenan mengadakan konser. Semua orang menantikannya tak terkecuali Tasya dan Karin. Tasya dan Karin saling mengenal karena Tasya punya adik namanya Nesya. Nah adiknya itu temenan sama Karin. Nesya sering bawa Karin nginep di rumahnya. Jadi ya akrab begetohhh. Tapi sayang, Nesya nya beda sekolah dengan Karin. Katanya mau mencoba suasana baru dan teman baru?

"Kakkkk aku pengen ketemu kak Keenan"ujar Karin ke Tasya. "AKU NGEFANSSSS KAAKKKK".

"loh bukannya lo satu sekolah sama gue dan Keenan. Lo kan bisa ketemu tuh sama dia"

"malu kak.. ayo donggg aku mau fotbarrr nihh"

"ngapain malu? Keenan biasa aja kok orangnya"

"Iya iya, ayo kak. gak sabar nih"

Karin melonjak kegirangan. Ia akan bertemu langsung dengan Keenan.. idolanya. yehahyy

Keenan tampak menawan dan memukau di atas panggung. Wajahnya sudah penuh dengan keringat yang bercucuran. Nafasnya tersenggal tapi ia tetap bersemangat menghibur fansnya.

Karin mengikuti orang sekitarnya yang loncat loncat sambil bernyanyi menikmati suara merdu Keenan. Tasya pun demikian. Ia bangga punya teman seperti Keenan.

Konser berakhir beberapa jam lalu. Handphone Tasya berbunyi. Nama Keenan terpampang di layarnya dan segera mengangkat panggilan itu.

"Halo Keen ada apa?"

"LO DIMANA? GAK NONTON KONSER GUEEE? JAHAT LO"teriak Keenan.

"Nonton kok, gausah lebay gitu."

"Lo datang ke ruang make up dong Sya, lama gak liat muka ingusan lo"

"Tai"

"Cepetan" Tasya langsung mematikan panggilannya dan menoleh ke Karin.

"Rin, ikut gue"

"Kemana kak?"

"Kejutan" Karin penasaran.

Sesampainya di ruang make up Karin hanya mampu melongo takjub. Suatu keajaiban bisa melihat artis idola sesudah konser. Eksklusif. Tasya hanya tersenyum geli melihat tampang cengo Karin yang astaga mirip ikan susah nafas.

"NIH KEEN, FANS LO"ujar Tasya kencang membuat Karin sadar dari kekagumannya.

"Hehehe. Apa salahnya sih kak nge fans sama kak Keenan?" Keenan hanya tersenyum mendengar Tasya dan Karin.

"kak fotbarrrrr terus ttddd ya! Singlenya keren kak! Aku sukaaaaa"

"Iya makasih ayoo fotbar"

Dengan banyak syuting dan ngeliat fansnya Keenan mungkin bisa melupakan masalah cintanya.

****

Gavin POV

Aku cemas tak mendengar kabar Ayra. Dia juga tak mengangkat teleponku. Aku merasa jika kondisi Ayra saat itu tak seperti biasanya. Wajahnya pucat. Suhunya panas kadang dingin. Tak stabil. Tapi aku bertanya dia selalu bilang cuma kecapean. Aku hanya mendengus melihat sikapnya. Keras kepala tapi aku cinta loh sama dia.

Ketika aku pusing tak tahu kabarnya tiba-tiba Keenan datang menanyakan kabar Ayra. Dia selalu berkata lembut dan tatapannya memandang ku cinta? Mungkin saja. Aku harus menjauhinya agar ia menyerah mencintaiku. Aku tak ingin ia mengganggu hubungan dengan Ayra.

Aku menelpon Ayra lagi namun lagi lagi ia tak mengangkatnya. Aku segera pergi ke rumahnya namun rumahnya terlihat sepi. Tidak ada orang kemana mereka?pikirku.

AYRA tak mungkin meninggalkanku tanpa alasan kan? Aku sibuk berspekulasi tentang Ayra. Mungkinkah ia pergi tanpa berpamitan denganku? Mungkinkah ia sudah bosan denganku? Mungkinkah ia tak mencintaiku lagi hingga dering telepon membuyarkan pikiranku. Ara. kakak Ayra sekelas sama gue dulu pas kelas 10.
Astaga kenapa gue gak kepikiran nelpon Ara coba? Lo bego banget sih Vin. MALU-MALUIN EMANG.

"Halo"

"Vin lo kerumah sakit sekarang"

"Kenapa?"

"Ayra masuk rs cepetan! Ruang Anggrek no 260"

Aku mencerna perkataan Ara tadi dan saat aku sadar maksudnya aku langsung berlari mencari kunci mobilku dan melaju pergi ke rumah sakit. Lagi-lagi otak gantengku sibuk berspekulasi. Ada apa dengan Ayra sebenarnya? Apakah dia baik-baik saja? Kuharap tidak terjadi apa-apa.

Aku tiba di rs Medika Jaya dan mencari ruangan Ayra. Disana aku melihat ibu Ayra menangis sesegukan di pelukan Ara. Ada apa dengan Ayra????? Tuhannn selamatkan diaaa apapun kondisinya.

TBC

Night Is Gone AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang