Sunset

3.2K 101 12
                                    


Chapter 1

Sunset

Sinar matahari sore yang akan masuk ke dalam peraduannya terlihat begitu indah, membuat Kylie betah duduk berlama-lama di balkon kamarnya. Menghadap lurus ke depan, dia membiarkan wajahnya terkena sinar kemerah-merahan dari sang sumber energi utama kehidupan bumi. Dia begitu menikmati pemandangan, tidak rela jika moment itu terlewat begitu saja.

"Aku begitu amat sangat menyukaimu sunset. Seperti aku menyukai mereka. Hmmm ... Sedikit kuralat, aku lebih menyukai dia. Karena dia lah aku bisa berada di sini. Tapi sayang, dia sangat menyebalkan." sesaat, Kylie memejamkan matanya.

"Papa, Mama, aku merindukan kalian. Aku bahagia dan kuharap kalian berdua juga merasakan kebahagian yang sama di sana. Jangan mengkhawatirkanku, aku di sini makan dan tumbuh dengan baik." lanjutnya berucap dalam hati. Setelah itu ia pun membuka matanya.

"Menikmati sunset, huh! Dan lupa kalau lima belas menit lagi kamu harus sampai di tempat bimbel," ucap seorang pria dewasa yang tiba-tiba datang mengagetkannya.

Pria itu bersandar pada pinggiran balkon dengan tangan yang bersedekap, matanya menatap ke arah Kylie, menunggu jawabannya.

Mata Kylie mengerjap-ngerjap sebelum salah satu tangannya menepuk dahinya sendiri.

"Astaga! Aku lupa," ucapnya, "Nyle, tolong antar aku ... Please ..." mohonnya.

"No." Nyle menggelengkan kepalanya.

"Ais, Kamu sangat suka melihatku dimarahi Si Nenek Sihir itu kan? Dasar Nyle manusia besi, brengsek!" umpatnya.

Kylie pun langsung menutup mulutnya dan langsung berlari menjauhi Nyle. Menghindari jeweran di kuping karena umpatannya.

"Dynant, tolong aku!" teriaknya saat melihat Dynant baru keluar dari kamarnya, masih dengan tangan yang mengucek-ngucek mata. Kylie bersembunyi di balik punggung Dynant.

"Ada apa lagi?"

Kylie menunjuk ke arah Nyle yang sedang berjalan ke arahnya.

"Mulutku lepas kontrol, aku mengumpati Nyle."

"Hahaha .... Hahaha ... " Dynant malah tertawa.

"Kamu mengumpati Kakakku lagi, Kylie? Hahaha .... Hahaha .... Seumur-umur cuma kamu yang berani mengumpatinya."

"Kylie, kemari kau!"

Kylie menggelengkan kepalanya.

"Hei, Aku masih waras, bodoh! Ke situ berarti aku menyerahkan nyawa. Jadi, No! Big no!"

Nyle melotot tajam, Kylie mengumpatinya lagi, sedang Dynant kembali tertawa.

"Ini kenapa ribut-ribut, ganggu konsentrasiku saja. Padahal sebentar lagi aku pasti bisa mengalahkan Lorry." Justin pun ikut keluar dari ruang santai setelah mendengar keributan yang dibuat kedua kakaknya dan Kylie.

"Justin, jangan salahkan Aku. Salahkan Nyle, itu semua gara-gara dia." bela Kylie.

"Enak saja menyalahkanku. Ini semua gara-gara kamu, bocah!"

"Nyle!" giliran Kylie yang berteriak. Itu karena Kylie paling tidak suka dikatai bocah diumurnya yang sudah memasuki usia 18 tahun.

Nyle melihat ke arah pergelangan tangannya, dia lalu menyeringai menatap Kylie. "Your time is up, hopelly you happy meet Mrs. Madison," kata Nyle sebelum berlalu pergi.

"Hahaha .... Hahaha ... " dan kali ini giliran Justin yang tertawa karena sudah mengetahui penyebab pertengkaran Kylie dan Nyle, Kakak pertamanya.

Starting from SunsetWhere stories live. Discover now