Part 9

1.7K 168 2
                                    

Adrina memasukkan tangannya ke kantong bajunya, matanya memandang kakinya dengan gelisah. Ia menghentak- hentakkan kakinya ke lantai dengan perasaan campur aduk.

Tiba- tiba ia merasa ada sesuatu di belakangnya. Lalu sebuah tangan memegang pundaknya. Ia menelan air ludahnya dengan susah payah. Saat ia membalikkan badannya, hantu yang membunuh mamanya sedang melihatnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

-Adrina-

Hantu itu lagi!

Ia datang!

Sial! Melihatnya saja sudah membuat tubuhku menegang seperti ini. Aku melihatnya dengan wajah ketakutan. Dan-aku yakin, pasti ia sangat senang melihatku ketakutan seperti ini, aku berusaha merubah ekspresiku sedatar mungkin, aku tidak tau itu berhasil atau tidak.

Hantu itu tersenyum sinis, tapi itu tidak menutupi ketampanannya.

Jangan terbuai oleh ketampanannya Adrina!

Dia hantu!

Lebih parah lagi, dia.. Yang membunuh mamaku!

Ingat itu Adrina!

Tubuhku tidak bisa digerakkan, bahkan menggerakkan bola mataku saja sangat susah. Apa mau dia lagi? Apa aku akan mati sekarang?

Dia bergerak sedikit, tubuhnya sekarang semakin dekat denganku, membuat diriku lebih ketakutan lagi.

"Wah.. Lihat ekspresimu itu! Membuatku semakin ingin membunuhmu sekarang," ucapnya yang membuatku mundur beberapa langkah, tapi ia juga semakin maju.

"Bersiaplah! Kau akan mati sekarang, mengikuti jejak wanita brengsek itu," ucapnya dengan penuh penekanan dan amarah saat menyebut 'wanita brengsek.' Itu membuatku marah!

"Berani- beraninya kau menyebut mamaku 'wanita brengsek'! Jaga omonganmu itu! Dia mamaku!" Ucapku marah, entah mendapat keberanian dari mana aku bisa membentaknya seperti ini.

Tapi dia malah tersenyum sinis. Itu membuatku semakin marah.

"Tentu dia mamamu, dan kau adalah anaknya. Aku tidak akan pernah melupakan itu, kau adalah anak dari 'wanita brengsek' itu. Jika aku melupakannya, aku tidak akan repot- repot untuk datang kesini Adrina."

Mataku sudah berkaca- kaca sekarang. Mengingat dia adalah pembunuh orang yang paling ku sayangi membuatku sangat membencinya. Ingin rasanya aku melenyapkannya dari muka bumi ini, tapi aku tidak mampu sama sekali. Malah aku yang akan dibunuhnya.

Dia menggerakkan tangannya. Aku terdiam. Sebuah cahaya hitam keluar dari tangannya. Cahaya hitam itu tepat mengenai tubuhku. Tubuhku tidak bisa bergerak karena terkena cahaya hitam itu.

Dan.. Sekarang ia akan lebih mudah membunuhku.

Aku bodoh! Kenapa aku tidak menghindar?

Sayapku? Oh.. Itu tidak berguna juga sekarang. Ini bukan di tempat terbuka dan juga tubuhku tidak bisa di gerakkan sekarang.

Matanya menatapku tajam seperti pisau, ia menaikkan alisnya. Tangannya terlipat di depan dada.

Oh-dia seperti berada di depan mangsanya yang dengan mudah ia lenyapkan. Ini membuat harga diriku menurun jauh.

Matanya mengeluarkan laser merah yang membuat tubuhku terjungkal ke belakang. Sakit, itu yang ku rasakan sekarang. Punggungku mengenai meja belajarku. Kemudian dia mengeluarkan laser lagi dari matanya, yang membuat tubuhku bergerak ke samping kanan menabrak dinding.

Sepertinya dia ingin menyiksaku terlebih dahulu sebelum benar- benar membunuhku. Apa dulu mamaku juga seperti ini? Aku benar- benar tidak terima ini semua.

Lalu ia mendekatkan dirinya kepadaku untuk yang kesekian kalinya. Dirinya benar- benar dekat denganku sekarang, membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya karena ketakutan. Aku benci mengakuinya!

Brakkk!!

Tangan kanannya menghantam dinding di belakangku, seketika dinding di belakangku hancur. Aku merasa sebentar lagi aku akan dimangsa hidup- hidup oleh makhluk buas.

Tangan kirinya mengeluarkan gumpalan- gumpalan seperti kapas berwarna biru, lalu gumpalan- gumpalan itu mendekati tubuhku. Nyeri... Sangat nyeri di seluruh tubuhku. Badanku menjadi sangat lemas.

Tangannya mendekat ke leherku, ia mencekikku. Okey- aku akan mati sebentar lagi. Air mataku sudah turun. Matanya berkilat jahat, di dalam matanya aku bisa melihat sebuah dendam yang besar. Entah apa yang dilakukan mamaku sampai hanyu ini bisa seperti ini, aku tidak tau.

Nafasku sudah pendek. Aku belum ingin mati. Aku masih ingin hidup di dunia ini. Aku ingin... Hidup.

Dammm!!!

Bunyinya sangat keras, seperti bunyi benda besar jatuh dari langit. Perlahan tapi pasti tangannya yang mencengkram leherku mengendur dan akhirnya terlepas.

Tubuhku merosot ke bawah. Mataku sudah di penuhi cairan bening dan perlahan- lahan jatuh ke bawah. Aku merasa diriku sangat lemah dan tak berdaya.

Aku melihat apa yang terjadi. Seorang laki- laki memakai jaket dan menutupi kepalanya dengan topi sedang beradu kekuatan dengan hantu tadi.

Kekuatan laki- laki berjaket itu juga sangat kuat. Jauh di atasku.. Itu kenyataan dan aku mengakuinya dengan berat hati. Tapi yang membuatku terkejut adalah... Laki- laki berjaket itu, aku mengenalnya. Dia.... Sean? Aku mengedipkan mataku berkali- kali, aku yakin itu Sean!

Sean sekarang sedang mengeluarkan kekuatannya. Gerakannya sangat lincah menghindari serangan balik hantu itu. Hantu itu juga berkali- kali mengeluarkan kekuatannya yang semacam tadi saat melakukannya dengan ku, tapi berbeda dengan Sean, ia bisa menghindarinya dan aku tidak.

Hantu itu terlihat sangat kesal. Mungkin ini pertama kali ia menemukan lawan yang sangat tangguh. Mungkin. Sampai pada akhirnya.. Sean mengeluarkan semacam jaring dari tangannya dan itu mengenai tubuh hantu itu. Hantu itu tidak bisa bergerak.. Persis seperti ku tadi.

Rasakan itu hantu jahat!

Tapi hantu itu dengan cepat membebaskan dirinya dari jaring dan.. Menghilang. Hantu itu menghilang?

Sekarang.. Di kamarku hanya ada aku dan Sean. Aku mendongakkan kepalaku untuk menatap mata laki- laki itu. Bibirnya membentuk senyuman yang manis.

Lagi- lagi dia membebaskanku dari hantu. Lagi- lagi aku berhutang budi padanya. Lagi- lagi dia berhasil melawan hantu, walaupun tadi tidak sepenuhnya menang. Bagaimana itu bisa terjadi? Siapa Sean sebenarnya? Aku benar- benar ragu dia bukan orang biasa.

"Siapa.. Kamu sebenarnya?" Kata- kata itu keluar begitu saja dari mulutku ini.

----
Aku harap part ini lebih bagus daripada sebelumnya.

Jangan lupa vote dan comentnya ya!

Pemburu Hantu [End]Where stories live. Discover now