Last Chapter

18.6K 1.1K 135
                                    

Morgan~ 

Aku sedang duduk dalam ruangan yang gelap, samar-samar cahaya temaran terlihat dari jauh. Lalu suara langkah kaki yang lembut menuju ke arahku, tapi seluruh tubuhku tidak bisa bergerak sama sekali. Bau yang menyenangkan menyentuh indra penciumanku, seperti vanilla dan parfum chery, membuatku lapar. Langkah kaki itu semakin mendekatiku, sebuah siluet berdiri beberapa meter di depanku. Badanku seakan-akan bergerak sendiri menuju sebuah kotak seperti lemari di belakangku lalu membukanya, cahaya temaram berwarna kuning menyinari sekitarku, ternyata kulkas. Aku dapat melihat dapur Claire di sekelilingku, lalu tanganku meraih sebuah tombol radio lalu menekannya, sebuah lagu lembut mengalun darinya. Lalu aku membalikkan badanku, Claire dengan segala kecantikannya, mata hijaunya yang besar, rambut coklatnya yang terurai seperti tirai, gaunnya yang serasi dengan warna matanya, sedang tersenyum padaku. Aku melihat seorang malaikat. Ia mengulurkan tangannya padaku, "Kau menyuruhku memakai gaun, sedangkan kau sendiri masih mengenakan kaos?" Gerutunya padaku. Aku masih memandangnya, tanpa bisa menggerakkan badanku, seakan-akan aku sedang menonton film, sebuah film monolog Claire. Tiba-tiba Claire tertawa dalam pelukanku, suara jernih seperti musik mengalun lembut di telingaku. Suaranya membuatku tenang. 

"Kau akan mengajakku berdansa?" tanyanya dengan ragu-ragu sambil memandangku dengan mata besarnya. Aku tidak mendengar jawaban dari mulutku, tapi Claire tersenyum lebar padaku, lalu kami bergerak perlahan seiring dengan lagu yang sedang mengalun. Aku dapat merasakan rambutnya yang lembut, bau shampoo strawberry menguar dari rambutnya.  

"Yeah, tidak ada yang lebih romantis dibanding berdansa di dapur dengan lampu dari kulkas. Aku tidak tahu kau begitu romantis Morgan." Katanya dengan sarkasme. Ia memandangku dengan ekspresi lucu. Lalu kami melanjutkan dansa kami selama beberapa saat hingga tiba-tiba keadaan semakin lama semakin gelap, suara lagu yang mengalun semakin mengecil, aku berusaha memeluk Claire lebih erat namun tiba-tiba Ia sudah menghilang dari pelukanku. Rasa takut menyelubungiku begitu juga dengan kegelapan di sekitarku, aku tidak bisa melihat apa-apa. 

"Morgan!", suara Claire terdengar seperti berteriak di sebelah telingaku. 

Lalu sesuatu seperti menyentak tubuhku dengan keras semakin jauh dalam kegelapan. Rasa sakit menyerang setiap jengkal tubuhku, namun aku tidak bisa bergerak. Samar-samar aku mendengar suara di kejauhan, suara kedutan mesin, perlahan dan lambat. Kubuka kedua mataku yang berat, cahaya yang sangat terang membuat mataku tidak bisa melihat, kukerjapkan mataku beberapa kali hingga terbiasa oleh cahayanya. Bau cairan antiseptik yang tajam memenuhi indra penciumanku membuat hidungku berkerut. Hal pertama yang kulihat adalah putih... Apa aku sudah mati? Dimana Claire? Apa aku tadi bermimpi? 

Kucoba untuk menggerakkan tanganku, namun rasa sakit kembali menusuk seluruh tubuhku, aku mengerang kesakitan. Tenggorokanku terasa sakit dan... haus? Aku mengerang lagi, sebuah suara... beberapa suara mendengung di sekitarku, membuat kepalaku berdenyut sakit. Sedikit demi sedikit aku bisa menangkap kata-kata suara tersebut. 

"...Bisa ...Kau ...Oh ...dengar- ...Gan?" Aku mendengar suara Dane yang menjengkelkan, Dane juga mati? 

Aku menutup kedua mataku lagi berusaha memblokir suara-suara di sekitarku, kupusatkan pikiranku pada hal yang menyenangkan, Claire.  

Sesuatu menepuk tanganku, "Bangun, Morgan..." Aku mendengar suara Claire berbisik lembut di telingaku, seketika kubuka kedua mataku. Putih lagi, tapi kali ini aku bisa melihat garis-garis kotak besar. Lalu suara-suara mendengung itu kembali lagi. Kali ini aku tidak bisa kembali menutup mataku, kugerakkan sedikit kepalaku yang langsung membuat leherku sakit. Walaupun buram, tapi aku bisa melihat beberapa sosok di depanku, kusipitkan kedua mataku berusaha melihat lebih jelas. Salah satu dari mereka mendekat ke arahku, "Morgan?" suara Dane yang menjengkelkan seperti biasanya muncul. 

Claire de Lune (Valerina #1)Where stories live. Discover now