FREAK

12.3K 1.1K 22
                                    

"Aaahhhhhh.... akhirnya...."
Yoora membanting badannya ke sandaran bangkunya.

Bel pulang baru saja berbunyi, Minji berpamitan kepada Yoora untuk pulang lebih dulu, sedangkan Yoora masih dalam posisinya.

Yoora kembali menatap gedung yang tadi pagi ia tatap, ia yakin ada orang disana, tapi siapa?

Ruang kelas sudah kosong, membuat Yoora semakin betah melamun. Ia masih duduk dan hatinya masih bertanya-tanya.

Kreekk....

Suara pintu.

Mata Yoora mendelik aneh.

Seorang Park Jimin sedang berdiri di samping meja guru sambil bertengger dengan tangan kirinya yang 'lumayan'.

Jimin melempar senyum kepada Yoora, semanis yang ia bisa, tapi tampaknya Yoora tak tertarik dengan senyum manis yang diidamkan seluruh yeoja di sekolah ini.

'Sedang apa dia?'

Yoora mengernyit.

"Yak!! Sedang apa kau?"
Yoora menatap Jimin aneh.

Jimin terkekeh.

"Annyeong Jung Yoora..."

Jimin melambaikan tangannya, ia kembali tersenyum hingga matanya tenggelam, sekarang lebih terlihat seperti 'garis'.

Yoora diam.

"Gadis manis, bukankah jika ada yang menyapamu, kau harus membalasnya?"

Jimin mengelus dagunya, lalu berjalan mendekati Yoora.

Jimin duduk di hadapan Yoora, Yoora menarik bangkunya menjauh.

"Yaa, santai saja haha..."

"Kau mabuk?"
Tanya Yoora sambil menaikkan alisnya.

Jimin berhenti tertawa.

"Memangnya kau mengendus bau alkohol?" Tanya Jimin.

Yoora mengangkat bahunya.

"Baiklah, jika kau tidak mabuk, aku akan mengganti pertanyaannya."

"Kau gila??"

Jimin menatap Yoora dan tertawa lepas.

"Ya, aku gila karena mu."
Katanya berbisik.

'Heol, dia benar-benar tidak waras'

Yoora mengernyit.

"Ayolah Jung Yoora, tak ada wanita yang sanggup menolak pesonaku. Aku tampan, kaya, keren dan aahhhh.... apa la--?"

"Sudah kubilang, aku lebih suka lelaki tinggi."
Balas Yoora dengan wajah datar.

"Ah, tinggi? Hhmm.. Setidaknya, aku sedikit lebih tinggi dari mu, selebihnya, aku cukup perfect."

Jimin masih tersenyum dan Yoora merasa geli.

Melihat tingkah Jimin, Yoora bangkit dari bangkunya, menghampiri Jimin di depannya.

Yoora menangkup pipi Jimin lalu membungkukkan badan nya.

Jimin memasang pose absurd, seperti orang hendak dicium.

Wajah mereka berdekatan, lalu Yoora berbisik.

"Listen, tuan Park Jimin."

Jimin tersenyum, membuat Yoora ingin mencakar wajahnya.

"Kau tertarik padaku?"

Jimin mengangguk pelan.

"Kau ingin menungguku?"

Jimin kembali mengangguk, ia terlihat seperti seekor puppy yang sedang dimainkan oleh majikannya.

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang