ROSE

9.1K 909 57
                                    

Dddrrrtttt..... dddrrtttt.....

"Aaiisshhh-- siapa pagi-pagi begini menelpon?"

Keluh Yoora yang baru saja terbangun karna HP nya yang bergetar.

"Aauuw-- aigo, badanku sakit sekali...."

Yoora perlahan bangkit sambil memijat leher dan kepalanya kemudian meraih HP nya.

Minji menelpon.

"Yeobose--"

"Yoora-ya, mianhae Yoora!! Aku sudah mendengar ceritanya dari Taehyung. Kau tidak masuk hari ini jadi aku bertanya padanya. Mianhae membiarkan mu pulang sendirian, mianhae Yoora-ya, pulang sekolah nanti aku akan ke rumah menengok mu."

Belum sempat Yoora menyelesaikan kata pertamanya, Minji sudah memotong dan berkicau tanpa tanda baca. Suaranya terdengar bergetar dan sedikit terisak.

Yoora menarik nafas dan tersenyum kecil.

"Aiiii kau ini sudah seperti halmeoni ku saja, bicaramu sudah seperti kereta haha.. Tenanglah, aku baik-baik saja. Ini bukan salahmu, lagi pula ini jam belajar, mengapa kau menelponku? Apa kau bolos?"

"Aniya, tidak ada guru yang masuk. Yasudah, nanti pulang sekolah aku akan menengokmu."

"Oh iya, sedari tadi Jimin menanyakan mu terus."
Sambungnya.

"Jangan katakan apa-apa, bilang saja tidak tau."

"Mmm.. ara, sudah ya.. bye..."

Tuuttt... tuutt...

Yoora melirik jam dinding di atas meja riasnya.

"Sudah jam 8."
Katanya.

Yoora bangkit mencuci mukanya lalu turun ke dapur.

"Euung? Apa ini?"

Sebuah sticky note tertempel di pintu kulkasnya.

'Kau sudah bangun? Pasti sudah:) Saat aku kesini tadi pagi, kau masih tidur. Ada bubur abalone di atas meja makan, makanlah, tapi mungkin sudah dingin, hangatkan dulu jika perlu.

-Taehyung-'

Yoora tersenyum tipis membaca sticky note biru yang kini ada di tangannya lalu berbalik dan mencari keberadaan si bubur abalone.

Yoora memegang semangkuk besar bubur abalone di hadapannya.

"Masih hangat kok."
Katanya.

Lalu ia memakannya sampai habis.

Sepertinya beberapa hari kedepan, Yoora harus makan bubur, karna bibirnya masih luka dan tidak bisa membukanya lebar-lebar apalagi mengunyah makanan yang teksturnya kasar.

Setelah makan Yoora naik lagi ke kamarnya dan memutuskan untuk mandi.

...

Ditatapnya cermin besar di dalam kamar mandinya yang merefleksikan setengah bagian dari badan Yoora.

Yoora memandang wajahnya yang ungu lebam, sesekali air matanya mengalir namun tersamarkan oleh pancuran dari shower.

Tapi ada saat dimana Yoora tersenyum, saat dimana Yoora mengingat Taehyung malam itu.
Taehyung yang benar-benar hebat, Taehyung yang lembut dan penyayang.

Yoora terlena dalam lamunannya.

Beberapa saat kemudian ia mengusap wajahnya.

"Apa yang kau pikirkan Jung Yoora?"

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang