y - last

4.2K 643 112
                                    

26 maret 2016

¤¤¤

"Pulang sama siapa?" Lea yang sedang membereskan bukunya sedikit terlonjak begitu Luke muncul dengan tiba-tiba disampingnya. Duduk di kursi milik Arzaylea yang kebetulan hari ini tidak masuk sekolah karena sakit.

"Sendirilah. Kenapa?" Mau nganterin? Tanya Lea.

"Cabut dulu yuk?" Kata Luke.

"Kemana?"

"Ya..ada. Mau ga?"

"Kemana dulu nih? Ntar lo apa-apain gue lagi."

"Engga Le astagfirullah."

"Berdua doang?" Tanya Lea lagi.

"Iyalah. Yekali sekelas."

"Receh dasar bopung."

"Ayo ah. Keburu sore." Luke meraih tas Lea dan membawanya keluar kelas. Tak menghiraukan si pemilik yang mendengus sebal.

"Luke! Heh tai!" Lea mencekal lengan Luke dan merebut tas miliknya.

"Gue gamau ah males." Ujar Lea.

Luke menggeram. Pokoknya Lea harus mau. "Yailah Le. Ayodong. Bentaran doang sumpah gasampe malem." Ujar Luke memohon, dia meraih tangan Lea.

dasar kecoa amazon. Main pegang tangan aja. Jantung gue mendadak main trampolin nih hadue.

"Ya, Le? Please." Mohon Luke sekali lagi.

Lea yang emang daritadi gatel pengen ngomong mau, akhirnya mengangguk.

¤¤¤

"Tinggal ngomong mau ngajak main di dufan. Pake sok rahasia-rahasia segala." Lea terkekeh begitu tau mobil Luke mengarah ke dufan. Luke ikut tertawa.

Setelah selesai dengan semua pembayarannya, mereka berdua masuk dan Lea sangat terlihat senang.

Terakhir kali dia kesini, 6 bulan lalu. Bersama teman-teman SMPnya.

"Lo seneng kan, gue bawa kesini?" Tanya Luke yang berjalan agak di belakang Lea.

Lea menoleh dan tercengir. "Seneng dong! Makasi ya." Ujarnya.

Luke mengangguk. Yes, berhasil.

¤¤

"YES! Luke kalah!" Lea memekik senang sementara Luke memasang wajah sedihnya, walau sebenarnya didalam hati dia menahan senyum karena melihat Lea sebahagia ini.

"AYOOO!!!" Kemudian, Lea menarik Luke ke istana boneka, tempat yang daritadi dia debatkan dengan Luke.

"Malu gue, Le." Gumam Luke.

"Ish gapapa. Gue kan pas waktu itu kesini ga mampir ke istana boneka."

Luke mendengus dibuat-buat. Iya iya. Yang penting lo seneng gue mah rela. Dia merangkul Lea dan tangannya yang kokoh mantab jiwa itu mengusap rambut Lea.

Yak. Gue pengen mati rasanya diginiin sama Luke. Batin Lea.

¤¤

"Lo duduk sini ok? Gue ke toilet bentar." Lea mengangguki ucapan Luke. Dia duduk tak jauh dari wahana Ice Age yang baru saja dia masuki, dan menunggu Luke yang kebelet itu.

Awalnya selo, tapi sudah setengah jam lebih Luke belum kembali juga. Ngapain aja dia dikamar mandi?

"Luke tai ah. Untung sayang." Lea meraih ponselnya dan menghubungi Luke berkali-kali. Tapi tidak ada jawaban. Kemana sih itu makhluk indah?

pacarable | luke ✔Where stories live. Discover now