p

3.9K 700 16
                                    

21 februari 2016
09.56

¤¤¤

"Dek itu ada temennya didepan!" Teriak mama terdengar sampai kamar Lea. Lea berdecak dan langsung keluar kamar. Minggu pagi gini udah ada tamu aja, ganggu.

Saat dia sampai diruang tamu, dia membelalak mendapati Luke dan Arzay yang sudah duduk manis disana. What the?!

"Lo ngapain kerumah gue?" Tanya Lea tak jelas kepada siapa. Mungkin untuk keduanya.

"Ngerjain tugas ini lah." Luke menunjukkan barang bawaannya. Kanvas besar dan beberapa peralatan lukis lainnya.

"Dirumah gue gitu? Heh lo bahkan belom--"

"Gue line lo semalem tapi lo gabales. Yaudah akhirnya gue samperin kesini sekalian." Jelas Luke dengan entengnya. Tak mengerti dengan ekspresi Lea yang sudah kesal.

"Ayolah Le, lupain masalah kita dulu. Kita--" ucapan Arzay terpotong ketika Lea menyela dengan sedikit hentakan.

"Yaudah buruan kita ke belakang!" Ujar Lea galak.

¤¤¤

Muak. Lea tidak suka melihat pemandangan didepannya ini. Luke dan Arzay yang sok kompak mengerjakan tugas sialan. Kalau begini, Lea menyesal menolak ajakan Zayn yang mengajak dia bergabung dengan kelompoknya.

"Lea, gue numpang ke toilet ya?" Arzay berdiri setelah lukisannya hampir selesai.

"Hm." Lea hanya berdeham mengijinkan.

Tinggal Lea dan Luke berdua disini. Dan Lea benci ini.

"Le?" Panggil Luke. Lea sudah tau, pasti Luke akan memanfaatkan waktu itu untuk membicarakan hal yang tidak penting.

"Gue putus sama Arzay." Ungkap Luke tiba-tiba sukses membuat Lea menoleh. Calm, jangan seneng dulu le.

Lea masih diam saja.

"Lo tau ga Le? Gue bingung sama yang terjadi di diri gue sendiri. Gue bingung."

Hening.

"Kenapa--kenapa kalian putus?" Tanya Lea dengan susah payah pada akhirnya.

"Karena...gue mau kita kayak dulu. Gue mau lo, gue, sama Arzay bisa berhubungan baik lagi." ucap Luke serius. Menatap wajah Lea dengan intens.

"Gue--"

"Gue tau lo belom bisa maafin kita sepenuhnya. Tapi gue mohon banget sama lo, le. Gue sama Arzay bener-bener minta maaf." Luke memotong ucapan Lea dengan cepat.

Lea menunduk, membiarkan air yang entah sejak kapan tergenang, jatuh dari matanya. Luke menyadari itu, dia meraih Lea dan mengusap punggungnya.

"Gue...gatau Luke."

"Gue ngerti, makanya gue minta maaf sama lo." Ucap Luke lirih. Entah mengapa saat itu Lea mengangguk kecil. Dan anggukan kecil itu berdampak dahsyat bagi Luke yang menatap Lea tidak percaya.

"Lo maafin gue sama Arzay?" Tanya Luke memastikan.

Lea mengangguk kecil. Mungkin mereka harus memulai dari awal lagi. Berteman dengan murni, tanpa ada embel-embel perasaan sialan yang dinamakan cinta.

"Tapi jangan salahin gue kalo kita gak seasik dulu--" Lea mengusap matanya.

Belum sempat Luke menjawab, suara seseorang tiba-tiba terdengar.

"Loh? Kok Lea nangis?" Pekik Arzay tiba-tiba datang. Lea langsung menjauhkan tubuhnya dari Luke dan berdiri menghampiri Arzay.

"Arzay...sorry." ujarnya lirih.

Arzay balik menatap Lea, dan dia langsung tersenyum memeluk Lea.

"Lo maafin gue, Le?"

Lea mengangguk dalam pelukan Arzay. Arzay tersenyum senang, begitu juga Luke.

Masalah selesai.

Tapi masalah hati Lea, belum selesai.

¤¤¤

Hai.

pacarable | luke ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ