The Surge of Passion

2K 54 22
                                    

Chapter 4

The Surge of Passion

Happy reading!

Sebelah tangan  Justin yang besar meraba Kylie dengan berani, jemari yang kuat terasa sangat jantan.

“Apa kamu akan  .... Lebih jauh  ....  Seperti di film yang kita tonton kemarin lusa?”

Justin menggigit daun telinga Kylie dengan cukup keras sehingga Kylie terpekik. “Kamu membuyarkan konsentrasiku.”

“Aku hanya gugup,” kata Kylie, bergerak mundur supaya bisa menempelkan telapak tangannya ke pipi Justin. “Dan aku belum pernah seintim ini bahkan dengan .... ”

Justin langsung membungkam mulutnya dengan ciuman, tak ingin Kylie meneruskan ucapan yang akan membuat dirinya sakit hati. Tangannya kembali menelusuri sisi tubuh Kylie. “Tetap saja aku ingin menjadikanmu milikku seutuhnya, hingga kamu kehilangan akal dan cuma memikirkan aku.”

Kylie terdiam beberapa detik. Saat ia bisa bicara, yang keluar adalah desahan.

Justin merasakan remasan di dadanya, sentuhan Kylie terasa nikmat. “Aku percobaan pertamamu?” tanya Kylie.

“Tepat,” jawabnya, ”dan untuk selamanya.” tambahnya.

Lidahnya menyusuri leher Kylie  ketika kedua tangan Justin digerakkan ke bawah, meremas bokongnya yang kencang. “Apakah ini serius?”

“Tentu saja,” jawab Justin ketika jemarinya sudah berhenti di tengah siksaan sensual itu. Ia mengangkat kaki Kylie yang tidak sakit, mengaitkan ke pinggangnya. Sebuah kecupan ditekankan ke denyut di lehernya.

Rasanya menyenangkan_terasa enak sehingga Kylie pasrah dan membiarkan Justin nencumbunya di sana.

“Oh,” erang Kylie saat Justin menekankan ibu jari ke titik tertentu yang tegang. Justin menempelkan tubuhnya ke tubuh  Kylie, lengannya memeluk pinggangnya. “Just,” panggil Kylie, ”cium aku.”

Justin menciumnya dengan kasar dan panas. Kylie merangkulkan tangan ke lehernya ketika tangan  Justin mengelus bagian samping dadanya. Tubuh Kylie gemetar saking nikmatnya.

Menyudahi, Justin mengarahkan tangan Kylie menuju bagian tubuh yang panjang dan tegang itu. Setiap belaian tangannya_di situ, seolah terbakar oleh dahaga yang tidak bisa dipuaskan.

Justin menanggalkan kaos Kylie. “Apa kamu takut?”

Kylie tidak menjawab, sedikit gemetar, gugup yang berlebihan. Ia pun mengulurkan tangan ke belakang untuk dikaitkan ke rambut tebal Justin yang halus.

Sebelum Kylie sempat mempersiapkan diri, Justin sudah mengulum dadanya. Kemudian dia menciumnya lagi. Mereka berciuman dengan liar, penuh dengan hasrat. Dan yang utama rasa posesif liar milik Justin.

“Jangan menyesal.” Justin memainkan bagian atas celana dalamnya.

Kylie membutuhkan waktu selama dua detik untuk bisa bernafas dan menjawab. “Tidak akan.”

Justin tersenyum ringan, tangannya sudah menurunkan celana dalam Kylie.

Ketika Kylie sudah telanjang bulat, ia mengulurkan tangan untuk mengelus dada Justin yang sedikit berbulu. “Kylie.” Peringatan parau. “Aku mau yang lebih dari ini.”

“Aku siap.” katanya, saat hawa panas tiba-tiba menjalar di tengah-tengah pahanya.

Senyum yang sangat samar tersungging di bibir Justin, salah satu tangannya menuju ke bagian perutnya untuk melingkari pusarnya. “Oh,” desah Kylie.

Starting from SunsetWhere stories live. Discover now