Pengakuan

5.8K 369 8
                                    

Sebastian yang melihat Ciel dikantin langsung menghampirinya tetapi langkahnya terhenti saat melihat seorang perempuan datang dan memberikan Ciel es krim dan perempuan itu adalah perempuan yang tadi ditarik Ciel. Perasaan Sebastian hancur melihat hal tersebut tetapi ia mencoba mendekat.

"Hmm bagaimana kalau kau jadi kekasihku saja?" Dengan putus asa Ciel mengatakannya.

Mendengarkan perkataan Ciel yang seperti itu, hati Sebastian semakin hancur dan terasa sangat sakit.

Karena selama ini ia menyukai ciel- ah- tidak malah ia sudah mencintainya

" tidak mau ah, siapa tau dia bukan pacarnya tapi fansnya saja kau pasti menyesal, lagi pula aku tidak mau jadi pelampiasan lho~ " Ucap perempuan itu,

Sebastian senang mendengar hal itu, dan ia sedikit penasaran siapa orang yang dibicarakan perempuan itu dan siapa perempuan yang ada didepan Ciel itu.

"Hei Ciel aku mencari-carimu, kamu dari mana saja tiba tiba pergi gitu aja?" Tanya Sebastian, Ciel hanya diam menatap Tya.

"Ah iya perkenalkan nama saya Sebastian Michaelis." Sebastian memperkenalkan diri kepada tya.

"Nama saya Fujiama Tya, Salam kenal senior Michaelis."

"Nah Ciel sebaiknya kau tanyakan sebentar lagi bel lho, jadi cepat kau temui orangnya, dan kau jangan seperti ini menjijikan tau MENGERTI!" ucap tya sambil menekan kata 'mengerti' , kemudian pergi ke kelasnya.

Suasana antara Sebastian dan Ciel sangatlah hening.

"hmm Ciel, Tya itu kekasihmu ya?" Tanya Sebastian.

"Hn. Kalo iya memang kenapa?" Ciel menjawab dengan dingin,
Sebastian terdiam

"Kenapa dia berbicara seperti itu ketika dia hendak pergi tadi?"

"Dia hanya temanku. Mana
kekasihmu tadi?"

Ciel enggan bertanya seperti itu tapi ia penasaran tentang perempuan tadi.

"Haha.. Beast kekasihku ya ampun Ciel, Beast itu wanita yang selalu mengejarku dan menggodaku, salah satu dari fans fanatikku" Sebastian tertawa mendengar ucapan Ciel, entah kenapa Sebastian merasa Ciel cemburu atau mungkin hanya perasaannya saja.

Mendengar hal itu Ciel merasa tenang karena perkiraannya salah.

'Tya benar, aku saja yang terlalu berburuk sangka' batin Ciel senang.

Bel berbunyi Ciel dan Sebastian berpamitan dan pergi kekelasnya masing-masing.

"Aku harus menggajar kelas dulu sampai jumpa Ciel!" Sebastian kemudian pergi meninggalkan Ciel.

"Baiklah."

Dikelas Ciel duduk dengan tya, dan berterima kasih kepada Tya. Ia menceritakan segalanya kepada Tya. Tya hanya tersenyum mendengar ocehan Ciel. Karena jarang sekali ciel bawel (OOC)seperti ini.

"Hey.. hey kau harus mentarktirku coklat atas saran yang kuberikan kepadamu lho~!" Tya mejahili Ciel.

Mendengar itu Ciel hanya memanyunkan bibirnya, Tya hanya terkekeh melihat tingkah Ciel.

"Seharusnya aku tak usah berterima kasih kepadamu, kalau akhirnya minta coklat juga." Ucap Ciel "tapi tak apa lah nanti malam ditempat yang biasa"

Disekitar mereka terdapat beberapa perempuan sedang bergosip

"Hei kita akan diajar oleh senior, katanya guru kita sedang sakit, dan tau nggak ia merupakan senior terpopuler disekolah tau"

"Kalau tak salah namanya-"

Tiba-tiba Seorang senior masuk kedalam kelas dan tya merasa kenal dengan orang tersebut,

"Hey itu bukannya senior michaelis ya?"

Mendengar itu sontak saja ciel kaget, dan langsung menoleh. Dan benar saja itu adalah Sebastian Michaelis.

"HEH!" Jeritan Ciel terdengar sampai depan kelas.

Sontak saja seluruh siswa mengalihkan pandangannya kearah suara yaitu Ciel. Ciel hanya tersenyum sambil meminta maaf.

Pelajaran pun dimulai dengan perkenalan, pembelajaran berjalan dengan lancar. Hingga bel berbunyi

"Tya, kau mau kemana?" Ciel bingung melihat Tya tergesa-gesa.

"Mau bertemu seseorang, kekantinnya duluan saja ya"

Ciel akhirnya pergi kekantin sendirian, hingga bertemu sebastian

"Kok sendirian Ciel?" Sebastian yang penasaran bertanya.

"Tya tadi pergi duluan, mau bertemu seseorang katanya"

Sebastian ber'oh' sebagai ungkapan mengerti.

"Uwaaa!! Rame sekali. Tidak seperti biasa" ucap sebastian (dengan OOC-nya)

Ciel hanya mengangguk menyetujui ucapan sebastian.
Setelah mereka mengambil makanan mereka mencari tempat duduk tapi tidak dapat.

"Hey ciel disini!" Yang dipanggil menoleh, dan melihat orang yang sangat familiar, yaitu Tya. Ciel segera menarik sebastian dan duduk di dekat tya.

"Hey siapa disamping mu itu?" ciel bertanya kepada tya.

"Ah ini finnan dipanggil finny." Tya menunjuk finny "finny ini Ciel Phantomhive," Tya memperkenalkan Ciel pada Finny

"Senang bertemu dengan mu phantomhive" sapa finny sambil tersenyum, ciel pun membalas senyuman finny.

Setelah selesai makan mereka berempat pun keluar. Sesekali bercengkrama mengenai sekolah atau bagaimana sikap para guru guru

"Dia pacar mu Fujiama?" pertanyaan sebastian berhasil membuat Tya blushing seketika.

"A.. Apa maksudmu senior Michaelis?" tanya tya terbata bata

"Habis kalian terlihat dekat" Tya langsung membeku karena jawaban Sebastian.

"Hahaha.. Kau itu lucu sekali Michaelis, kau langsung tau kalau kita adalah kekasih" finny menjawab dengan santai, Tya langsung menyikut finny

"Waaah kau tak cerita ya tya kalau kau sudah punya kekasih~" ciel menggoda tya.

"A.. Ano Ciel kita baru jadian. Ta.. tadi saat aku pergi dengan terburu-buru, sebenarnya aku menemuinya" tya masih gugup dan binggung harus bagaimana.

"Kalau begitu aku tak perlu membayar coklat ya nanti malam~ karena kamu yang akan mentraktirku coklat~" ciel kembali menggoda tya

"Eits kau sudah janji jadi tetap kau harus membelikanku" Tya sudah kembali sepenuhnya. Terjadi perdebatan antara dua sahabat ini, membuat Finny dan Sebastian binggung pun langsung membuka suara.

"Perjanjian apa?" tanya finny dan sebastian bersamaan.

Tya menceritakan kejadian tadi secara detail dengan semangat mulai dari ciel menangis sampai ciel yang menjajikan coklat kepadanya, wajah sebastian mendadak suram dan gelisah, dan ciel menyadari perubahan itu.

Finny dan tya menghilang dari hadapan mereka. Ciel langsung menanyakan apa yang terjadi kepadanya.

"Hey kau kenapa?"

"Aku tak apa" sebastian masih dengan wajah muramnya.

"Haah~" ciel menghela nafas.

"aku tau kau berbohong-" ciel menggantungkan ucapannya "-mulutmu boleh berkata 'tidak' tapi wajah mu berkata 'ya', ada apa Sebas ceritalah padaku"

"Kalau aku cerita kau tak menjahui ku kan? Janji?"

"Iya aku janji"

"Saat Fujiama cerita kalau kau suka kepada seseorang hatiku sakit kau tau-" sebastian melirik kearah ciel "aku cemburu, aku tak ingin kau dimiliki oleh orang lain, aku mau kau hanya menjadi milikku seorang. Aku tau aku gila aku aneh, dan Aku tau ini egois tapi aku benar benar mencintai mu ciel. Aku tak mau kehilanganmu." Ciel tercekat dengan ucapan Sebastian.

TBC

Back To Love √Where stories live. Discover now